Bagi mahasiswa/I UNPAR, pasti sudah tidak asing lagi yang Namanya kegiatan Geladi Hominisasi. Sebuah kegiatan dimana kita diberikan wawasan serta soft skill yang bermanfaat dan bagaimana implementasinya dalam kehidupan berwarganegara. Nah, kali ini saya akan sedikit menceritakan pengalaman saya mulai dari pra-geladi hingga pasca-geladi.
Saya mendaftar untuk mengikuti geladi Hominisasi pada tanggal 4 Desember 2022(geladi ke-10). Jujur saja, motivasi awal saya mengikuti hal ini karena saya ingin mendapatkan sertifikat yang ada, tapi semua itu berubah. Sebelum mengikuti pelaksanaan, saya dan peserta lainnya diberi tugas pra-Geladi terkait kebangsaan. Ada 2 tugas yang diberikan, pertama mencari syair yang menarik tentang lagu kebangsaan "Indonesia raya" 3 stanza, dan yang kedua memilih salah satu film documenter dan menuliskan tantangan dan solusi terkait dengan budaya, lingkungan, dan ketahanan pangan. Kedua tugas ini membantu saya untuk berpikir kritis, menggunakan logika serta Bahasa yang baik dan benar dalam menjadi warga negara yang terampil.
Setelah menyelesaikan tugas pra-geladi, saatnya saya mengikuti kegiatan utama yaitu Geladi Hominisasi yang diadakan secara daring. Kegiatan ini diikuti oleh banyak rekan-rekan mahasiswa UNPAR lintas jurusan dengan total partisipan dalam zoom sebanyak 113 orang. Kami semua diminta untuk standby dari jam 7:45 karena acara akan dimulai dari jam 8 hingga hingga 13:30. Selama acara berlangsung hingga selesai kami dibimbing oleh mc dan co-host yang kece banget, mulai dari Bu Setiandari, Bu Ester, Pak Sophan Ajie, Pak Andreas Doweng Bolo, dan masih banyak lagi staff yang ada. Disini kami belajar arti tentang menjadi warga negara yang tidak hanya cintah tanah air, tetapi juga memiliki kemampuan dan daya saing dalam mengembangkan dirinya.
Geladi ini membuat saya berpikir tentang pentingnya kemampuan menggunakan logika dan bahasa sebagai warga negara. Karena dalam melakukan interaksi maupun memecahkan suatu masalah, dibutuhkan kemampuan komunikasi yang baik serta pengelolahan cara berpikir yang kritis dan kreatif. Manfaat yang bisa saya petik dari kegiatan ini yaitu perlunya soft skill seperti public speaking, pola pikir problem solving, dan juga keberanian dalam mengutarakan pendapat. Dari beberapa hal ini, kemampuan yang akan saya asah terus dalam perjalanan kuliah saya ke depan adalah  public speaking, karena berkaitan dengan jurusan yang saya ambil yaitu HI(Hubungan Internasional) serta searah dengan intisari dari kegiatan ini, yaitu meningkatkan kemampuan berbahasa sebagai warga negara.
 Sekian dari saya Renain Jones Dahoklory, sampai bertemu lagiii.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H