Mohon tunggu...
Politik

Jangan Sampai Politik Membuat Kisruh

16 November 2016   22:31 Diperbarui: 16 November 2016   22:58 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Negara kita Indonesia adalah negara yang memiliki suku, agama, dan budaya yang sangat beragam. Keberagaman ini indah, namun sayangnya tidak semua orang dapat menerima keberagaman. Beberapa puluh tahun yang lalu, bangsa Indonesia hidup rukun, aman, damai, dan tenteram. Namun tiba-tiba kerukunan beragama kembali terusik akibat faktor politik. Sebagai contoh kasus Ahok.

Hal ini dapat kita lihat pada kasus Ahok yang sedang panas akhir-akhir ini. Ia di tuduh melakukan penistaan agama. Sedangkan ‘image’ penistaan agama tersebut muncul dari sebuah video editan. Sedangkan pembuat video editan itu sudah mengakui perbuatannya. Tapi mengapa ia masih diserang oleh banyak pihak? Ini karena ia terlahir dengan WNI keturunan, serta menganut agama minoritas pula. Banyak orang benci padanya karena suku dan agama Ahok berbeda dengan dirinya. Memangnya salah bila seseorang terlahir sebagai manusia bersuku minoritas? Kita kan tidak pernah minta dilahirkan sebagai WNI asli ataupun WNI keturunan. Semua itu Tuhan yang beri. Tapi lihatlah pada kasus Ahok, ia sudah melakukan banyak hal baik untuk Jakarta selama ia menjabat menjadi gubernur. 

Apabila Ahok bukan seorang WNI keturunan, apakah ia akan dihujat seheboh ini? Ia telah bertindak tegas menghabisi para koruptor di Birokrasi Pemprov DKI. Bahkan ia juga telah membangun masjid-masjid, memberangkatkan marbut masjid untuk umroh, dan masih banyak lagi yang dilakukannya untuk rakyat tanpa memandang suku dan agamanya. Namun semua hal-hal baik tersebut seolah langsung tertutup oleh tuduhan atas penistaan agama terhadap dirinya. Tuduhan yang jelas dibuat-buat, hanya untuk mempersulit proses pencalonannya menjadi gubernur. 

Tuduhan yang dibuat-buat, agar calon lainnya dapat melenggang dengan mudahnya untuk menjadi gubernur. Kalau sudah begini, kerukunan agama terusik karena faktor politik. Lihatlah betapa jahatnya orang-orang kalau sudah berurusan dengan politik. Mereka selalu berusaha menyikat lawan-lawannya yang berseberangan. Sepertinya sangat sulit untuk bersaing secara sehat. Bukan politiknya yang jahat, bila politiknya dijalankan sesuai aturan, fair, politik itu baik. Namun politik itu jadi jelek karena oknumnya yang tidak benar. Kalau sudah berurusan dengan politik, orang bisa mendadak kehilangan akal sehat. Sebaik apapun calonnya, lawan beserta pendukung lawannya tetap akan mencari keburukannya dan berusaha menjatuhkannya dengan cara sekeji apapun.

Oleh karena itu, kita sebagai generasi muda, jangan mudah terhasut. Kita harus dapat membedakan mana yang ditunggangi oleh politik dan mana yang tidak. Masalah yang telah ada, sudah jangan dicampuri lagi, kita serahkan pada lembaga yang berwenang menyelidiki. Marilah kita bersatu walaupun kita berbeda suku, agama, dan budaya. NKRI HARGA MATI!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun