Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Kolamnya tidak terlalu besar, di bagian lain dibatasi oleh batu dan dibawahnya jurang tempat tujuan mengalirnya air dari bagian kolam ini. Dinding batu juga dialiri air dari atas. Suasana tertutup membuat hawa dingin  semakin terasa.Â
Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Selesai bermain di bagian Curug Kiara, kami melanjutkan perjalanan. Daun Poh-pohan tumbuh subur, saya tidak tahan untuk memetik dan memakan langsung dedaunan yang biasa dimakan untuk lalap ini hehehehe. Daunnya masih muda-muda, segar, kandungan airnya terasa lebih banyak dari yang biasa dijual dipasar atau dihidangkan di rumah makan ala Sunda.Â
Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay| dokpri
Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Perjalanan  kami berikutnya, menuju Curug Batu Ampar. Medannya masih ada yang menanjak, menurun dan  jalan setapak diantara semak-semak. Melewatinya sambil ngobrol, tidak terasa kami sudah tiba di curug.Â
Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Sebenarnya di antara perjalanan ini, terbaca panah menuju Curug Bidadari dan
Curug Susun, tapi kami agak bingung dan ragu-ragu keberadaannya. Jadi dilewati saja dan tidak  berusaha menemukan curug tersebut.Â
Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Tidak seperti Curug Kiara yang tersembunyi, disini tempatnya lebih terbuka. Kalau rasa airnya sih tetap sama dinginnya. Â Hembusan angin dan percikan air terjun menambah suasana dingin dan membuat menggigil.Â
Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Disini kami beristirahat lsambil menikmati bekal makan siang. Membawa bekal, membuat lebih  santai dan lebih enak mengatur waktu.  Karena  tidak ada warung yang menjual makanan dan minuman, kami tetap tenang dan tidak takut lapar. Â
Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Saat kami tiba di bawah, langit dan cuaca siang masih menunjukkan sinar cerahnya. Seperti dalam rencana kami melanjutkan perjalanan menuju Curug Ciparay. Kembali melewati sawah yang kami lewati saat berangkat, kemudian berbelok mengikuti petunjuk menuju curug.Â
Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Curug Ciparay masih berada di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Letaknya tidak terlalu jauh dari persimpangan yang membedakan jalan menuju Curug Kiara. Jalan menurun yang sudah dibuat undakan. Sisi luar dibatasi dengan pegangan seadanya yang dibuat dari batang bambu. Sisi bagian dalam adalah tebing lembab yang ditutupi lumut dan tetesan air diantaranya. Â
Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Selesai melewati tangga, pemandangan  alam terbuka menjadi suguhan mata. Bebatuan berwarna orange, karena mengandung belerang yang dibawa oleh aliran air dari Kawah Ratu.Â
Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Karena lebih mudah dijangkau, pengunjung Curug Ciparay lebih ramai dibandingkan dengan pengunjung di Curug Kiara dan sekitarnya yang jarak tempuhnya lebih jauh. Di dekat jembatan, ada beberapa warung yang menjual minuman dan makanan. Pemandangan sekitarnya keren, dengan latar hutan dan aliran air di sungai berbatu besar.Â
Curug Kiara, Curug Batu Ampar, dan Curug Ciparay | dokpri
Menikmati keindahan alam sekitar curug dengan tinggi sekitar 70 meter diantara hijaunya semak dan pepohonan benar-benar terasa kesegarannya. Walaupun airnya dingin dan tidak berenang, tetap senang dengan merasakan angin yang membawa percikan air terjun.Â
Lihat Trip Selengkapnya