Mohon tunggu...
Renaldi
Renaldi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Surat Pembaca, Telkomsel Terbesar Terburuk

28 Agustus 2018   11:55 Diperbarui: 28 Agustus 2018   12:16 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Telkomsel Terbesar Terburuk

By Renaldi Budisantoso

Berawak dari tidak bisanya saya memperpanjang paket di tanggal 25 Agustus dengan alasan adanya pendng paket. Sekitar jam 12 setelah menelepon CS 2x pagi dini hari tersebut saya diminta menunggu. 

Hari itu juga jam 12 siang saya menerima notifikasi bahwa paket telah aktif namun kenyatannya saya tidak menerima kuota 1kb pun. Saya menghubungi CS kembali dan saya diminta menunggu akhirnya kuota masuk sekitar jam 7 malam. Penantian 19 jam yang panjang. Hari berikutnya setelah 1x24 jam dan paket harian saya habis saya memperpanjang paket extra kuota dan mengalami masalah yang sama, bahkan lebih parah.

Saya mengunjungi grapari terdekat minta dibuatkan laporan namun CS beralasan bahwa harus menunggu jam kerja (8AM-5PM) dan adanya batasan jumlah kuota harian tidak diaktifkan. Minimnya pengetahuan CS ini membuat saya lebih kesal lagi sampai akhirnya saya minta untuk atasan dari grapari tersebut membantu dan akhirnya pelaporan keluar.

1x24 jam lagi penantian saya dan akhirnya menerima SMS paket dan quota telah diterima, saya kembali menelepon CS dan divisi IT telkomsel menghubungi bahwa adanya kendala. Pertanyaan saya 1x24 jam masalah tidak segera ditangani malah mereka tidak tau solusinya dan meminta waktu lagi tanpa kejelasan pasti sampai kapan menanti. Melihat di twitter telkomsel juga sudah banyak yang mengalami hal seperti ini.

Namun telkomsel seolah tidak peduli. Telah menanti sekitar hamper 48 jam dan Telkomsel tetap tidak melakukan tindakan apapun.

Masih haruskah kita menyebut Telkomsel sebagai provider terdepan/terbaik?

Menurut saya telkomsel adalah provider terburuk bukan karena mutunya namun ketidakpeduliannya bahkan kepada nasabah prioritas seperti saya

Sumber : dok pribadi

Sumber : dok pribadi
Sumber : dok pribadi
Sumber : dok pribadi

Sumber : dok pribadi
Sumber : dok pribadi
Sumber : dok pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun