Dalam metode penelitian geografi terdapat beberapa bagian yang harus diperhatikan diantaranya yaitu, metode dan teknik pengumpulan data. Berikut penjelasannya.
A. JENIS-JENIS DATA
   Data memegang peranan penting dalam penelitian yaitu sebagai alat pembuktian hipotesis serta pencapaian tujuan penelitian. Selanjutnya, data dapat digolongkan sebagai berikut.
1. Bedasarkan Sifatnya
  Jika dilihat berdasarkan sifat, data dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu, data kuantitatif dan data kualitatif.
  Data Kuantitatif adalah data yang bersifat angka. Data ini bisa berupa angka-angka atau data kualitatif yang ditransformasikan menjadi angka, dengan kata lain pemberian kode data kualitatif sesuai dengan jenjangnya.
  Data Kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kalimat atau uraian. Data berbentuk kalimat atau uraian banyak digunakan dalam penelitian selain pada data kuantitatif. Data kualitatif memiliki peranan untuk menjelaskan suatu masalah secara deskriptif.
2. Berdasarkan Sumbernya
   Pembagian data berdasarkan sumbernya dapat digolongkan menjadi data primer dan data sekunder.
   Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden atau objek yang diteliti, atau berhubungan langsung dengan yang diteliti. Untuk mendukung tujuan dan membuktikan hipotesis yang telah digariskan dalam penelitian data primer berperan penting dalam hal tersebut.
   Data Sekunder merupakan data yang dikumpulkan terlebih dahulu dan dilaporkan oleh orang atau instansi di luar diri peneliti sendiri, walaupun data yang dikumpulkan adalah data yang asli. Data sekunder dapat dikumpulkan dari instansi-instansi perpustakaan.
B. CARA DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA
1. Observasi
a. Pengertian dan Jenis Observasi
   Observasi adalah cara atau teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan sistematis terhadap gejala atau fenomena pada objek penelitian. Observasi dibagi menjadi dua, yaitu observasi langsung dan observasi tidak langsung.
   Observasi langsung adalah observasi terhadap objek di tempat kejadian berlangsungnya peristiwa sehingga observer berada bersama objek yang diteliti. Artinya, peneliti yang mengadakan observasi langsung turut ambil bagian bersama objek yang diteliti.
   Observasi tidak langsung adalah pengamatan objek yang diteliti dilakukan tidak pada saat berlangsungnya peristiwa. Pengamatan ini dapat dilakukan melalui film, slide, foto, pencatatan suatu alat perekam atau recorder, foto udara, foto satelit, dan sebagainya.
b. Petunjuk dalam Melakukan Observasi
   Dalam melakukan observasi perhatikan petunjuk-petunjuk berikut.
1) Peroleh terlebih dahulu pengetahuan tentang objek yang akan diobservasi.
2) Arahkan pengamatan pada pencapaian tujuan dan pembuktian hipotesis.
3) Gunakan ceklist untuk hal-hal yang akan diobservasi.
4) Observasi diadakan secermat dan sekritis mungkin.
5) Tentukan kategori pencatatan gejala atau fenomena yang akan diamati.
6) Catat setiap gejala secara terpisah.
7) Gunakan teknik observasi yang terkontrol dengan menggunakan standar tertentu.
8) Buat dokumentasi menggunakan alat pencatat atau perekam.
9) Catat semua gejala, fenomena, maupun fakta yang diobservasi.
c. Cara Melakukan Observasi
   Terdapat tiga cara melakukan observasi, yaitu partisipasi, sistematis, dan eksperimen.
   Observasi secara partisipasi adalah cara pengamatan observer dengan ikut mengambil bagian dalam kehidupan objek yamg akan diobservasi. Peneliti dapat memperoleh data objektif yang didapat dengan cara tersebut.
   Selain observasi partisipasi, pengamatan dapat dilakukan dengan cara observasi nonpartisipasi. Artinya, observer tidak ikut dalam kehidupan objek yang akan diobservasi.
   Observasi secra sistematis atau bisa juga disebut observasi berstruktur, yakni observasi dilakukan dengan menyusun secara sistematis unsur-unsur utama yang akan diobservasi terlebih dahulu.
   Observasi secara eksperimen merupakan pengamatan yang dapat mengungkapkan pengaruh kondisi atau faktor  terhadap pengaruh gejala yang relatif murni. Pada situasi yang akan diamati perlu dilakukan usaha pengendalian unsur-unsur yang dilakukan dalam observasi ini.
d. Alat ObservasiÂ
1) Catatan AnekdotÂ
   Catatan anekdot adalah catatan suatu gejala atau peristiwa sesuai urutan.
2) Catatan BerkalaÂ
   Untuk mengetahui munculnya suatu  peristiwa atau gejala maka membutuhkan pencatatan berkala. Pencatatan gejala ini hanya dilakukan pada waktu tertentu yang sudah ditetapkan.
3) checklistÂ
   Daftar cek adalah suatu daftar berisi nama objek atau fenomena-fenomena yang akan diamati. Hal ini sangat membantu peneliti untuk mengingat atau mengetahui hal-hal yang perlu diamati di lapangan.
4) Peralatan MekanikÂ
   Peralatan mekanik diperlukan untuk menunjang pengumpulan data di lapangan pada penelitian Geografi Fisik maupun Geografi Sosial.
e. Keuntungan ObservasiÂ
1) Alat langsung yang digunakan untuk meneliti bermacam-macam gejala.
2) Memungkinkan pencatatan serempak pada suatu gejala.
3) Pelaksanaan lebih mudah.
f. Kelemahan ObservasiÂ
1) Banyak kejadian yang tidak dapat diamati secra langsung.
2) Jika observee tahu bahwa dia diamati, mungkin dapat memberi keterangan yang tidak sebenarnya.
3) Kejadian yang timbul tidak dapat diramalkan secara tepat, seperti kejadian banjir.
4) Observasi akan terganggu jika peristiwa tak terduga terjadi, seperti terjadinya hujan deras.
5) Tidak semua kejadian dapat diamati tepat pada waktunya.
g. Peta dan Foto Udara
  Peta dan foto udara diperlukan untuk pengamatan dan pengecekan objek-objek tertentu di lapangan dalam penelitian Geografi Fisik dan Geografi Sosial. Peta dan foto udara sangat diperlukan oleh peneliti untuk mengecek berbagai objek yang bersangkut paut dengan penelitian.
2. Wawancara
a. Arti Wawancara
   Wawancara merupakan penumpulan data dengan cara tanya jawab yang dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian. Selalu ada dua pihak dalam wawancara yang masing-masing mempunyai kedudukan yang berlainan. Pihak yang satu berkedudukan sebagai peminta informasi dan pihak lainnya sebagai pemberi informasi. Dalam wawancara pengetahuan, keterampilan, dan kecepatan berpikir sangat diperlukan untuk menilai kesesuaian jawaban satu dan jawaban lainnya.
b. Jenis Wawancara
1) Wawancara berstruktur.
2) Wawancara tidak berstrukur.
3) Kombinasi wawancara berstruktur dan tidak berstruktur.
c. Pelaksanaan Wawancara
1) Tempat dan waktu wawancara.
2) Proses wawancara.
3. Angket
a. Pengertian
   Angket (kuesioner) adalah usaha pengumpulan informasi dengan menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis oleh responden. Responden adalah orang yang memberikan jawaban atas pertanyaan yang dimuat dalam angket. Berbeda dengan wawancara, responden tidak berhubungan langsung dengan peneliti dalam pengisian angket.
b. Jenis Angket
1) Angket tertutup.
2) Angket terbuka.
3) Kombinasi angket tertutup dan terbuka.
c. Petunjuk Pembuatan Pertanyaan Angket
1) Hendaknya pertanyaan diarahkan pada masalah tujuan penelitian, dan pembuktian hipotesis.
2) Kata-kata yang digunakan harus jelas, dan mudah dimengerti oleh semua responden.Â
3) Hindari pertanyaan yang memiliki  arti lebih dari satu pengertian.
4) Pertanyaan harus dapat dijawab oleh responden.
5) Pertanyaan harus bersifat netral dan objektif.Â
d. Bentuk Pertanyaan dalam Angket
1) Bentuk daftar cek.
2) Bentuk benar salah.
3) Bentuk skala.
4) Bentuk pilihan berganda.
5) Bentuk terbuka.
6) Bentuk pengisian.
e. Tes Pendahuluan (Pretest) Angket
   Tes pendahuluan ini merupakan uji coba yang diperlukan guna menyempurnakan angket. Hal tersebut dimaksudkan untuk beberapa hal berikut.
1) Menghilangkan pertanyaan yang tidak relevan.
2) Menambah atau mengurangi kata yang dianggap kurang jelas.
3) Menegvaluasi pertanyaan apakah mudah dimengerti oleh responden atau tidak.
4) Menentukan urutan pertanyaan perlu diubah atau tidak.
5) Pertanyaan sensitif atau kasar dapat diperlemah.
6) Mengetahui lamanya pengisian angket.
4. Pengumpulan Data Sekunder
    Data sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung dari subjek atau objek yang diteliti. Untuk mendukung informasi yang dari data primer yang dikumpulkan oleh peneliti maka dapat menggunakan data sekunder sebagai pelengkap. Data sekunder yang berasal dari instansi biasanya sudah disajikan dalam bentuk tabulasi sesuai dengan kebutuhan instansi yang bersangkutan.
5. Pengumpulan Data dengan Pengindraan Jauh
   Untuk memperoleh data, dapat dilakukan dengan cara berikut.
a. Manual
   Pengumpulan data secara manusia dilakukan melalui foto udara, yakni dengan melakukan interpretasi secara manual. Penggunannya dapat5digunakan untuk beberapa keperluan seperti perencaan jalan, perencaan irigasi, perencaan pemukiman, pembuatan peta topografi, dan sebagainya.
b. Elektronik
   Cara elektronik dapat dilakukan dengan cara manual atau numerik. Cara elektronik ini memiliki kelebihan karena menggunakan spekrtum elektromagnetik, yang dalam membedakan karakterisitik spektoral memiliki kemampuan yang lebih besar dan lebih pasti.