Mohon tunggu...
helen_s.maria
helen_s.maria Mohon Tunggu... Administrasi - #exploreIndonesia #exploretheworld ... Bersyukur untuk kesempatan, waktu, kesehatan dan rezeki yang Tuhan berikan

@helen_s.maria

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay

22 Februari 2021   16:20 Diperbarui: 24 Februari 2021   20:25 2439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Trekking akhir pekan 2020.09.05, menuju  tempat yang jauh dari suasana kota. Mencari dan mengambil udara segar, sambil olahraga dengan bonus piknik. Sabtu pagi, kami janjian bertemu  di Buperta Cibubur. Protokol kesehatan selalu dijaga dan menjadi perhatian penting setiap kami. Wajib memakai masker selama berada di mobil  dan  tidak  makan di dalam mobil.   

Restoran cepat saji masih tutup, mulai dari McD Buperta dan di sepanjang jalan yang kami lewati. Kami memasang mata mencari penjual makanan yang sudah buka,  untungnya ada penjual nasi uduk di pinggir jalan. Kami  sarapan di tempat lalu masing-masing membeli  untuk bekal di curug.

Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Tujuan curug yang dipilih yang sepi pengunjung (pengalaman dari  kunjungan  sebelumnya yang berdekatan dengan tujuan kali ini). Baca: Sejuk Sejenak di Curug Payung dan Pemandian Leuwi Hejo.

Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Menelusuri jalan dengan suasana pedesaan yang jauh dari keramaian. Angin sejuk membawa udara bersih dan segar. Sawah yang mulai menguning menambah indahnya pemandangan  dan menyenangkan hati. 

Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Seperti saat kunjungan sebelumnya, kami memarkir mobil di depan Warung Jambu. Ibu pemilik warung masih ingat dengan kami dan  menyambut dengan ramah.  Istirahat sambil bergantian menumpang toilet, dan persiapan trekking. 
Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Langit berwarna biru menandakan cerahnya cuaca pagi.  Matahari juga sudah  siap menghangatkan dan menyengat hari kami. Karena cuacanya terang, kami bisa menyaksikan pemandangan Gunung Salak di kejauhan.    

Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Sampai di persimpangan, ada dua pecahan arah, yang satu menuju Curug Ciparay, lainnya menuju Curug Walet,  Curug Kiara dan curug-curug disekitarnya. Kami memilih arah ke Curug Kiara. 

Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Jalan berbatu, menanjak dan terus menanjak. Jangan mengeluh bila harus melewati tanjakan,  selalu saya bilang bila sedang melewati  perjalanan seperti ini, bahwa "dimana ada tanjakan, pasti ada turunan". 

Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Untuk sementara, jalan menanjak berganti menjadi jalan datar menyusuri batas parit. Di jalur ini kami berjalan beriringan karena jalurnya sempit. Sisi dalam adalah parit dan semak-semak, sisi lainnya adalah semak-semak dan jurang. Harus sopan dan hati-hati bila ingin mendahului orang yang berjalan di depan hehehe, begitu juga bila berpapasan dengan orang lain dari arah berlawanan. Untungnya di tempat ini kami memang jarang bertemu dengan pengunjung lain. 

Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
"Selamat datang di obyek wisata Kampung Raina, Taman Nasional Gunung Halimun Salak di Kampung Raina". Terletak di  Desa Ciasihan, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. 

Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Di bagian ini juga ada pecahan jalan menuju curug-curug yang berbeda. Bila sebelumnya kami memilih arah menuju Curug Walet dan Curug Payung ( https://www.kompasiana.com/rena_rena/5fbf7ed3d541df5c727d20a2/curug-payung-dan-pemandian-leuwi-hejo ), kali ini kami memilih arah menuju Curug Kiara, Curug Batu Ampar dan Curug Bidadari. 
Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Seperti biasa saya tidak pernah menghitung atau mencatat jarak atau durasi perjalanan, karena masing-masing orang mempunyai kemampuan berjalan dan cara menikmati perjalanan saat trekking. Tidak terasa kami pun sampai di bagian atas Curug Kiara. Untuk menuju bagian "kolam" yang ada di bawah jembatan ini, kami menyusuri tangga dari kayu yang dibuat bersandar pada dinding batu. 

Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Di sini terasa sejuk dan lembab, bentuk tempatnya tersembunyi. Kaki yang mulai basah merasakan dinginnya air.  Saya bersemangat untuk berenang mengikuti suami yang telah lebih dulu berenang. Rene dan Desy pun ikut menyusuri kolam sambil berpegangan dinding batu.  Arus di kolam ini tidak deras karena bentuknya berkelok dari tempat tumpahan air terjun. 

Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Kolamnya tidak terlalu besar, di bagian lain dibatasi oleh batu dan dibawahnya jurang tempat tujuan mengalirnya air dari bagian kolam ini. Dinding batu juga dialiri air dari atas. Suasana tertutup membuat hawa dingin   semakin terasa. 

Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Selesai bermain di bagian Curug Kiara, kami melanjutkan perjalanan. Daun Poh-pohan tumbuh subur, saya tidak tahan untuk memetik dan memakan langsung dedaunan yang biasa dimakan untuk lalap ini hehehehe. Daunnya masih muda-muda, segar, kandungan airnya terasa lebih banyak dari yang biasa dijual dipasar atau dihidangkan di rumah makan ala Sunda. 

Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay| dokpri
Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay| dokpri
Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Perjalanan  kami berikutnya, menuju Curug Batu Ampar. Medannya masih ada yang menanjak, menurun dan  jalan setapak diantara semak-semak. Melewatinya sambil ngobrol, tidak terasa kami sudah tiba di curug. 

Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Sebenarnya di antara perjalanan ini, terbaca panah menuju Curug Bidadari dan Curug Susun, tapi kami agak bingung dan ragu-ragu keberadaannya. Jadi dilewati saja dan tidak  berusaha menemukan curug tersebut. 

Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Tidak seperti Curug Kiara yang tersembunyi, disini tempatnya lebih terbuka. Kalau rasa airnya sih tetap sama dinginnya.  Hembusan angin dan percikan air terjun menambah suasana dingin dan membuat menggigil. 

Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Disini kami beristirahat lsambil menikmati bekal makan siang. Membawa bekal, membuat lebih  santai dan lebih enak mengatur waktu.  Karena  tidak ada warung yang menjual makanan dan minuman, kami tetap tenang dan tidak takut lapar.  

Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Saat kami tiba di bawah, langit dan cuaca siang masih menunjukkan sinar cerahnya. Seperti dalam rencana kami melanjutkan perjalanan menuju Curug Ciparay. Kembali melewati sawah yang kami lewati saat berangkat, kemudian berbelok mengikuti petunjuk menuju curug. 

Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Curug Ciparay masih berada di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Letaknya tidak terlalu jauh dari persimpangan yang membedakan jalan menuju Curug Kiara. Jalan menurun yang sudah dibuat undakan. Sisi luar dibatasi dengan pegangan seadanya yang dibuat dari batang bambu. Sisi bagian dalam adalah tebing lembab yang ditutupi lumut dan tetesan air diantaranya.  

Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Selesai melewati tangga, pemandangan  alam terbuka menjadi suguhan mata. Bebatuan berwarna orange, karena mengandung belerang yang dibawa oleh aliran air dari Kawah Ratu. 

Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Karena lebih mudah dijangkau, pengunjung Curug Ciparay lebih ramai dibandingkan dengan pengunjung di Curug Kiara dan sekitarnya yang jarak tempuhnya lebih jauh. Di dekat jembatan, ada beberapa warung yang menjual minuman dan makanan. Pemandangan sekitarnya keren, dengan latar hutan dan aliran air di sungai berbatu besar. 

Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Menikmati keindahan alam sekitar curug dengan tinggi sekitar 70 meter diantara hijaunya semak dan pepohonan benar-benar terasa kesegarannya. Walaupun airnya dingin dan tidak berenang, tetap senang dengan merasakan angin yang membawa percikan air terjun. 

Sore semakin gelap karena langit manjadi mendung lalu mulai gerimis. Petugas Taman Nasional berkeliling untuk mengingatkan pengunjung agar segera meninggalkan area air terjun. Beruntung kami sudah sempat menikmati tempat ini walaupun belum terlalu lama.

Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay| dokpri
Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay| dokpri
Harus kembali lagi kesini untuk bisa menikmati keindahan alam Curug Ciparay dengan lebih santai, lebih lama, dan lebih kuat menahan dinginnya air. Cita-cita untuk berani berenang di kolam-kolam yang berarus aman dan air dingin ditambah hembusan angin hehehe. 

Kami kembali berjalan kembali ke Warung Jambu, tidak lama setelah kami tiba, hujan turun dan kami bersyukur sudah sampai di warung tanpa harus kehujanan. Kebetulan ada penjual sate ayam yang sedang mangkal di warung, kami membeeli dua porsi untuk dimakan bersama. 

Kami bersyukur karena masih diberikan kesempatan melewati hari ini dengan kesehatan dan tanpa kekurangan sesuatupun sampai hari ini. Doa dan harapan kami dan kita semua, semoga pandemi Covid 19 ini segera berlalu. Untuk saudara yang sedang sakit segera diberikan kesembuhan. Untuk yang sehat pun tidak boleh lengah menjaga stamina dan kesehatan. 

Selalu ingat menjalankan protokol kesehatan dimanapun kita berada. 

Salam sehat, 

Life Is A Great Journey

helen_s.maria

Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay| dokpri
Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay| dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun