Mohon tunggu...
Renanda Putri
Renanda Putri Mohon Tunggu... -

Seorang penikmat tulisan. Menyukai menulis dan berkhayal. Sesekali menuangkannya di tulisanaries.blogspot.com dan membuat kicauan di akun twiiternya @renanputri.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Salah Jurusan, Bukan Berarti Salah Masa Depan

1 Mei 2017   16:24 Diperbarui: 1 Mei 2017   16:34 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

          Ada harapan-harapan kecil dalam setiap celah kehidupan manusia. Bagiku, mereka seperti penyambung hidup. Bagaimana tidak, aku tidak pernah benar-benar melupakan hari itu. Hari dimana aku tau semuanya akan menjadi awal yang baru dalam setiap langkah kaki ku di dunia ini. Hari dimana aku mulai memasuki  sebuah tahapan yang cukup menengangkan dalam pencapaian suskes ini. Tahap itu adalah apa yang sedang aku jalani, sedang aku usahakan sekarang. 

             Berkuliah di fakultas ilmu sosial dan politik  Universitas Riau. Iya, aku sedang berusaha menjalaninya, berusaha menerima garis hidup ku. Berkuliah di fakultas ini adalah keinginan ku dari dulu. Dan ya sekarang keinginan itu terwujud. Namun tidak dengan jurusan yang sekarang sedang aku jalani. Aku menyukai sosiologi. Namun menurut ku rasa suka tidak dapat hanya dijadikan patokan untuk mengambil jurusan di bangku perkuliahan.

             Seperti halnya banyak orang-orang yang menyukai musik, mereka telah profesional di sana. Namun di bangku perkuliahan mereka banting stir dengan memilih  jurusan lain. Jurusan yang tak pernah mereka pikirkan akan mereka ambil. Bahkan mengantarkan mereka pada gerbang wisuda. Hasilnya, ada yang berhenti di tengah jalan. Ada pula yang melanjutkannya hingga wisuda dengan rasa ikhlas dan kekuatan dari orang tua mereka yang selalu memberikan semangat. Aku pikir aku sedang menjalankan opsi kedua itu. Ikhlas dan belajar menerimanya.

             Memang, bisa saja aku ikut tes lagi untuk bisa masuk jurusan yang aku inginkan. Jurusan ilmu komunikasi. Jurusan yang entah mengapa ingin sekali aku pelajari. Jurusan yang sudah aku pikirkan untuk memilihnya dari mulai aku duduk di bangku sma. Jurusan yang hingga sekarang hanya bisa aku sebut dalam setiap doa-doa kecil  yang tak tau kemana akan berarah. Dan jurusan dimana aku tidak ada di dalamnya, setidaknya hingga hari ini.

          Aku sudah sering memikirkan akan mengikuti tes lagi, rasanya sungguh menyiksa. “kau sudah dapat posisi yang mungkin orang lain ingin berada di sini sekarang.” “sudah terlalu banyak kenangan yang kau dapat di sini” adalah kalimat-kalimat sinis yang rasanya ingin aku patahkan sekarang. Aku tak ingin  memikirkannya lagi. Tidak. Bahkan, hingga akhir tulisan ini, aku sudah memutuskan untuk tetap melanjutkan kuliah sebagai mahasiswi sosiologi. Apa yang harus dipikirkan sekarang hanyalah “melupakan apa yang seharusnya dilupakan, dan melakukan apa yang seharusnya dilakukan.”

         Berkuliah di Unri, artinya aku akan menjalani hidup sebagai anak rantau. Hal itu membuat ku dan teman-teman lain yang mempunyai status yang sama,  harus rela pulang hanya satu kali dalam setiap semesternya. Syukur-syukur kalau ada uang kiriman berlebih. Atau hal yang akan membuat kita pulang selanjutnya adalah adanya acara keluarga. Istilah homesick pun sering aku rasakan. Bagaimana aku yang tadinya tidak pernah meninggalkan rumah lebih dari beberapa minggu kini harus pergi berbulan-bulan dari rumah ku itu. Rumah yang selalu ingin membuat ku pulang dan pulang. Sebab sudah terlalu banyak rindu yang aku simpan dalam setiap doa ku. Jujur, membayangkannya pun tak pernah aku lakukan sebelumnya. Namun takdir berkata lain hingga pemilihan jurusan di Sbmptn aku akhirnya memilih Unri. Memilih Pekanbaru sebagai kota yang aku tinggali untuk beberapa tahun kedepan. Dan meninggalakan rumah yang letaknya sekitar 8 jam dari kota ini. Tentunya hal itu juga akan mematahkan opsi-opsi lain yang pernah aku pikirkan. Seperti Universitas lain yang ada di pulau Jawa. Hingga akhirnya aku lulus di sini, di Universitas Riau. Universitas negeri terbaik di tanah melayu kota Pekanbaru ini.

         Tak sampai di sana, setelah aku lulus dan menjalani perkuliahan pertama selama tiga bulan aku sering mengucapkan kalimat ini dan bersorak dalam hati “aku akan ikut Sbmptn lagi tahun depan, aku akan pindah jurusan.” Kalimat-kalimat lantang yang ingin segera aku sudahi, ingin aku lupakan. Rasanya sudah cukup memetik setiap emosi setiap kali aku memikirkan hal itu. Tidak, aku bukan menyerah pada inginku, bukan juga lelah. Namun waktu membuat ku perlahan tau, merujuk ku pada sebuah kalimat yang aku lihat dari sebuah film yang pernah aku tonton. “Jika semua yang kita inginkan, belum tentu akan terjadi.” “dan semua yang kita takutkan belum tentu kejadian.”

        Jadi di sinilah aku sekarang, berusaha menikmati garis hidupku . Karena semoga apa yang tuhan rencanakan ini adalah yang terbaik. Dan apa yang pernah aku rencanakan dulu mungkin belum direstui tuhan akan menjadi indah pada waktunya. Bagiku tak apa sakit sekarang, jika suatu saat nanti semuanya akan berakhir bahagia. Karena aku tau, setiap pengorbanan selalu punya hadiah di setiap akhirnya dengan atau tanpa kita sadari.

Mulailah, memahami diri sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun