Kedua contoh tadi bisa saja menjadi reflektif sekaligus contoh yang terlalu spekulasi bagi kita. Bisa saja kita melihat dan mengamati lebih dekat dengan lingkungan sosial kita. Apakah ketika kita menyindir atau memarahi orang lain membuang sampah sembarangan lebih karena kita ingin bandaran selokan lancar agar tidak terjadi penyumbatan yang bisa mengakibatkan banjir, atau karena kita ingin terlihat bersih ? terlihat care ? Atau bisa jadi kita sering mungkin memberikan nasehat baik seperti : Hormati orang tuamu, jangan mudah emosi, berbicaralah yang sopan, jangan mencuri, jangan sex bebas, bekerjalah dengan jujur, jangan selingkuh, jangan nakal, hargai pendapat orang lain, pegang komitmen kepada sahabat, bapak, ibu , kekasih, abang, kakak, adik, saudara, kita agar kita terlihat bijaksana? Mungkin juga agar kita terlihat tidak melakukan hal tersebut. Padahal bisa saja nasehat baik itu belum kita perbuat. Tidak ada kesimpulan yang memuaskan dari tulisan ini. Apalagi ini lebih menitik beratkan pada karakter pribadi. Dan karakter ini tidak bisa terlihat dan di jamah secara fisik. Ini lebih mengenai perbuatan moral individu. Nah, tidak salahkan, kalau saya menulis judul diatas dengan user ?
Catatan : Budi adalah alat batin yang merupakan paduan akal dan perasaan untuk menimbang baik dan buruk.
Kata User karena dalam dunia TI ( tekhnologi informasi) user di sebut dengan pemula.
Immanuel Kant lahir di Konigsberg di Prussia pada tahun 1724—1804. Ia adalah professor logika dan metafisika. Salah satu judul karya tulisannya yang terkenal adalah Critique of Pure Reason (1781).
Dahulu ketika sekolah menengah atas, saya ingat Kant sering di sebut-sebut dalam pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
· · ·
Tulis komentar...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H