Mohon tunggu...
Naries
Naries Mohon Tunggu... Lainnya - PNS

PNS .

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dilema

14 September 2022   22:55 Diperbarui: 14 September 2022   23:02 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sabit  malam memotong nadi waktu

Ciprakan darah berceceran menuju subu

Berlalu dalam hujan belantara

Membasuh wajah semesta

Namun gairah istirah kokoh menggebu

Seiring waita dari kaula

Menuntun siara datang terhuyun

Meraung dalam alunan gempita

Hanya tersisa satu jiwaku

Debarnya sungguh terhenti,

Terkena sabit malam ini

Sesunyi Padang Bulan suatu subu

 

                                            Timika, 16 Februari 2013

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun