Mohon tunggu...
Rena Aida
Rena Aida Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Psikologi Universitas Airlangga Semester 1 PDB Internasional

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Dampak Psikologis dari Berpindah Tempat Tinggal

2 Desember 2024   16:50 Diperbarui: 2 Desember 2024   16:50 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Berpindah tempat tinggal seringkali menjadi sesuatu hal yang dapat dialami semua orang. Bagi sebagian orang, berpindah tempat tinggal adalah sesuatu yang menakutkan, mengingat di lingkungan yang baru, kita harus beradaptasi ulang dan bertemu dengan hal-hal baru yang mungkin jarang atau bahkan tidak pernah kita temui sebelumnya. Namun, bagi sebagian orang pula, berpindah tempat tinggal adalah suatu kebiasaan atau keharusan, sehingga sudah bukan menjadi sesuatu hal yang menakutkan lagi.

Mereka yang sudah terbiasa dengan perpindahan tempat tinggal dan beradaptasi dengan lingkungan baru, biasanya sudah sering berpindah tempat tinggal sejak masa kanak-kanak. Seringkali alasan yang mendasari adalah tuntutan pekerjaan orang tua. Beberapa bidang pekerjaan memang menuntut para pekerjanya untuk berpindah-pindah tempat tinggal, seperti untuk proyek, mutasi, ataupun berpindah posisi yang membutuhkan mobilitas tingkat tinggi. Pekerjaan yang membutuhkan mobilitas tingkat tinggi seperti ini biasanya ada di bidang militer, diplomasi, korporasi multinasional, atau sektor energi, di mana bidang-bidang ini memerlukan adaptasi dengan lokasi dan budaya kerja yang berbeda.

Karena hal itu pula, anak-anak yang ikut berpindah tempat tinggal bersama orang tuanya harus berusaha lebih keras untuk beradaptasi di lingkungan baru. Bagi anak-anak, hal itu dapat menjadi tantangan yang cukup menantang mengingat mereka masih berada di usia perkembangan. Mereka harus beradaptasi dengan lingkungan baru dan juga bahkan orang-orang baru. Banyak hal yang juga mungkin belum pernah mereka ketahui atau temui sebelumnya. Seperti misalnya, anak-anak yang terbiasa tinggal di negara dengan iklim tropis yang hanya memiliki dua cuaca, akan mengalami kesulitan saat harus berpindah ke negara yang memiliki iklim berbeda. Selain harus beradaptasi secara mental, tubuh mereka juga turut beradaptasi dengan cuaca baru.

Anak-anak yang memiliki tuntutan untuk cepat beradaptasi dengan banyak hal sejak dini lebih rentan untuk terkena stres dibanding anak-anak yang menetap di satu tempat tinggal yang sama. Bahkan, penelitian menyebutkan bahwa hal tersebut dapat mempengaruhi perkembangan emosional dan kemampuan sosial anak tersebut. Selain itu, mereka juga rentan merasa terisolasi dan cemas berlebih. Hal ini dikarenakan perubahan lingkungan yang terjadi secara tiba-tiba atau bahkan terus-menerus dapat menyebabkan mereka merasa kesulitan untuk membangun hubungan yang langgeng, merasa tidak aman, bahkan kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang konstan, baik di lingkungan keluarga, sekolah, bahkan di lingkungan masyarakat.

Di samping dampak buruk tersebut, terdapat pula anak-anak yang dapat beradaptasi dengan baik di lingkungan yang terus berubah-ubah. Hal ini membuat mereka menjadi pribadi yang tangguh serta memiliki daya tahan yang kuat. Mereka menjadi pribadi yang fleksibel karena dapat beradaptasi dengan cepat. Namun perlu diingat bahwa hal ini sangat dipengaruhi dengan dukungan emosional yang mereka terima dari lingkungan keluarga, serta lingkungan baru yang suportif.

Berbeda dengan anak-anak, orang dewasa yang berpindah-pindah tempat tinggal juga mengalami dampak psikologis, namun tidak terlalu signifikan seperti yang dirasakan anak-anak. Hal yang menjadi pembeda terbesar adalah anak-anak masih melalui masa perkembangan, sedangkan orang dewasa sudah berada di konsep diri yang lebih mapan dan stabil, sehingga lebih mudah untuk menerima perubahan dan menghadapi tantangan.

Orang dewasa yang sudah menetap di satu tempat tinggal yang sama sejak lama akan berbeda dengan orang dewasa yang sudah terbiasa dengan perpindahan tempat tinggal dalam hal menghadapi sebuah perubahan dan dampaknya dalam hal psikologis. Walaupun orang dewasa sudah lebih berpengalaman dan mandiri dibandingkan anak-anak, mereka tetap dapat mengalami tantangan dalam menjaga identitas sosial, profesional, dan emosional mereka ketika mereka terus berpindah. Bagi orang yang sudah terbiasa berpindah, tentu akan memiliki kemampuan beradaptasi dan daya tahan yang lebih baik dibandingkan orang yang terbiasa menetap di satu tempat.

Maka perlu diingat bahwa perpindahan tempat tinggal dapat membawa dampak psikologis bagi semua orang, baik anak-anak maupun orang dewasa. Hal yang dapat membedakan adalah pengalaman masing-masing individu dan cara mereka menghadapinya, serta tahapan perkembangan yang sedang mereka alami. Selain itu, dukungan dari pihak luar, kemampuan beradaptasi, dan kemampuan mengelola stres juga memegang peranan penting. Dengan dukungan dari pihak luar, seperti keluarga dan lingkungan sekitar yang positif, dapat meminimalisir dampak negatif yang terjadi dan individu dapat belajar untuk beradaptasi dengan lebih positif dan konstruktif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun