Mohon tunggu...
Rena Herlina
Rena Herlina Mohon Tunggu... Mahasiswa - IPB University

Mahasiswa IPB University

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keseimbangan Ekonomi Syariah dalam Konteks Global: Tantangan dan Peluang untuk Pengembangan Ekonomi Berkelanjutan

11 Maret 2024   19:18 Diperbarui: 19 Maret 2024   14:23 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ekonomi syariah adalah bagian dari ilmu ekonomi yang bersifat interdisipliner, atau tidak bisa berdiri sendiri dan perlu penguasaan terhadap ilmu pendukungnya. Ekonomi syariah juga didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari masalah ekonomi rakyat serta diilhami oleh nilai ajaran Islam. Dengan kata lain, ekonomi syariah dapat diartikan sebagai wujud implementasi konsep nilai Islam dalam melaksanakan aktivitas ekonomi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Ekonomi syariah bertujuan untuk mencapai kesejahteraan menyeluruh dari aspek material, spiritual, dan moral.

Ekonomi syariah berusaha mewujudkan keseimbangan antara kebutuhan individu dan sosial masyarakat. Seorang muslim diharapkan peduli dengan sesama manusia ketika melakukan aktivitas bekerja atau berbisnis. Keadilan sangat dijunjung dalam ekonomi syariah, karena setiap manusia memiliki tanggung jawab sosial dengan memanfaatkan hasil bumi secara bijak.

Tantangan

  1. Keterbatasan Sumber Daya: Ekonomi berkelanjutan sering kali memerlukan investasi besar dalam teknologi dan infrastruktur yang ramah lingkungan. Tantangan ini diperparah oleh keterbatasan sumber daya yang dimiliki oleh negara-negara dengan ekonomi syariah.

  2. Dekarbonisasi Ekonomi: Mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mengadopsi energi terbarukan adalah elemen penting dari ekonomi berkelanjutan. Namun, negara-negara dengan ekonomi syariah mungkin menghadapi kendala dalam melakukan transisi energi ini.

  3. Ketidakpastian Politik dan Regulasi: Ketidakpastian politik dan regulasi dapat menghambat investasi jangka panjang yang diperlukan untuk pengembangan ekonomi berkelanjutan. Hal ini dapat menjadi lebih rumit dalam konteks negara-negara dengan ekonomi syariah yang mungkin memiliki kerangka regulasi yang berbeda.

  4. Ketimpangan Sosial dan Ekonomi: Tantangan ketimpangan sosial dan ekonomi bisa menjadi penghambat utama untuk pembangunan ekonomi berkelanjutan. Ini dapat menghambat upaya pemerataan pembangunan dan pengurangan kemiskinan.

Peluang:

  1. Inovasi Keuangan Syariah: Prinsip-prinsip ekonomi syariah, seperti pembagian risiko dan keberpihakan pada keadilan, dapat mempromosikan inovasi dalam produk-produk keuangan yang memungkinkan pendanaan proyek-proyek yang lebih berkelanjutan.

  2. Investasi Sosial dan Lingkungan: Ekonomi syariah mendorong konsep-konsep seperti zakat (sumbangan wajib) dan sadaqah (sumbangan sukarela), yang dapat dialokasikan untuk investasi dalam proyek-proyek sosial dan lingkungan.

  3. Pengembangan Infrastruktur Hijau: Ekonomi syariah juga dapat mempromosikan pengembangan infrastruktur hijau, termasuk pembangkit listrik berbasis energi terbarukan dan transportasi berkelanjutan.

  4. Kemitraan Internasional: Negara-negara dengan ekonomi syariah dapat memanfaatkan kemitraan internasional untuk mendapatkan akses ke teknologi dan sumber daya yang diperlukan untuk pembangunan ekonomi berkelanjutan.

  5. Peningkatan Kesadaran dan Pendidikan: Pendidikan dan kesadaran akan pentingnya pembangunan ekonomi berkelanjutan juga merupakan peluang penting. Ekonomi syariah dapat memainkan peran dalam meningkatkan kesadaran ini melalui nilai-nilai etika dan keadilan yang ditanamkan dalam prinsip-prinsipnya.

Dengan memahami tantangan dan peluang yang dihadapi dalam pengembangan ekonomi berkelanjutan, negara-negara dengan ekonomi syariah dapat mengambil langkah-langkah strategis untuk mempercepat pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun