Peningkatan jumlah transaksi tersebut dibarengi dengan semakin banyaknya investor ( termasuk investor saham, reksadana, dan obloigasi) di pasar modal, bahkan dalam pandemi Covid-19.
Minat perusahaan untuk memasuki pasar modal tidak berkurang. Per 30 desember 2020, 51 perusahaan telah melakukan penawaran umum perdana (IPO) dan mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dengan demikian sejauh ini tercatat sekitar 713 perusahaan yang tercatat di BEI.
Dikutip dari tribunnews.com, Senin ( 04/01/2021) Dia mencontohkan, salah satu momentum pemulihan pasar modal Indonesia adalah volume transaksi investor yang meningkat 73% dibanding tahun sebelumnya.
Wimboh Santoso, Ketua Panitia OJK, mengatakan kebangkitan pasar modal negara juga terlihat jelas dari partisipasi investor ritel selama pandemi Covid-19.Â
Ia mengatakan pada pembukaan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin 2021 (4/1/2021): "Volume perdagangan investor ritel meningkat empat kali lipat, tertinggi di ASEAN."Â
Selain itu, kata Wimboh, jumlah investor di pasar modal meningkat 56% dari tahun lalu menjadi 3,88 juta . Dia berkata: "Ini terutama dicatat oleh investor domestik di bawah usia 30 atau investor milenial, terhitung 54,79% dari total investor."
Ketertarikan millennial untuk berinvestasi karena juga di dorong oleh media yang mengedukasi cara berinvestasi secara baik dan benar, dimulai dari edukasi di media melewati podcast, webinar, serta pemahaman yang di jabarkan di web maupun Instagram secara gratis.
Kenaikan investor ritel saat pandemi ini juga dialami oleh negara-negara di kawasan Asia Tenggara, pasalnya alokasi dana masyarakat yang tadinya konsumtif dengan belanja online maupun hal lainnya, kini  di saat pandemi mulai diarahkan  untuk berinvestasi di pasar modal.
Lebih menarik lagi karena dari sisi demografi, 47,57% investor ritel ini didominasi oleh kaum milenial atau masyarakat di bawah 30 tahun. Beberapa alasan peningkatan transaksi ritel adalah karena adanya kelebihan kas yang sudah mulai ditanamkan di pasar saham di era suku bunga rendah.
Dalam kasus suku bunga simpanan rendah, saham adalah investasi alternatif. Karena juga prospek ketidakpastian dalam konteks pandemi COVID-19, industri aktual saat ini sedang mengalami penurunan,karena ada pembatasan sosial berskala besar ataupun kegiatan masih sangat dibatasi.Â
Oleh karena itu, investasi saham menjadi pilihan, karena sumber ilmu untuk terus belajar di pasar modal termasuk saham sangatlah luas, kita bisa dapatkan akses pembelajaran dengan gratis melalui internet dengan cara mengikuti media yang terpercaya.Â