Mohon tunggu...
Renandia Chandra Putri
Renandia Chandra Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri jakarta

I am interested in the world of sound, the world of writing. I am enthusiastic about digital marketing and business

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Gen Z Kunci Perkembangan Fintech di Masa Depan

25 Oktober 2024   07:54 Diperbarui: 25 Oktober 2024   16:38 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Fintech telah hilang, jika bukan Gen Z yang dilibatkan.

Gen Z adalah suatu entitas yang dikelompokan berdasarkan usia atau tahun lahir yaitu dari usia 8 - 23 tahun atau seseorang yang lahir dari tahun 1997-2012. Gen Z dan Milenial merupakan generasi dengan rentang usia yang berbeda, dan hal tersebut membuktikan bahwa kita tidak dapat menyebutkan apa yang menarik bagi satu kelompok, akan menarik juga bagi kelompok lain.
Fintech yang menarik bagi Gen Z ternyata tidak semenarik dari pandangan para generasi milenial. Apa buktinya?

Sebagian besar pasar FinTech (Financial Technology) saat ini ialah Gen Z. Karena itu, FinTech kian berkembang dan mengoptimalkan kesempatan lebih banyak lagi dalam menciptakan pembaruan teknologi.  96,5% Gen Z menggunakan layanan bank untuk memesan makanan (Pratiwi, et al., 2022)

Di era yang semakin berkembang ini, hal yang paling dicari oleh khalayak adalah kemudahan dalam mengakses sesuatu, bagaimana sesuatu dapat ditunaikan secara efektif dan efisien tanpa perlu hambatan yang berkepanjangan. Nah, layanan seperti bank digital dan aplikasi dompet digital hadir menjadi solusi ditengah - tengah masyarakat per orangan atau bahkan UMKM untuk memudahkan proses pembayaran tanpa perlu sulit mencari kembalian ataupun uang tunai. Uniknya lagi pembayaran tidak hanya dapat dilakukan oleh antar sistem, namun pembayaran dapat diproses saat berbelanja di toko offline. Hal tersebut sering kita jumpai pada outlet atau bahkan transportasi umum khususnya commuter line yang sudah mengadopsi layanan FinTech.

Aplikasi yang mengadopsi FinTech sebagai alat pembayaran berbasis dompet digital antara lain seperti Shopee yang memiliki ShopeePay, Dana yang langsung terhubung dengan nominal uang yang dimiliki pengguna serta layanan pembayaran lainnya, Ovo dengan berbagai kegunaan sebagai alternatif transaksi yang bekerja sama dengan berbagai merchant, dan masih banyak lagi aplikasi lain yang menyediakan pembayaran berbasis dompet digital sebagai penerapan FinTech dengan tujuan memudahkan berbagai kalangan dalam perilaku bisnis, autentikasi, dan lain – lain.

Contoh layanan FinTech lain yang menghubungkan akses dengan layanan transportasi adalah Gojek yang memiliki fitur GoRide, GoCar hingga GoTransit. Dengan GoTransit, pengguna dapat melakukan perjalanan jarak jauh menggunakan trabsportasi Kereta Commuter Line, dimana pembayaran tersebut dilakukan dengan memilih stasiun awal dan stasiun tujuan >> kemudian melakukan autentikasi pembayaran menggunakan GoPay yang juga sudah terhubung langsung dengan aplikasi Gojek, lalu pengguna mendapatkan barcode untuk discan pada mesin Tap-in Tap-Out yang sudah tersedia pada tiap stasiun.

Kemudahan tersebut dapat dirasakan bagi pengguna yang lupa membawa kartu saat bepergian dengan transportasi umum seperti KRL atau pengguna yang tidak memegang uang cash.

Selain aplikasi – aplikasi layanan yang mengadopsi Fintech dan terhubung juga dengan E-Commerce, jauh sebelum e-commerce itu lahir Bank di Indonesia lebih dulu mengadopsi FinTech pada awal tahun 2000 an. Beberapa produknya yakni seperti M-BCA, BRImo, Livin By Mandiri, dan masih banyak lagi bank lain dengan layanan internet banking tanpa harus datang langsung ke ATM.

FinTech berhasil mengubah kebiasaan perilaku konsumen yang berevolusi secara digital. Dan kunci dari perubahan ini sebagian besar dipesat kembangkan oleh Gen Z. Ini juga membuktikan betapa kuatnya kelompok Gen Z dalam memaksimalkan teknologi digital yang lahir saat mereka tumbuh. Gen Z Pengguna aktif aplikasi keuangan (Novianta, et al., 2023)

Namun dalam perkembangan secara global dengan segala dampak positifnya, Indonesia juga perlu mempersiapkan solusi bagi tantangan – tantangan yang datang dari pengaruh budaya negara lain yang terkadang tidak diserap dengan baik oleh penduduk Indonesia bahkan dari kalangan Gen Z itu sendiri, salah satunya dari segmen keuangan. Teknologi keuangan menyediakan produk literasi keuangan digital atau bisa disebut Market Agregator yang berisi tips keuangan, informasi, perbandingan layanan produk keuangan, investasi dan kartu kredit, itu bisa di akses oleh seluruh kalangan sebagai alat pembelajaran sebelum menggunakan layanan FinTech yang lebih dalam. Dengan pengetahuan yang dimiliki maka dampak buruk akibat penyalahgunaan layanan FinTech dapat berkurang atau terminimalisir. Solusi dari kurangnya pengetahuan tersebut dapat diakses melalui cekaja.com atau lifepal.

Lalu, apa yang bisa Gen Z lakukan untuk terus mempertahankan nilai pada FinTech dan mewarisi kecanggihannya???

Gen Z merupakan agen perubahan yang dapat membawa dampak bagi Indonesia, baik dampak yang kecil hingga dampak yang sangat besar. Dengan menggunakan kecanggihan teknologi secara positif, maka nilai - nilai yang ada pada teknologi akan terjaga aksesibilitasnya. Meskipun Gen Z lekat dengan perkembangan teknologi keuangan, hal ini perlu dibarengi dengan peningkatan literasi agar tetap memiliki manajemen keuangan yang baik dan tidak menjadi konsumtif.

Beberapa dampak positif dan negatif yang bisa terjadi dari penerapan FinTech oleh Gen Z :

  • Dampak Positif
    • Skala Kecil : Kemudahan dalam mengakses layanan FinTech seperti pembayaran online, tabungan atau simpanan pada dompet digital, investasi. Dampak positif ini memberikan keuntungan bagi semua kalangan khususnya Gen Z untuk mengelola dan mengakses keuangan kapan dan dimana saja. Serta dengan FinTech Gen Z juga dapat memperoleh Pendidikan finansial melalui platform digital.
    • Skala Menengah : Skala ini menunjukan bahwa teknologi digital mampu membuat peluang bisnis baru dalam mengakses modal dan pembayaran digital yang memungkinkan Gen Z membangun usaha kecil secara fleksibel. Dan ini salah satu upaya FinTech dalam meningkatkan inklusi keuangan
    • Skala Besar : Kontribusi Gen Z dalam menerapkan FinTech pada kehidupan sehari – hari dapat mempercepat transformasi digital ekonomi serta mendorong masyarakat menuju cashless society. Tidak hanya itu, Gen Z juga dapat mendorong Perusahaan FinTech untuk membangun produk keuangan yang semakin inovatif untuk masa depan sesuai dengan kebutuhan gaya hidup digital.
  • Dampak Negatif
    • Skala Kecil : Dari semua kelompok Gen Z, tentu tidak semua memiliki pemahaman mendalam mengenai risiko dari produk keuangan, dimana hal tersebut dapat memunculkan potensi terjebak dalam suatu investasi yang berisiko, atau kerap disebut dengan investasi bodong. Skala kecil lainnya disebabkan oleh pengelolaan keuangan yang kurang terkontrol atau boros.
    • Skala Menengah : Dengan mudahnya akses peminjaman melalui aplikasi atau adanya fitur “beli sekarang” dan “bayar nanti” dapat meningkatkan hutang konsumtif pada dikalangan Gen Z dan berdampak negatif pada keuangan jangka Panjang.
    • Skala Besar : Ketika Gen Z terlalu asik menggunakan layanan FinTech, dapat membuat Gen Z merasa ketergantungan akibat pemakaian yang rutin sehingga bisa memunculkan gangguan sistematik dalam industri FinTech. Selain itu dampak dengan skala besar yang mungkin terjadi adalah Gen Z dengan pola yang mudah terbaca dapat dengan mudah juga menjadi target penipuan digital atau scam dalam ba yaknya platform yang semakin canggih.

Alasan mengapa Gen Z perlu memahami dampak dari penggunaan FinTech dengan bijak dan hati - hati merupakan upaya pencegahan agar terhindar dari hal – hal yang tidak diinginkan.

Dengan menggunakan FinTech sesuai kegunaannya dan memanfaatkan sebaik mungkin fitur yang ada didalamnya merupakan upaya peninggalan jejak dalam menurunkan perilaku positif kepada generasi - generasi berikutnya. 
Dengan semarak Gen Z dalam mengakses FinTech, tentunya FinTech akan semakin berinovasi dan berfokus untuk melayani kebutuhan serta preferensi masyarakat lebih cepat dan mudah melalui keterkaitan Gen Z yang erat dengan genggaman selulernya. Fitur - fitur pembayaran contactless (tanpa sentuh), QR Code dan tap-to-pay akan menjadi populer dan terus maju.

Kepedulian Gen Z terkait transparasi, etika bisnis, dan dampak sosial sangat mempengaruhi peralihan transaksi yang diterapkan oleh masyarakat. Dengan layanan FinTech yang terus menciptakan keterbukaan akan menjadi pilihan masyarakat dalam menerapkan suatu sistem, baik dalam membangun bisnis atau memilih perusahaan untuk berinvestasi. Maka dari itu kesinambungan entitas bisnis yang saat ini banyak diperankan oleh Gen Z akan mendorong FinTech semakin berkembang dalam menciptakan inovasi digital dimasa depan dan menjadi kunci untuk kemajuan teknologi di Indonesia.

Sumber :

- https://www.jurnal.minartis.com/index.php/jebs/article/view/1423/1253

- https://prosiding.unipma.ac.id/index.php/SIMBA/article/view/3593/2999

- https://mediaasuransinews.co.id/ekonomi-digital/78-milenial-dan-gen-z-adopsi-fintech/#google_vignette

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun