Mohon tunggu...
helen_s.maria
helen_s.maria Mohon Tunggu... Administrasi - #exploreIndonesia #exploretheworld ... Bersyukur untuk kesempatan, waktu, kesehatan dan rezeki yang Tuhan berikan

@helen_s.maria

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

"Rumah Matoa" Oase Kuliner Sambil Tamasya

8 Desember 2020   18:59 Diperbarui: 8 Desember 2020   19:04 1785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Halo pecinta kuliner dan pencinta  piknik alam. apa kabar? Harapannya  kita semua  selalu  dalam keadaan sehat, Amin. Pasti sudah banyak yang rindu untuk jalan-jalan sambil kuliner. Tentunya dimanapun  berada, kita  harus tetap menjaga dan memperhatikan kesehatan. Bila sedang merasa tidak sehat ya harus tetap di rumah supaya segera sembuh dan terhindar dari penyakit lain. Bila memungkinkan untuk keluar,  wajib untuk  mengikuti protokol kesehatan Covid19  dan  menghindari keramaian.

Dari akun Instagram @kuragram yang dikelola oleh Pak Budi Santoso, saya melihat postingan beliau tentang "Rumah Matoa". Kebetulan setelah melihat informasi ini, besoknya saya dan suami ada kegiatan di Bogor, lalu kami sempatkan untuk mampir. 

Lokasinya berada di Cifor (sebelah gerbang kantor BMKG), pinggiran kota Bogor. Jln. Alternatif IPB , samping BMKG Bogor , Situgede, Kota Bogor, Jawa Barat 16116. Bila membutuhkan informasi lainnya bisa melihat akun Instagram @rumahmatoa atau No HP 0811 887 802. 

Empat tahun lalu,  Rumah Matoa adalah coffee shop indoor di kota Bogor. Kemudian, pada tahun kelima Rumah Matoa pindah ke kebun milik keluarga dan berubah konsep menjadi coffee shop outdoor. 

Dalam judul di atas saya menulis  kata "oase", (Dalam ilmu geografi, oasis atau oase adalah suatu daerah subur terpencil yang berada di tengah gurun, umumnya mengelilingi suatu mata air atau sumber air lainnya.  -- sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Oasis).

"Rumah Matoa" berdasarkan pengalaman kami, cocok sebagai oase yang memberikan kesejukan di tengah "gurun" yang mungkin bisa menggambarkan  situasi sekarang ini dimana kita semua sedang bergelut dan berjuang mengatasi pandemi Covid19.

Sudah  hampir setahun ini kita semua dibatasi dalam banyak kegiatan untuk mencegah dan menekan perkembangan pandemi Covid19.  Kegiatan kuliner dan piknik yang menjadi hobby banyak orang pun dibatasi dan dikurangi.

Di "Rumah Matoa" kita bisa kuliner sekaligus tamasya (atau saya lebih senang menyebutnya dengan kata "piknik").  Menyantap makanan sambil bersantai menikmati suasana alam terbuka di kebun. 

Ada beberapa bagian yang bisa dijadikan tempat bersantai sambil menikmati hidangan; di kebun depan, ruangan dalam rumah, atau  di teras belakang. 

Di kebun depan ditempatkan meja kursi dari kayu di bawah pepohonan rindang. Salah satu jenis pohon yang banyak ditanam disini adalah pohon buah Matoa. Sesuai dengan namanya kan, rumah dengan kebun yang banyak ditanami pohon Matoa. Sayangnya saat kami kesana, pohonnya sedang tidak berbuah. Matoa adalah buah khas Papua yang berbuah setahun sekali di bulan Juli - Oktober, karena sekarang bulan Desember berarti sudah lewat masa berbuahnya. 

Masih di area kebun depan, kalau mau bersantai ala lesehan tersedia karpet di atas rumput, dengan meja kayu dan bantal duduk santai. Kami memilih lesehan, supaya lebih terasa pikniknya hehehe. Harapan dari Rumah Matoa,  pelanggan  yang datang kesini dapat  merasakan dan menikmati kuliner sambil bersantai dengan suasana seperti di rumah dan kebun sendiri. Ngopi,  ngeteh sambil ngemil atau makan di kebun hmmmm asyik banget kan. 

Melihat menunya, saya seperti ingin memesan semua yang ada hahaha, tapi sayangnya saat itu kami hanya berdua dan baru saja jajan dan makan di tempat lain. Saya memesan  Bistik Walanda, karena saya memang penyuka bistik dan Ice Lychee Tea. 

Bistik adalah sebutan orang Indonesia untuk beef steak (bahasa Inggris) atau biefstuk (bahasa Belanda). Makanan ini  masuk ke Indonesia saat masa kolonialisme Belanda atau Walanda. Rasa bistikny enak, bumbunya pas. Teman makannya adalah potato wedges goreng, wortel dan kacang buncis. Siraman saus meleleh diantara tumpukan sayur dan olahan daging sapi, dan taburan bawang goreng  menggugah selera untuk segera menyantapnya. 

Nasi goreng koneng menjadi menu pilihan suami saya. Nasi goreng koneng (bahasa Sunda) artinya kuning. Warna kuningnya berasal dari rempah kunyit.  Ditemani telor ceplok mata sapi, krupuk,  acar ketimun wortel dan cabai rawit, garnish simple yang disukai banyak orang. Es kopi Americano menjadi pilihan untuk diseruput di sore hari ini. 

Setelah kenyang dengan menu berat, kami masih kerasan di tempat ini dan  tidak berniat untuk segera pulang. Jadilah kami memesan lagi cemilan yang ada di menu hahaha. Colenak tape singkong, makanan khas Jawa Barat, bertabur   unti kelapa gula merah, menambah suasana pedesaan, cocok dengan lingkungan tempat ini. 

Bersantai di tempat terbuka atau outdoor memang asyik, tapi bagaimana kalau hujan? Jangan khawatir, selain tempat terbuka, kita tetap bisa menikmati suasana nyaman   di dalam ruangan bangunan rumah. Pintu depan yang terbuka lebar, dan  pintu belakang menuju teras membuat suasana di dalam ruangan pun terasa santai dengan banyak udara segar. 

Pilihan lain selain di kebun, ada area teras belakang yang beratap, jadi tidak perlu khawatir akan kehujanan. Di teras belakang ini disediakan juga beberapa sarana bermain untuk anak-anak. 

Tempat ini sukses membuat kami dan pelanggan lainnya   menikmati hidangan  dan suasana bukan seperti datang ke restaurant, tapi seperti sedang di rumah keluarga. Keramahan dan keakraban  dari mereka yang melayani kami dan pelanggan lain yang kami lihat membuat kami merasa seperti sedang dijamu oleh keluarga.

Setelah selesai dan hendak pulang, jangan lupa bayar ya hahahahaha. Tidak perlu khawatir bila harga yang dibayar akan mahal atau tidak terduga, karena di dalam buku menu tertulis informasi  harga makanan dan minumannya, jadi kita bisa mengukur kira-kira berapa nilai yang  harus dibayar. 

Nilai uang memang relatif untuk masing-masing orang. Bagi kami, harga yang dipatok untuk makanan dan minuman di sini  terbilang bersahabat dengan kantong kami. 

Senangnya kami bisa berkesempatan kuliner dan tamasya di kebunnya Rumah Matoa. Semoga di kesempatan lain kami bisa mampir dan menikmati suasana santai di tempat ini lagi. 

Terima kasih banyak keluarga Rumah Matoa. Semoga dapat terus menyajikan kuliner yang kaya rasa dan suasana alam yang tenang, nyaman dan menyejukkan untuk setiap yang datang ke tempat ini. Sebagai oase untuk setiap kami yang suka kuliner dan membutuhkan udara segar. 

Sukses selalu untuk Rumah Matoa. 

salam, 

Life Is A Great Journey

helen_s.maria

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun