Mohon tunggu...
Renata Martatiana
Renata Martatiana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogykarta Angkatan 2020

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Yuk Kenali Bahasa Gaul Era 90-an!

3 November 2021   17:18 Diperbarui: 3 November 2021   18:39 3362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti yang kita tahu, bahasa merupakan hal yang paling utama dan penting saat kita berkomunikasi dengan orang lain. Namun, dengan seiring berjalannya waktu, bahasa yang digunakan dalam masyarakat terkadang mengalami perubahan yang unik di setiap zamannya. 

Bahasa yang mulai menjadi terkenal, fenomenal, serta digunakan oleh banyak kawula muda pada zamannya dapat kita sebut sebagai bahasa gaul atau bahasa slang.  Istilah dari “bahasa gaul” atau “slang” ini mulai hadir pada era 80-an yang dibentuk oleh para remaja sebagai sarana komunikasi. 

Sarana komunikasi tersebut diperlukan pada kalangan remaja untuk menyampaikan hal-hal yang dianggap tertutup bagi kelompok usia lain atau agar pihak lain tidak mengetahui apa yang sedang dibicarakan. (Putriana,E., 2017, h. 70)

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

Untuk membuktikan bagaimana penggunaan  kata-kata slang pada zaman dahulu, saya memutuskan untuk melakukan wawancara kecil terkait bahasa gaul dan kata-kata slang yang hits pada zamannya. Seorang Ibu berusia 48 tahun sebagai narasumber pertama saya, ia bercerita bahwa ia bukan termasuk kedalam “remaja gaul” di zamannya. 

Namun, ia berkata bahwa pada saat ia remaja kalimat “loe gue end” sangat fenomenal dan banyak remaja yang sering menggunakan kalimat tersebut. Kemudian juga terdapat bahasa gaul yang berupa singkatan seperti “EGP” yang berarti “emang gue pikirin”, dan yang terakhir yaitu “au ah gelap”.

Nah, narasumber saya yang selanjutnya memiliki pengalaman berkomunikasi menggunakan bahasa gaul yang unik. Beliau seorang wanita berusia 45 tahun yang di masa mudanya ia berkomunikasi dengan teman-temannya menggunakan bahasa “f”. 

Contoh penggunaan bahasa “f” ini seperti misalnya, “aku mau makan” menjadi “afakufu mafaufu mafakafan”. Menurut saya, tren bahasa “f” ini cukup lama bertahan dan mungkin masih dipakai oleh beberapa anak muda saat ini. Zaman saya SMP, teman-teman saya masih menggunakan bahasa “f” ini untuk membicarakan sesuatu hal yang orang lain tidak tahu dan bersifat rahasia.

Kemudian, saya juga mendapatkan informasi terkait bahasa gaul atau bahasa slang dari narasumber ketiga saya yang merupakan seorang wanita berusia 50 tahun. 

Beliau menyebutkan beberapa kata yang sering digunakan di masa mudanya seperti “yahud”, “hebring”, “asoy”, “cembokur”, “jayus”, dan masih banyak lagi. “Yahud” yang memiliki arti bagus, “hebring” berarti heboh, “asoy” berarti asik atau seru, “cembokur” berarti cemburu, sedangkan “jayus” berarti nggak lucu.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

Bahasa Gaul dulu vs sekarang 

Setelah kita kulik lebih dalam lagi terkait bahasa gaul zaman dulu, ternyata terdapat banyak sekali kata-kata yang unik dan menarik yang dipakai oleh anak muda tahun 90-an. Terdapat beberapa bahasa gaul yang mereka gunakan yang rata-rata berbeda dengan kata gaul yang banyak digunakan pada era saat ini. 

Bahasa gaul yang sering dipakai oleh anak muda jaman sekarang misalnya seperti “baper” , “mager” ,”kuy”, “anjay”, “sabeb”, dan lain-lain. Dalam penggunaan bahasa gaul, terdapat persamaan antara bahasa gaul zaman dulu dengan sekarang. Mereka sama-sama menggabungkan dua suku kata menjadi satu dan juga membalik-balik kata.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

Jadi, menurut saya penggunaan bahasa gaul atau bahasa slang di setiap zamannya memiliki keunikan masing-masing. Penggunaan bahasa gaul akan terdengar lebih seru dan asik pada saat digunakan di waktu serta lingkungan yang cocok. 

Tak dapat dipungkiri, terkadang remaja menggunakan bahasa-bahasa tersebut di tempat yang tidak semestinya. Kecerobohan seperti itu dapat menimbulkan konflik karena mungkin terjadi kesalahpahaman karena komunikasi yang terjalin kurang efektif. Jadi, buat kalian yang suka menggunakan bahasa-bahasa gaul, jangan lupa lihat situasi dan kondisi ya !  

Referensi :

Putriana, E. (2017). Penggunaan Bahasa Gaul dalam Meningkatkan Keakraban pada Pergaulan di Kalangan Mahasiswa Sosiologi angkatan 2013 FISIP Universitas Tadulako. Jurnal Online Kinesik. 4(1). 67-80.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun