HELLO PHNOM PENH
Setelah dua hari di Siem Reap, hari ketiga (20190517) kami tiba di Phnom Penh, kota terbesar sekaligus ibukota negara Kamboja. Kami tiba saat masih pagi  di kantor sleeper bus Giant Ibis lalu naik tuk-tuk menuju hostel yang  masih tutup.  Kami  menunggu pintu hostel dibuka  sambil memesan sarapan saya tidak suka rasa masakannya karena mengandung daging babi asap. Hidung saya memang agak sensitive dengan aroma daging non halal ini apalagi ditambah olahan asap.
Cerita Singkat Dari Phom Penh | dokpri
Cerita Singkat Dari Phom Penh | dokpri
Setelah hostel buka, kami  diijinkan  check in pagi  tanpa dikenakan biaya tambahan. Segera istirahat sambil menunggu giliran mandi.  Bayangkan kalau setelah semalaman tidur di bus, kami harus tetap check in siang hehehe, pasti penampilan kami jadi kusut tidak karuan.Â
ROYAL PALACEÂ
Dari hostel ternyata cukup jalan kaki menuju Royal Palace melewati  bagian samping istana. Di jalan  kami  bertemu dengan beberapa orang yang menyapa dan mereka tidak menyangka kalau kami dari Indonesia, mereka menyangka kami orang lokal atau orang Philippine. Dengan wajah Asia seperti kami, selama bepergian ke negara Asia  kami memang  sering dikira orang lokal.Â
Cerita Singkat Dari Phom Penh | dokpri
Saat hampir di jalan utama, kami dicegat dan disapa ramah "mas" berwajah mirip orang India. Katanya sayang sekali karena hari ini istana ditutup untuk merayakan ulang tahun Raja. Dia menawarkan paket
wisata lain, contohnya setengah hari menyusuri sungai Mekong dan mampir ke pagoda. Pilihan lainnya adalah  setengah hari mengunjungi Killing Fields yang tidak ingin kami datangi. Jadi dengan sopan kami menolaknya  lalu melanjutkan perjalanan.Â
Berfoto sebentar di alun-alun di seberang istana. Kami disapa lagi oleh seorang  bapak berwajah mirip orang India juga, mengatakan bahwa hari ini istana tutup untuk umum, lalu menawarkan paket wisata lain. Heran deh, kenapa harus menjual paket wisata mereka dengan  menyesatkan turis. Padahal saat di loket  tiket masuk, petugas istana  tidak menginformasikan apa-apa dan sudah banyak turis pengunjung.Â
Seperti biasa kami bertemu dengan rombongan turis  dari China yang membuat suasana menjadi ramai. Terlihat  berbeda dengan turis  dari Jepang yang serius menyimak penjelasan dari pemandu group mereka.  Pastinya kami dikira turis lokal, apalagi kami tidak memakai pemandu hehehe.Â
Cerita Singkat Dari Phom Penh | dokpri
Ada beberapa bangunan dengan ukuran berbeda. Kami menaiki tangga menuju bangunan yang paling besar di komplek istana.  Balaiurang Singgasana adalah  tempat upacara keagamaan dan kenegaraan. Petugas berjaga di depan pintu dan di setiap jendela yang terbuka. Pengunjung tidak diijinkan masuk. Â
Kami hanya bisa melihat bagian dalam dari jendela yang terbuka. Tidak diperkenankan untuk memotret bagian dalam ruangan meskipun dari luar.  Kami sempat  melihat petugas menegur seorang turis dari China yang  tetap memotret dan ngeyel saat diminta untuk  menghapus hasil foto. Padahal informasi dilarang memotretnya  sudah cukup jelas.Â
Cerita Singkat Dari Phom Penh | dokpri
Cerita Singkat Dari Phom Penh | dokpri
Cerita Singkat Dari Phom Penh | dokpri
Kami masuk ke bangunan istanayang lain dekat  Pagoda Perak. Karena ruangannya ber AC, kami bisa bersejuk-sejuk di cuaca tengah hari yang sedang panas. Disini juga tidak boleh mengambil foto.  Banyak disimpan koleksi  barang pusaka, tetapi tampak berdebu, kusam dan seperti  kurang perawatan.Â
Cerita Singkat Dari Phom Penh | dokpri
Saat keluar kami langsung menuju pinggir bangunan lain untuk menghindari  panas matahari. Sambil ngobrol dan kami mulai mati gaya di tempat ini hahaha.  Terlintaslah ide untuk mempercepat perjalanan kami selanjutnya menuju Ho Chi Min City (HCMC). Padahal kami sudah membeli tiket  bus untuk jadwal besok pagi dan hotel di HCMC  untuk check in besok siang.Â
Cerita Singkat Dari Phom Penh | dokpri
Cerita Singkat Dari Phom Penh | dokpri
Karena  tidak bisa menghubungi biro bus via telphone, kami naik tuk-tuk menuju  kantor bus. Ternyata kantor bus kami  berbeda dengan alamat kantor yang kami datangi. Untungnya karena masih segroup perusahaan, mereka mau membantu kami untuk  mengubah  jadwal keberangkatan besok pagi  menjadi siang di hari ini. Tidak dikenakan biaya karena  down grade type bus, untung busnya masih tetap nyaman.
Cerita Singkat Dari Phom Penh | dokpri
Setelah beres dengan urusan tiket, kami makan siang di restoran seberang hostel. Setelah check out,  tuk-tuk yang sama mengantar  kami kembali ke kantor bus. Hahaha inilah enaknya kalau jalan dengan sedikit teman,  bisa lebih   flexible,  diskusi lebih cepat untuk sepakat bila ada  dan perubahan seperti hari ini. Ternyata banyak juga  penumpang menuju HCMC siang ini.Â
Cerita Singkat Dari Phom Penh | dokpri
Bus berjalan sesuai jadwal keberangkatan. Mulailah kami berwisata melalui jendela bus. Saya tidak melihat  pemandangan indah di sepanjang perjalanan, atau mungkin saat pemandangannya indah tapi saya sedang tertidur hehehe. Bus berhenti di restaurant pinggir kota supaya  para penumpang bisa berkesempatan makan malam.Â
Cerita Singkat Dari Phom Penh | dokpri
Cerita Singkat Dari Phom Penh | dokpri
Di daerah sekitar perbatasan dengan Vietnam, saat terbangun kami melihat pemandangan kota dengan deretan hotel-hotel dan bangunan besar mirip mall yang adalah tempat Casino.Â
Cerita Singkat Dari Phom Penh | dokpri
Petugas bus, mengumpulkan passport kami untuk pengurusan imigrasi. Hanya ada dua petugas yang melayani. Jalur antrian pun membingungkan karena tidak ada tanda, jadi kami hanya mengikuti instruksi petugas bus kami.Â
Cerita Singkat Dari Phom Penh | dokpri
Akhirnya malam ini kami tiba di Ho Chi Minh City. Kota yang pernah saya datangi pada tahun 2011 dan masih tampak sederhana dibandingkan Jakarta. Tapi sekarang ini yang terlihat adalah kota maju yang ramai dengan suasana kekinian. Baiklah, kami harus jalan kaki dulu menuju hotel. Untungnya kami bisa menambah pesanan kamar di hotel yang sama untuk malam ini.Â
Sampai di kisah selanjutnya tentang Ho CHi Min City dan Muine.Â
Salam,Â
Life Is A Great Journey.
helen_s.maria
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Trip Selengkapnya