Kilau-kilau bintang terbujur kaku di atas langit.
Bintang digenggam; puan tak mampu karena batas yang sempit.
Beribu-ribu rintik di timur dan di barat.
Kilau-kilau bintang bersembunyi; tiada puan melihat?
Lari puan dari tiap-tiap rintik; mengenai keningnya yang pucat.
Bersandar di bawah atap usang bukan itu maunya.
Bukankah puan kedinginan?
Lamanya pun teringat; akan masakan Ibunda.
Masa di mana puan masih bersama dan tertawa; membuat kerut di matanya.
"Masih lamakah hujan reda?"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!