Mohon tunggu...
RENARD BERY
RENARD BERY Mohon Tunggu... -

Perbuater, volunteer,writer,,\\r\nFOLLOW TWITTER @RenardBery

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Segelas Susu Coklat atau Kopi Hitam Pekat II?

11 April 2012   15:29 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:45 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau sudah “menjadi” tentu kita tinggal mengamati,                 menilai, menimbang, siapa yang kita yakini berhak menjadi bagian dari kehidupan kita. Cari dan Uji, itu yang memastikan karakter.

●Mempersiapkan memasak air panas

Mempersiapkan air panas tidaklah terlalu sulit, bila kita sudah memastikan perlengkapan dalam sajian kopi. Artinya dalam hal hubungan kita sudah siap dalam komitment. Hal yang di sukai dan hal yang di hindari. Di tahap ini ini kita sudah terbiasa berbicara tujuan hubungan. “aroma mimpi” masa depan ikatan hubungan. Hal-hal yang di restui bersama.

●Menakar kopi dengan gula

Disini kita harus lebih ekstra wise. Lebih menggunakan rasa. Lebih memenuhinya dengan perbuatan yang melampaui pikiran. Tapi, bukan berarti tidak berpikir. Ini lebih mengenai, ketika kita mengalami suatu perbedaan prinsip, kita harus lebih tenang. Menyelesaikan masalah menggunakan daya ungkit nurani. Hati, kasih, kelembutan bahasa perbuatannya.

●Menyeduhnya dengan air panas sambil menikmati aroma “the first”

Tibalah pada saat yang paling di nanti. Ketika saya sudah dalam level ini, kenikmatan kopi sudah terasa membaur dalam aroma yang berserakan ke semesta perlintasan udara.

Begitu pula dalam hubungan istimewa yang beraroma membahagiakan. Dalam tangga ini, kita sudah mulai bisa tahu kearah kompas mana hubungan. Kita sudah mulai sadar, siapa kita, dan siapa dia ketika menyelesaikan konflik. Kita juga mulai memahami fungsi komitmen yang bakal kita penuhi dengan aroma cangkir perbuatan tulus. Mulia dalam bahasa agamanya.

●Memastikan selera kopi detik itu juga

Ini sebenarnya tidak terlalu penting lagi. Tapi hal ini perlu di maknai sebagai suasana. Kreatifitas hubungan. Biasanya dalama suasana dingin, kopi yang saya buat cenderung lebih pahit. Jadi, dalam hubungan, ini hanya  perihal masalah remeh-temeh— pelengkap. Kalau kita kurang perhatian, berilah perhatian lebih. Kalau kita kurang suka memuji, berbuatlah suatu pujian yang manis. Sangat sederhana melakukannya, tidak butuh lagi usaha keras. Karena toh, kopi sudah di seduh. Karakter itu sudah menyatu. Mirip dengan smuangatz kopi tadi yang beraroma nikmat. Sruuuupppp…

Alam takambang jadi guru adalah suatu nasehat dari suku Minang di Sumatera Barat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun