Ambon manise memang sebutan yang sesuai untuk  ibukota Provinsi Maluku. Tidak hanya merdu suara para penyanyinya, Ambon juga terkenal karena manis rupa orangnya, ciyeee :).
Bersama  teman-teman Corona Diving Club (@hendra_yuming, @emilsamhadi, @virginia_laksana, @e'na, @redgems05, Pak Iskandar, dan @imanphilip). Kami bersyukur, mengawali tahun 2022 ini  diberikan  berkesempatan  untuk menikmati keindahan alam di darat dan laut Ambon.
05-01-2022, saat tengah malam, hampir berganti tanggal, kami bertemu di Bandara Soekarno Hatta untuk penerbangan tanggal 06-01-2022 dini hari jam 01:30 WIB, tiba di Bandara Pattimura, Ambon Jam 07:00 WIT.
Dari bandara kami menuju ke  Ambon Bluerose Divers di Laha, Teluk Ambon, Maluku. Lokasinya tidak jauh dari Bandara Pattimura. Jadwal kami adalah sarapan nasi kuning, lalu bersiap untuk penyelaman pertama. Â
Selesai  menyelam dan bersih-bersih kami diantar menuju Biz Hotel di kota Ambon yang menjadi rumah sementara kami selama berada di Ambon. Â
Mulai besok, setelah sarapan di hotel, kami dijemput kemudian diantar ke tempat penyelaman. Setelah selesai  menyelam, kami diantar kembali ke hotel.Â
Empat hari kami menyelami beberapa spot terbaik di Ambon dengan tiga tipe penyelaman;
1# Cave Diving atau Penyelaman Gua (dive site: Mahia Cave dan Hukurila Cave).
2# Open Water Diving atau Penyelaman Air Terbuka (dive site: Pintu Kota)
3# Muck Diving, yaitu  menyelam di dasar yang ditutupi lumpur laut untuk mengeksplor mahluk makro flora (tanaman) dan fauna (hewan)  laut (dive site: Laha
06-01-2022, kami menyelam untuk check dive di Twilight Zone, Laha. Ini adalah kedua kalinya saya menyelam di Laha setelah yang pertama di tahun 2018. Laha adalah spot terbaik untuk muck diving di Ambon. Ada banyak titik penyelaman, pembagian namanya menggunakan nomor seperti Laha 1, Laha 2, Laha 3 dst.Â
Salah satu biota laut penghuni asli Laha adalah Ambon Frogfish (Histiophryne psychedelica). Sayangnya kali ini saya tidak bertemu dengan Ikan Kodok asli Maluku ini. Foto di bawah ini saya ambil saat menyelam di tahun 2018
Tanggal 07-01-2022 sampai 09-01-2022 kami menyelam di beberapa  tempat.  Total ada 10 divelogs, tetapi saya hanya 9, karena selama disana  saya terserang diare dan terpaksa melewatkan dive  terakhir. Â
1. Pintu Kota, Desa Airlouw, Nusaniwe
Terumbu karang berwarna-warni, Sea Fans dan Sponges besar, air  jernih dengan jarak pandang jauh dan  ikan-ikan  disekitar kami. Arus bersahabat dan saat itu hanya kelompok kami yang menyelam  di san
2. Mahia Cave, Desa Urimessing
Menyelam di Gua Mahia menjadi  pengalaman berkesan yang tak terlupakan. Masuk ke dalam air, menuju ke  lorong gua. Senter dinyalakan, kami  masuk satu per satu dalam barisan. Diperlukan ketenangan saat melewati lorong gua. Penting untuk bisa menjaga jarak aman dengan dinding gua di atas dan bawah, kiri dan kanan, dan dengan teman yang ada di depan dan belakang. Â
Saat melewati lorong, terasa  air dingin dari dalam gua yang bercampur dengan air dari luar gua. Kami muncul di permukaan di  dalam perut gua, lalu melepas masker dan regulator. Waaaah, terpesona dengan pemandangan di dalam gua ini. Dinding berhias pahatan alam yang menakjubkan. Air jernih dengan batu-batu besar.Â
Kami mengambil waktu  mematikan semua senter untuk menyaksikan  ikan-ikan gua yang bercahaya di dalam air. Tanpa cahaya, ikan-ikan ini terlihat seperti titik-titik fosfor di dalam gelap. Arrghh sayangnya tidak bisa difoto. Moment ini hanya bisa terekam di dalam kenangan.Â
3. Tanjung Mahia, Desa Urimessing.
4. Namalatu, Desa Latuhala
5. Hukurila Cave, Desa Hukurila
6. Tanjung Hukurila atau Hukurila Slope, Desa Hukurila, Leitimur Selatan
7. Laha 3, Teluk Ambon
8. Rhino City, Laha, Teluk Ambon
9. Laha 2, Teluk Ambon.Â
wisata. Hipp hip horeeeyyy, hari ini  spesial merayakan ulang tahun @imanphilip. Pagi-pagi dapat kejutan ketuk pintu kamar dari teman-teman, terima kasih.
10-01-2022, sehari sebelum pulang, sambil menghabiskan waktu "no flight" setelah menyelam  kami mengunjungi beberapa tempat1. Batu Layar, Desa Larike, Leihitu Barat, Ambon, Maluku TengahÂ
Batu karang besar berdiri kokoh seperti layar kapal yang  mengembang. Turun dari pinggir jalan raya, ada pantai berbatu untuk duduk bersantai sambil berteduh di bawah pohon. Sayangnya di sekitar pantai ini terlihat banyak sampah.Â
2. Kampung MoreaÂ
Masih di Larike, Leihitu Barat, kami mengunjungi Kampung Morea yang terkenal dengan eel/belut raksasa atau Morea. Bentuknya seperti Moray Eel di dalam laut. Morea  tinggal berkoloni  di gua bawah batu sungai. Konon Morea ini dipercaya sebagai penjaga mata air Wailela.Â
Pawang Morea memancing mereka keluar dari sarang dengan ikan-ikan kecil. Pengunjung dilarang ikut memegang ikan, supaya tangan tidak menjadi berbau amis yang bisa berakibat bahaya digigit Morea. Pengunjung diijinkan untuk memegang Morea yang bertubuh licin dan sulit untuk dipegang
3. Batu Kapal, Liliboi, Leihitu Barat
Pantai Batu Kapal lebih ramai pengunjung. Pantainya tenang sehingga  aman untuk berenang.  Kami naik dan masuk ke batu karang besar yang berongga. Didalamnya ada bagian seperti kolam, tetapi tidak bisa turun  karena tangga menuju air rusak.Â
Ada jalan buatan  untuk berjalan memutar sampai menghadap  pantai. Sayangnya tidak bisa memutari batu karena jalannya  rusak
4. Ambon Blue Rose Divers, Pantai Laha, Teluk Ambon
Karena hari sudah semakin sore, kami kembali ke Blue Rose Divers  untuk membereskan perlengkapan selam. Tidak terasa besok pagi kami sudah harus kembali pulang.Â
Pantai Laha bisa dinikmati dari teras belakang rumah Blue Rose Divers. Â Bersantai sambil menikmati pemandangan sore.Â
Bang Riki, chef handal dari Blue Rose sempat kami cicipi  hasil masakannya. Rasa ikan dimasak Kuah kuning khas Ambon  mantab asam segarnya
5. Kota AmbonÂ
Saat malam,  kami berjalan kaki santai dari hotel untuk mencari tempat makan malam yang tidak jauh dari hotel. Beberapa tempat telah  kami cicipi rasanya.Â
Untuk menu hidangan laut, dua kali kami makan di New Ratu Gurih, Jl. Diponegoro No. 26.Â
Masih dengan menu hidangan laut dan Chinese Food, ada Imperial Restaurant di Jl. Diponegoro No. 53.Â
Untuk yang suka makanan porsi besar, mampirlah ke Warung Super Jumbo di Jl. Yan Paays. Tersedia masakan halal dan non halal. Sebelum memesan sebaiknya intip dulu ukuran porsinya supaya bisa disesuaikan dengan kapasitas perut, asli porsinya jumbo banget hehehe.Â
Selain makan di restaurant, andai berkesempatan trip ke Ambon lagi, lalu tinggal di tempat yang bisa masak, mau deh setiap pagi belanja ikan segar yang dijual oleh mama-mama. Sebagai penyuka ikan-ikan kecil, terbayang ingin mengolah ikan-ikan ini menjadi masakan. Pastinya ikan ini segar, dan katanya ikan yang dijual di pasar seperti ini biasanya kalau tidak habis dijual tidak diawetkan, tetapi dikonsumsi sendiri, karena orang Ambon senangnya makan ikan segar.
Liburan kali ini telah usai, kami harus pulang. Saya ingin segera sampai rumah karena sejak hari kedua trip saya terserang diare. Entah darimana asalnya bakteri nakal ini, karena hanya saya yang mengalaminya. Tetap bersyukur, hanya skip satu dive dan skip satu kali makan malam bersama. Bersyukur juga selama di darat, urusan bolak balik ke toilet pun masih bisa diatasi. Dimanapun kami mampir, saya pasti mampir juga ke toilet hiks. Bersyukur lagi karena diare sembuh setelah ke dokter dan istirahat.
Terima kasih untuk Corona Diving Club, Blue Rose Divers dan buddies trip ini. Semoga kita semua terus diberi kesehatan dan semoga pandemi Covid19 segera berlalu. Sampai bertemu di penyelaman dan piknik selanjutnya.
 Salam manise,Â
Life Is A Great Journey,
helen_s.maria
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H