Mohon tunggu...
Politik Pilihan

Herman Deru Bangun Budaya Politik yang Apik

3 Oktober 2016   17:29 Diperbarui: 3 Oktober 2016   17:45 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aroma pertarungan menjelang pemilihan pemimpin Sumatera Selatan di ajang Pilgub serentak 2018 mulai menghangat. Walaupun terhitung masih cukup lama, namun sudah banyak tokoh bermunculan untuk bertarung dalam perhelatan politik lima tahunan kedepan. Bahkan ada beberapa tokoh yang secara terang-terangan mendeklarasikan diri. Ini menjadi salah satu kabar baik perkembangan demokrasi kita. Sebab dengan semakin banyak tokoh yang muncul untuk bertarung semakin menunjukkan proses demokrasi yang lebih terbuka dan mapan.

Namun, yang tidak boleh dilupakan dan harus dicatat ialah ongkos politik yang harus dikeluarkan oleh para calon, semakin banyak yang maju semakin banyak anggaran yang dikeluarkan. Bahkan tidak sedikit para calon yang terjerat kasus korupsi karena menggunakan uang APBD sebagai modal pencalonan.

Sehingga untuk mengurangi kemungkinan kemungkinan itu, para calon selain menyesuaikan ongkos politik yang dimiliki lebih diperlukan ialah mempersiapkan strategi dalam bertarung. Mengatur strategi untuk mengambil suara sebanyak-banyaknya dari masyarakat. Berbicara strategi politik salah satu hal tidak bisa lepas dari peta masyakat. Masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan, baik Agama Suku maupun kelas sosial.   

Kita dapat belajar dari beberapa cara salah satu Tokoh Sumsel sekaligus calon Gubernur Sumatra Selatan 2018 Herman Deru, caranya dalam memasarkan diri atau dalam bahasa politik kekinian memaparkan gagasan untuk Sumsel lima tahun kedepan. Herman Deru dianggap sebagai tokoh Sumsel dapat mempengaruhi masyarakat hampir semua golongan. Ia dianggap mampu masuk dan bisa menerima masukan dari berbagai golongan baik elit samapai “rakyat biasa”. Golongan Anak muda, Akademisi, Aktivis, Tokoh Adat dan Agama, Seniman, Budayawan, Elit Politik, Media samapai dengan Media Sosial.

Herman Deru yang juga Tokoh Sumsel dengan kecakapan berkomunikasi dapat masuk ke semua golongan sebagai budaya politik yang bersih dan tidak anti pati dengan kritikan dan masukan. Pilitik yang dibangun Herman Deru dengan dasar silaturahmi akan lebih santun dan dapat dikenang masayarakat tanpa harus mengeluarkan ongkos yang besar. Budaya Politik yang tidak melulu dari atas ke bawah namun saling melengkapi untuk membangun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun