Mohon tunggu...
Renata Martatiana
Renata Martatiana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogykarta Angkatan 2020

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kilas Balik Perjalanan Jurnalisme di Indonesia

26 September 2022   00:04 Diperbarui: 26 September 2022   12:15 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Dokumen Pribadi

Perkembangan jurnalisme di Indonesia ini diawali dengan hadirnya teknologi informasi berbasis internet yang membawa banyak dampak bagi kehidupan masyarakat sebagai masyarakat informasi. Adanya perkembangan tersebut tentu dimanfaatkan berbagai media untuk menyebarluaskan informasi ke khalayak luas. Media yang terus berkembang memanfaatkan platform-platform didalamnya sebagai media penyebarluasan informasi online.

Hal ini menyebabkan pertumbuhan media online terus mengalami peningkatan  setiap harinya. Selain itu, informasi yang tadinya disajikan secara konvensional, saat ini informasi  dapat disusun secara lebih menarik serta inovatif melalui media online. Menurut data Dewan Pers Indonesia, pada tahun 2019 terdapat sekitar 47.000 media online, namun yang terverifikasi baru mencapai 2.700 media online (Hidayat, 2019).


Perjalanan kegiatan jurnalisme hingga saat ini tentu mengalami berbagai proses yang ada. Jurnalisme di Indonesia mengalami perkembangan dari jurnalisme konvensional menjadi jurnalisme berbasis internet atau jurnalisme online.


Perjalanan Jurnalisme di Indonesia


Seperti yang telah disampaikan di atas, munculnya jurnalisme ini diawali dengan adanya teknologi internet yang terus berkembang dengan seiring berjalannya waktu. Kegiatan jurnalisme atau jurnalistik ini dimulai dengan media konvensional, di mana surat kabar atau majalah yang menjadi media dalam menyampaikan sebuah informasi atau berita. PT Rahajasa Media Internet menjadi salah pelopor jasa internet di Indonesia. PT Rahajasa Media ini membantu surat kabar Republika dalam menyusun konten yang ada.

Hadirnya Republika ini sebagai penanda era perubahan dari media konvensional ke media digital. Kecanggihan yang dihadirkan oleh internet ini pun juga membawa inovasi baru dalam menyusun berita atau informasi. Informasi yang biasa hanya tertuang dalam bentuk tulisan, kini telah berkembang dalam berbagai bentuk seperti, foto, video, infografis, dan semacamnya.

Media online ini diresmikan oleh Presiden kedua yang bertujuan agar berita Indonesia dapat dibaca oleh masyarakat mancanegara. Kemudian, pada tahun 1995, kompas mulai meluncurkan portal berita online yang kini dikenal dengan kompas.com. 

Portal berita online terus bermunculan setiap saatnya. Tempo.co mulai meluncurkan majalah interaktifnya pada tahun 1996. Konten interaktif yang dimiliki oleh portal berita tempo.co ini kemudian menjadi contoh media-media online lainnya untuk mengikuti konsep interaktif yang ada.

Diawal tahun 2000, munculah kompasiana.com yang memiliki genre User Generated content. Kemunculan kompasiana.com dengan genre user generated content ini menjadi alasan hadirnya YahooNews serta media online lainnya bermunculan pada tahun 2010 hingga tahun 2016.

Dengan adanya perkembangan jurnalisme seluruh berita atau informasi dapat tersimpan dengan rapi serta memudahkan pembaca untuk menemukan informasi pada periode kapan saja. Perubahan media konvensional ke media digital ini jelas menyediakan ruang penyimpanan informasi secara lebih ringkas dan teratur. Selain itu, perubahan perjalanan dari kegiatan jurnalisme dapat dilihat dari peran jurnalis dalam merangkai sebuah berita atau informasi (Widodo, 2019).

Adanya transformasi ini memperkaya topik pembahasan serta menumbuhkan inovasi-inovasi baru. Jurnalisme versi online yang kini tak hanya berupa teks dan gambar terlihat lebih menarik karena adanya kolaborasi antara teks, foto, video, bahkan audiovisual. Perkembangan serta perubahan jurnalisme dari tahun ke tahun ini tentu tak melupakan etika-etika yang ada dalam kegiatan jurnalistik.

Namun, tak dipungkiri bahwa perubahan tersebut tak hanya membawa dampak baik saja. Jurnalisme online tentu memiliki beberapa kekurangan dalam menyampaikan suatu pesan. Musman dan Mulyadi (2017) menyebutkan bahwa jurnalisme online ini kurang mendalam dan akurat, memungkinkan terjadi penulisan, berpotensi menyebabkan cybercrime, tingginya angka plagiarisme di media online.

Infografis Perjalanan Jurnalisme di Indonesia

Sumber: Dokumen Pribadi
Sumber: Dokumen Pribadi

Versi Audio Tap Here 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun