Mohon tunggu...
renata Delfani
renata Delfani Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Membaca sebuah buku

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perkembangan Metode Just In Time Hingga Saat Ini

29 Oktober 2022   12:35 Diperbarui: 29 Oktober 2022   12:45 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

A. Sistem Just In Time adalah suatu sistem produksi dimana perusahaan berproduksi jika ada permintaan, dalam artian tiap operasi hanya memproduksi apa yang diperlukan untuk memenuhi permintaan operasi selanjutnya dengan tujuan untuk meminimalkan biaya produksi yaitu dengan menggunakan sumberdaya, fasilitas, dan peralatan seminimum mungkin sehingga persediaan dapat dihilangkan dan produksi dapat berjalan seefisien mungkin.

B. Konsep Dasar Just In Time Konsep dasar Just In Time adalah sistem produksi Toyota, yaitu suatu metode untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan akibat adanya gangguan dan perubahan permintaan, dengan cara membuat 7 semua proses dapat menghasilkan produk yang diperlukan, pada waktu yang diperlukan dan dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan. Dalam sistem pengendalian produksi yang biasa, syarat di atas dapat dipenuhi dengan mengeluarkan berbagai jadwal produksi pada semua proses, baik itu pada proses manufaktur suku cadang maupun pada lini rakit akhir. 

Proses manufaktur suku cadang menghasilkan suku cadang yang sesuai dengan jadwal dengan menggunakan sistem dorong. Artinya, proses sebelumnya memasok suku cadang pada proses berikutnya. Sebaliknya dalam sistem produksi Toyota bersifat revolusioner, dalam arti proses berikutnya akan mengambil suku cadang dari proses sebelumnya. Metode ini dikenal sebagai sistem tarik. Tiap proses yang memproduksi suku cadang mengambil bahan atau suku cadang yang diperlukan dan jumlah yang diperlukan pada waktu yang diperlukan. Kemudian proses sebelumnya memproduksi suku cadang yang diambil oleh proses berikutnya. Tiap proses yang memproduksi suku cadang mengambil bahan atau suku cadang yang diperlukan pada proses sebelumnya, begitu seterusnya. 

C.Sejarah dan Latar Belakang Timbulnya sistem Just In Time Produksi Sistem produksi Just In Time pertama kali muncul di Negara Jepang. 

Pada tahun 1940-an perekonomian Jepang mulai melemah. Dimana Jepang hanya mengandalkan pada dana dan fasilitas dari pemerintah. Pada saat itu Amerika sangat berjaya di dunia internasional. Menurut Taiichi Ohno apabila Jepang tidak mampu bersaing dengan Amerika, maka industri Jepang tidak akan mampu bertahan. 

Apabila dengan adanya krisis minyak pada tahun 1973 yang diikuti dengan resesi, telah mempengaruhi pemerintah, bisnis dunia 10 internasional menyebabkan tingkat pertumbuhan ekonomi Negara Jepang merosot tajam hingga pada tingkat pertumbuhan nol sehingga perusahaan-perusahaan banyak yang mengalami kerugian. Akan tetapi, terdapat satu perusahaan yang tidak terlalu terpengaruh dengan krisis ini. Perusahaan tersebut adalah Toyota. 

Laba yang dihasilkan oleh perusahaan Toyota meskipun mengalami penurunan, namun pendapatan yang dihasilkannya selalu lebih besar dibandingkan dengan perusahaan lain. Hal tersebut menyebabkan banyak orang ingin mengetahui dan mempelajari sistem produksi yang diterapkan oleh Toyota. Selanjutnya muncul konsep Just In Time yang merupakan bagian dari sistem produksi Toyota yang pertama kali diperkenalkan oleh Taiichi Ohno. 

Konsep Just In Time ini timbul karena Taiichi Ohno merasa proses produksi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan Jepang sebelumnya banyak menimbulkan pemborosan (Ohno, 1995:1- 2). Perusahaan-perusahaan di Jepang kemudian banyak yang mengikuti proses produksi Toyota dengan memanfaatkan kemampuan pemasok bahan baku, menyerahkan pesanan mereka tepat pada saat dibutuhkan sehinggatidak perlu lagi menimbun bahan baku maupun suku cadang dalam jumlah besar. Pada saat itu produsen-produsen bahan baku memang berlebihan sehingga dapat memenuhi kebutuhan 11 secara Just In Time. Konsep atau sistemproduksi inilah yang kemudian dikenal dengan konsep atau sistem produksi Just In Time. 

D.Ide dasar just in time sangat sederhana yaitu produksi bila hanya ada permintaan (pull sistem) atau dengan kata lain hanya memproduksi sesuatu yang di minta dan hanya sebesar kuantitas yang diminta. 

E.Tujuan Just In Time Menurut Tjahjono (2002:48), pada dasarnya Just In Time mempunyai enam tujuan, yaitu: 

*Mengintegrasikan dan mengoptimumkan setiap langkah dalam proses manufacturing. Untuk menuju sistem yang benar, mesinmesin yang terisolasi dan berdiri sendiri harus diupayakan pengintegrasiannya ke dalam aliran jalur produksi. 

*Menghasilkan produk berkualitas sesuai dengan keinginan pelanggan. 

*Menurunkan biaya pengolahan secara terus-menerus. Sasaran utama Just In Time adalah eliminasi semua aktivitas tidak bernilai tambah. 

*Menghasilkan produk hanya berdasarkan permintaan pelanggan. Pemanufakturan Just In Time merupakan sistem tarikan permintaan (pull sistem), yaitu dengan memproduksi sejumlah produk yang sesuai dengan jumlah produk yang dibutuhkan oleh pelanggan. 

*Mengembangkan dan mempertahankan fleksibilitas manufacturing. Fleksibilitas merupakan pasar yang menghendaki 12 perusahaan mampu menghasilkan produk dan jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang selalu berubah. 

*Mempertahankan komitmen tinggi untuk bekerja sama dengan pemasok. Perusahaan perlu membangun hubungan kerjasama dengan pemasok. Hal ini sangat membantu perusahaan dalam pemenuhan kualitas, kuantitas dan harga bahan baku yang dibeli, juga pengiriman bahan baku yang tepat waktu. 

F. Manfaat Penerapan Sistem Just In Time Produksi Tjiptono dan Diana (1995:307) menyebutkan beberapa manfaat yang dapat diperoleh perusahaan yang menerapkan sistem Just In Time dalam sistem produksinya, yaitu: 

*Mengurangi biaya tenaga kerja langsung dan tidak langsung sebagai akibat adanya penghapusan kegiatan seperti penyimpanan persediaan.

*Mengurangi ruangan atau gudang untuk tempat penyimpanan. 

*Mengurangi waktu set up dan penundaan jadwal produksi. 

*Mengurangi pemborosan barang rusak dan barang cacat.

*Mengurangi lead time. 

*Penggunaan fasilitas dan mesin secara lebih baik. 

*Menciptakan hubungan yang baik dengan pemasok. 

*Layout pabrik yang lebih baik. 

*Integrasi dan komunikasi yang lebih baik di antara fungsi-fungsi, seperti pemasaran, pembelian dan produksi. 

*Pengendalian kualitas dan proses. 

G. Untuk strategi implementasi just in time mengharus kan adanya perubahan tanggung jawab dari masing masing departemen atau fungsi dalam industri dengan ber fokus pada perbaikan terus menerus pada aspek kualitas,biaya dan jadwal.

H. Sedangkan untuk perkembangan metode just in time saat ini khusus nya di indonesia sudah ada beberapa perusahaan yang menerapkan metode just in time contoh nya perusahaan toyota astra motor dan astra honda motor.

I.Akan tetapi untuk sistem just in time ini masi sangat sulit di terapkan di beberapa perusahaan manufaktur yang beropasi di indonesia yang di sebabkan oleh faktor insfrastuktur yang kurang memadainya..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun