Dalam era modern ini, inovasi di bidang transportasi semakin menjadi fokus, terutama di lingkungan kampus. Salah satu solusi yang tengah menjadi sorotan adalah penggunaan teknologi Beam. Namun, seberapa efektifkah Beam sebagai transportasi kampus?
Pertama-tama, Beam, yang merupakan kependekan dari "Base Electrical Advanced Mobility," menjanjikan solusi ramah lingkungan dengan memanfaatkan tenaga listrik sebagai sumber energi. Hal ini tentunya sejalan dengan semangat kampus untuk mendukung keberlanjutan dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Pada Pimnas ke-36 yang diadakan oleh Universitas Padjadjaran di Sumedang, penggunaan Beam menjadi langkah maju dalam menyediakan sarana transportasi yang efisien. Kecepatan dan kenyamanan yang ditawarkan oleh kendaraan berbasis listrik ini dapat memfasilitasi mobilitas peserta Pimnas dengan lebih baik, memberikan pengalaman yang positif dalam penggunaannya.
Namun, efektivitas Beam tidak hanya dilihat dari segi keberlanjutan dan kenyamanan. Aspek ekonomis juga menjadi pertimbangan penting. Biaya operasional dan pemeliharaan kendaraan listrik seringkali lebih rendah dibandingkan dengan kendaraan berbahan bakar konvensional. Kampus dapat merasakan manfaat dari pengurangan biaya jangka panjang dan kontribusi positif terhadap anggaran operasional. Setelah pelaksanaan PIMNAS, Beam yang ada di lingkungan kampus Unpad Jatinangor sendiri di tarif 700 perak/menit. Hal tersebut lebih ramah di kantong mahasiswa daripada tarif ojek online.
"Jujur adanya Beam menurut aku memudahkan transportasi ke fakultas sih, biasanya harus naik gojek atau antri angkutan kampus, sekarang ada Beam jadi lebih efisien dan murah lagi", ungkap Naura salah satu Mahasiswa Unpad.
Meskipun demikian, tantangan mungkin muncul dalam infrastruktur pengisian daya dan ketahanan baterai. Ketersediaan stasiun pengisian daya yang memadai dan jarak tempuh baterai yang optimal menjadi kunci keberhasilan implementasi Beam di lingkungan kampus. Dilihat dari pengalaman Pimnas ke-36 banyak sekali Beam yang berhenti di tengah jalan karena kehabisan baterai dan tidak dapat digunakan.
Penggunaan Beam sebagai transportasi kampus menjanjikan berbagai manfaat, mulai dari aspek lingkungan hingga ekonomis. Keberhasilan implementasi ini dapat ditingkatkan melalui investasi dalam infrastruktur pendukung dan pengembangan teknologi baterai. Pimnas ke-36 adalah contoh awal bagaimana teknologi ini dapat berhasil diintegrasikan, dan dengan terus berkembangnya inovasi, masa depan mobilitas kampus bisa menjadi lebih berkelanjutan dan efisien.
Referensi:
https://pimnas36.unpad.ac.id/galeriÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H