Mohon tunggu...
Renata Krisnanti
Renata Krisnanti Mohon Tunggu... -

Lahir dan besar di Jambi. Calon insan Public Relations. Mengisi waktu mudanya berkontribusi untuk Indonesia dan dunia melalui AIESEC. Memiliki berbagai macam hobi. Mencintai yang namanya belajar.

Selanjutnya

Tutup

Money

Hubungan Antara Rokok dan Pampers

4 Juli 2016   16:19 Diperbarui: 4 Juli 2016   18:22 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Merokok dapat menyebabkan serangan jantung, impotensi, gangguan kehamilan dan janin. Yang itu artinya adalah semakin banyak perokok, semakin banyak impotensi/kemandulan terjadi. Semakin banyak impotensi/kemandulan, semakin berkurang angka kelahiran. Penurunan angka kelahiran menyebabkan berkurangnya  jumlah bayi dan hal tersebut menyebabkan berkurangnya pembelian pampers. Atau dapat disimpulkan, peningkatan pembelian rokok sama dengan penurunan penjualan pampers.

Jawaban tersebut benar juga, tak bisa disangkal, namun sangat amat futuristik dan pada akhirnya menjadi kurang tepat.

Lalu apa hubungan keduanya?

Baru-baru ini, sebuah toko menemukan bahwa sebagian besar dari perempuan yang berada pada usia 25-40 tahun yang berbelanja pampers sering juga berbelanja rokok. Temuan ini didapatkan setelah mencocokkan angka penjualan pampers dan rokok yang sama-sama tinggi. Data tersebut hanya sebatas data, sampai seorang pengamat mengolah data tersebut dalam pikirannya. Dari data tersebut, pengamat berhipotesa bahwa suami barangkali sering menitip dibelikan rokok oleh istrinya yang berbelanja pampers. Dengan begitu dapat ditarik kesimpulan bahwa pampers dibeli bersamaan dengan rokok

Lalu hasil apa yang bisa didapatkan dari temuan ini? Rak pampers dan rokok bisa didekatkan, atau digunakan cara membeli produk A gratis produk B. Semuanya terjadi berdasarkan survei angka penjualan, produk apa yang mendekati produk apa. Betapa kepiawaian mengolah data menjadi penting untuk dimiliki saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun