Salah satu hal terpenting dalam proses pembelajaran yaitu seorang pendidik mampu membangkitkan motivasi peserta didik untuk belajar. Selama proses pembelajaran itu berlangsung, interaksi antara pendidik dengan peserta didik tidak akan pernah lepas. Hal ini dikarenakan keduanya memiliki keterkaitan yang saling berhubungan, jadi antara yang satu dengan lainnya saling membutuhkan.
Berkaitan dengan interaksi, maka peran sosial guru dalam pendidikan begitu penting. Di samping guru sebagai makhluk sosial, guru juga tidak lepas dari sosial, masyarakat, dan lingkungan sekitarnya. Dalam lingkungan pendidikan guru juga ikut berperan sebagai sosok teladan yang dapat dijadikan suri teladan atau cerminan bagi peserta didik ataupun lingkungan sekitarnya. Oleh karena itulah, mengapa seorang guru harus memiliki sikap, kepribadian, serta akhlak yang mulia. Seorang guru yang dijadikan cerminan maka apapun yang dilakukan guru baik itu tindakan atupun perkataannya akan selalu menjadi sorotan bagi peserta didik ataupun orang lain disekitarnya termasuk masyarakat.
A. Peranan Sosial Guru dalam Pendidikan Islam
Selain sebagai seorang pendidik atau pengajar yang berperan untuk meningkatkan kecerdasan intelektual (pengetahuan) peserta didik, seorang guru juga mempunyai peranan lainnya. Yakni ia bertanggung jawab untuk meningkatkan kecerdasan intelektual religious (keagamaan, spiritual) dan sosial peserta didik. Dengan begitu, nantinya peserta didik akan terbentuk dengan sikap dan akhlak yang baik. Walaupun pada aspek spiritual atau keagaaman, yang memilki peran utama disini ialah guru Pendidikan Agama Islam (PAI), namun akan lebih sempurna lagi jika semua guru pelajaran lain juga mengajarkan akhlak serta sikap sosial yang baik kepada peserta didik. Dalam lingkup pendidikan keagamaan (spiritual) diberikan untuk membentuk akhlak yang mulia. Maka pada aspek sosial peserta didik dibentuk agar memiliki moral sehingga ketika anak berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya ia dapat bersikap dan bertingkah laku dengan baik sesuai dengan aturan yang berlaku.
Guru tidak hanya sekedar memberikan pengajaran berupa ilmu pengetahuan saja. Namun, guru juga bertugas memberikan pendidikan moral serta melatih dan mendidik peserta didik agar dalam bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan ajaran agama dan aturan sosial yang berlaku. Pembentukan moral didukung pengetahuan tentang keislaman. Seperti yang terjadi pada saat ini, banyak hal-hal menyimpang yang dapat mempengaruhi perilaku anak bangsa. Maka pendidikan agama inilah yang bisa menjadi faktor penyelamat anak bangsa baik itu anak-anak, remaja, bahkan dewasa dari pengaruh buruk budaya asing yang bertentangan dengan budaya islam.
Pendidikan dalam pandangan islam mengutamakan pendidikan keimanan, dimana telah dibuktikan dalam sejarah jika pendidikan kurang memperhatikan pendidikan keimanan akan menghasilkan lulusan yang kurang baik akhlaknya.Â
Minusnya akhlak akan berbahaya bagi kehidupan baik dalam masyarakat, berbangsa, dan bernegara. Karena dalam menghadapi kehidupan yang semakin lama ini akan penuh dengan berbagai tantangan di masa depan, hal ini butuh iman yang kuat.
 Oleh karena itu, dalam membentuk generasi anak bangsa yang memiliki moral serta akhlak yang baik perlu seorang guru atau pendidik yang berakhlak baik juga. Maka guru perlu menumbuhkan kembali pendidikan islam di sekolah-sekolah baik formal maupun informal.
Pada umumnya guru dalam pandangan masyarakat merupakan sosok panutan yang perlu dicontoh dan merupakan teladan (role model) dalam kehidupan sehari-hari. Terutama sosok guru Pendidikan Agama Islam (PAI) yang merupakan tokoh sosial yang diberi tugas serta bertanggung jawab dalam membina dan membimbing peserta didik bahkan masyarakat ke arah norma yang berlaku.Â
Agar penyelenggara proses belajar mengajar berjalan dengan efektif, kompetensi sosial bagi guru PAI dapat membantu menghubungkan interaksi dengan masyarakat sekitarnya. Hal tersebut secara tidak langsung membuat hubungan sekolah dengan masyarakat akan berjalan dengan lancar sehingga apabila ada orang tua/wali peserta didik dan atau masyarakat memilki keperluan yang berkaitan dengan masalah peserta didik maka mereka tidak sulit menghubunginya (guru).
B. Peran Pendidik pada Lembaga Pendidikan Islam
Dalam lembaga pendidikan merupakan tempat proses pembentukan anak dalam mengembangkan potensi-potensi yang ia miliki. Lembaga pendidikan memiliki peranan yang sangat strategis sebagai pusat kegiatan pendidikan dalam mengembangkan potensi anak sebagai individu, sosial, susila, dan religius. Dimana lembaga pendidik merupakan sebuah wadah yang berupaya untuk mentransfer, membentuk, dan mengarahkan anak didik pada masa depan yang cerah. Dan pada lembaga pendidikan ini membutuhkan seorang pendidik, dan pendidik bisa diwakili oleh orang tua, guru, ataupun masyarakat. Yang mana dalam hal ini lembaga pendidik terbagi menjadi tiga bagian, yakni (1) lembaga pendidikan keluarga, (2) lembaga pendidikan sekolah, (3) lembaga pendidikan masyarakat.
Berikut merupakan penjelasan tentang tiga lembaga pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan nasional.
1. Lembaga pendidikan keluarga
 Keluarga merupakan tempat pertama anak mendapatkan pendidikan, lembaga pendidikan keluarga ini sifatnya informal dan kodrati. Pendidik dalam lembaga ini ialah ayah dan ibu, dan anak sebagai si terdidik. Dasar-dasar perkembangan anak diberikan dulu dalam lingkungan keluarga agar anak dapat berkembang dengan baik. Peletakan dasar utama dalam keluarga yaitu pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Karena bisa dikatakan dalam pendidikan keluarga inilah penentu perkembangan individu selanjutnya.
Dari kebiasaan baik yang terbentuk dalam lingkungan keluarga akan menciptakan sebuah suasana yang baik pula dalam lingkungan disekitarnya. Orang tua sebagai pendidik harus tahu kapan waktunya anak itu butuh diperhatikan, dikagumi, dipuji, atau disapa dengan lemah lembut. Dan sebagai makhluk sosial, anggota keluarga juga perlu dibekali dan berhak mendapatkan bimbingan cara berinteraksi dalam keluarga dan antar keluarga. Maka dari interaksi inilah yang kemudian mereka memperoleh pengalaman-pengalaman baru dan berharga yang bisa mempengaruhi perkembangan anak.
Maka dapat disimpulkan untuk menciptakan dan membentuk manusia yang cerdas dan berkualitas, peran orang tua sebagai pendidik dalam lingkungan keluarga memiliki peran dan fungsi yang strategis. Karena dari keluargalah pengalaman pertama yang anak peroleh (masa kanak-kanak), memenuhi kebutuhan emosi anak (kasih sayang dan cinta), menanamkan dasar pendidikan moral, memberikan dasar pendidikan sosial, dan yang terpenting ialah peletakan dasar-dasar keagamaan.
2. Lembaga pendidikan sekolah
Lembaga pendidikan kedua setelah keluarga yakni sekolah yang memilki tugas dan tanggung jawab untuk membantu peran dalam lingkungan keluarga dalam mendidik dan mengajar serta memperbaiki dan memperluasan wawasan dan tingkah laku anak didik. Jasa yang diberikan sekolah dalam mencerdaskan anak bangsa sungguh tak ternilai. Bentuk jasanya diantara lain yaitu sebagai berikut.
- Sekolah menjalankan tugas mendidik dan mengajar anak didik, serta tempat untuk memperbaiki tingkah laku si anak didik yang dibawa dari lingkungan keluarga.
- Sekolah mendidik dan mengajarkan anak didik agar menjadi pribadi yang memilki aturan tata krama (aturan) atau disebut dengan susila.
- Sekolah mendidik dan mengajarkan anak didik supaya mereka dapat menerima dan mencintai kebudayaan bangsa.
- Melalui bidang pengajaran, sekolah dapat membantu anak didik mengembangkan kemampuan intelektual dan keterampilan kerja, sehingga nantinya anak didik memiliki keahlian bekerja serta mampu membangun bangsa dan negaranya ke arah yang lebih baik lagi.
3. Lembaga pendidikan masyarakat
Lembaga pendidikan ketiga ini mempunyai efek besar dalam perkembangan pribadi seseorang. Masyarakat sendiri merupakan sekumpulan orang yang menempati suatu daerah, dimana mereka diikat oleh pengalaman-pengalaman yang sama, memilki sesuatu yang bersesuaian, mereka sadar akan kesatuan, dan dapat bertindak bersama (kerja sama) untuk mencukupi krisis kehidupannya. Dengan begitu masyarakat dapat berpartisipasi dalam membantu pemerintah dalam usaha mencerdaskan anak bangsa. Berikut ini beberapa ciri-ciri mengenai lembaga pendidikan masyarakat yakni :
- Sengaja diselenggarakan di luar sekolah.
- Peserta umumnya mereka yang tidak bersekolah atau drop out (dikeluarkan).
- Program pendidikan dengan jangka waktu pendek dan tidak mengenal jenjang.
- Peserta tidak perlu homogen.
- Terdapat waktu belajar, metode formal, dan juga evaluasi yang sistematis.
- Materi atau isi pendidikannya bersifat praktis dan khusus.
- Ditekankan punya keterampilan kerja sebagai jawaban terhadap kebutuhan meningkatkan taraf hidup.
Dengan demikian penjelasan dari ketiga lembaga pendidikan memilki kaitan tanggung jawab demi tercapainya tujuan pendidikan nasional. Dari lembaga keluarga dimana pendidik (orang tua) menanamkan dasar-dasar untuk perkembangan anak sebagai makhluk individu, sosial, susila, dan religious. Lalu masuk dalam lembaga sekolah disana tempat untuk mengembangkan potensi-potensi dasar yang telah dimilki anak dalam mengembangkan kecerdasan intelektual. Dan selanjutnya pada lembaga pendidikan masyarakat dimana yang menjadi pendidik ialah masyarakat, ditempat inilah pengoptimalan perkembangan aktualisasi diri setiap individu.
Selain itu, juga terdapat peran lembaga pendidikan islam diantara yaitu, (1) aspek pendidikan (padagogis). Berperan penting dalam peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas dan melahirkan kader-kader pemimpin bangsa yang memilki wawasan yang luas serta memilki sifat nasionalisme. (2) aspek moral-spiritual, dimana pada pendidikan islam membina peserta didik menjadi hamba yang suka beribadah kepada Allah. (Ihsan: 2003). Disini pendidik mengajarkan tentang nilai-nilai kejujuran, kerendahan hati, kesederhanaan dan nilai-nilai keluhuran kemanusiaan. (3) aspek sosio-kultural, lembaga pendidikan islam memberikan pengaruh yang signifikan terhadap corak dan karakter masyarakat.
C. Peran Guru dalam Masyarakat
Dalam pandangan masyarakat tentang guru, contoh pada guru Pendidikan Agama Islam (PAI) yang telah melakukan tindakan yang tidak pantas, menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang berlaku di masyarakat, serta menyimpang dari apa yang diharapkan masyarakat, maka sudah dipastikan guru tersebut mendapatkan komentar buruk dari masyarakat. Lalu pada kasus kenakalan remaja yang banyak terjadi saat ini, terkadang hal tersebut membuat gurulah yang harus bertanggung jawab atas kejadian itu. Padahal, sebenarnya kenakalan remaja itu bisa dari banyak faktor bukan hanya dari guru saja. Hal ini menunjukkan guru PAI bukan lagi dilihat sebagai pengajar di kelas saja, namun darinya diharapkan mampu tampil sebagai pendidik yang bukan hanya terhadap siswa di kelas tetapi juga pendidik dalam lingkungan masyarakat yang sebisa mungkin untuk memberikan role model yang baik terhadap masyarakat.
Ternyata kedudukan guru itu tidak hanya terbatas oleh dinding kelas saja, sebenarnya kedudukan guru lebih luas lagi bahkan sampai melawati batas lingkungan sekolah, lalu berada di antara masyarakat sekitarnya. Oleh sebab itu, guru harus memiliki kompetensi seperti dapat berkomunikasi serta berinteraksi dengan masyarakat, mampu bergaul dan melayani masyarakat dengan baik, mampu mendorong dan meningkatkan kreativitas masyarakat. Menjadi seorang guru harus mampu menjaga emosi dan sikap yang kurang baik, memilki rasa tanggung jawab sosial sebagai seorang guru. Guru juga harus memilki kesempatan yang banyak dalam melibatkan dirinya pada kegiatan di luar lingkungan sekolah. Hal ini diperlukan karena wilayah kedudukan guru tidak hanya sebatas tembok kelas saja, ia juga diharapkan mampu bekerja sama dalam mengelola pendidikan lainnya di lingkungan masyarakat. Dan penjabaran dari kompetensi-kompetensi di atas merupakan bekal bagi calon guru dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya baik di lapangan ataupun di lingkungan sekolah.
D. Peran Guru sebagai Bentuk Profesi
Suatu profesi menujukkan jika orang itu lebih mementingkan layanan kemanusiaan dibandingkan dengan kepentingan pribadi.
- Masyarakat mengakui profesi itu punya status yang tinggi.
- Praktik profesi itu didasarkan pada suatu penguasaan pengetahuan yang khusus.
- Profesi selalu ditantang supaya orangnya mempunyai keaktifan intelektual.
- Hak untuk memiliki standar kualifikasi profesional ditetapkan dan dijamin oleh kelompok organisasi profesi.
Guru dikatakan profesional jika ia telah memiliki kualitas terbaik. Dan untuk melaksanakan tugasnya guru perlu menguasai kompetensi yang dimilikinya. Kata profesional sendiri berasal dari kata profesi yang berarti sebagai suatu pekerjaan yang memerlukan pendidikan lanjut. Berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam dunia pendidikan bisa digunakan sebagai perangkat dasar untuk diimplementasikan dalam berbagai kegiatan yang bermanfaat.
Guru berperan sebagai inspiratif yang artinya guru sebagai seseorang yang menginspirasi. Guru membuat peserta didik dapat berbuat atau melakukan sesuatu. Guru juga penolong bagi peserta didik agar mereka dapat menolong dirinya sendiri. Guru menumbuhkan suatu upaya yang dapat membuat peserta didik termotivasi agar nantinya peserta didik dapat mengaktualisasikan dirinya. Intinya jika seorang guru mampu menciptakan suasana belajar yang membuat peserta didik merasa diperlakukan sebagai seseorang (manusia) maka perlahan jati diri dari peserta didik akan terbentuk.
Guru dibentuk bukan hanya untuk memiliki keterampilan teknik saja, namun guru lebih diarahkan agar memiliki kiat-kiat dalam mendidik serta memiliki sikap yang profesional. Dengan begitu, calon guru belajar untuk mendapatkan pengalaman sekurang-kurangnya satu tahun agar mereka memiliki peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan kelengkapan profesional yang yang matang sebelum terjun langsung dalam dunia mengajar.
Faktor yang utama dan dominan dalam pendidikan ialah seorang guru. Pada umumnya dalam pendidikan formal guru sering dijadikan tokoh panutan atau suri teladan bagi peserta didik. Dengan begitu, guru diharuskan untuk memiliki sikap perilaku yang baik serta memadai untuk mengembangkan peserta didiknya secara utuh. Untuk melaksanakan tugasnya dengan baik yang sesuai dengan profesi yang dimilikinya guru perlu menguasai kompetensi yang dimilikinya.
Selain itu guru juga harus memahami peserta didik yang dibimbingnya karena karekter peserta didik antara yang satu dengan lainnya itu berbeda-beda. Sebab, perkembangan ilmu dan juga teknologi yang semakin lama akan semakin berkembang, tidak menutup kemungkinan dampak yang dihasilkan akan berpengaruh pada peserta didik. Dimana dampaknya bisa berpengaruh terhadap nilai-nilai dan budaya masyarakat Indonesia yang pengaruhnya sangat mempengaruhi gambaran lulusan dari suatu sekolah atau instansi. Oleh sebab itu, untuk kedepannya guru yang profesional diharapkan mampu mengantisipasi perkembangan keadaan dan tuntutan masyarakat di masa yang akan datang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H