Sabtu siang, 20181120 saya janjian mengambil barang dari @remora_remora di Terminal 1C Keberangkatan Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. @remora terbang dari Bali, kemudian melanjutkan penerbangan pulang ke Medan.
Sejak parameter selatan tidak bisa digunakan, akses dari Tangerang menjadi lebih jauh dan agak ribet (menurut saya). Akibatnya saya  jadi segan bawa mobil dan berpikir untuk naik transportasi umum. Kalau naik taxi "burung biru" atau  taxi online, nilai uangnya bisa lebih dari Rp 200k pergi pulang, hmmmm.
Nah, saatnya  mencoba kereta bandara yang bisa di akses dari stasiun Batuceper, Tangerang. Tidak terlalu jauh dari rumah dan bisa parkir mobil disana. Beberapa stasiun yang saat ini menjadi stasiun perhentian kereta bandara Soekarno Hatta  adalah  :
- Stasiun Bekasi (BKS)
- Stasiun Sudirman Baru (SDB)
- Stasiun  Batuceper (BPR)
- Stasiun Soekaro Hatta (BST)
Paginya saya melihat status pembelian di aplikasi berubah dari "PAID" (semalam) manjadi "TIME OUT". Saya bertanya ke kakak, katanya berarti waktu pembelian tiket sudah habis. Status tiket yang berubah membuat saya jadi ragu-ragu.  Saya datang lebih awal ke stasiun supaya tidak terlambat dan minta penjelasan disana. Untungnya hari ini sedang santai, agenda pentingnya hanya  jalan-jalan ke bandara untuk bertemu @remora.
Di stasiun, saya dilayani baik oleh  dua orang petugas counter. Setelah di check ternyata kata mereka  status pembelian saya gagal. Saya diminta menunjukan email konfirmasi pembayaran.  Saya tunjukkan juga  semua notifikasi SMS dan konfirmasi pendebetan kartu kredit.Â
Saya diminta menghubungi pihak kartu kredit, dibantu bicara juga oleh petugas, Â tapi saat itu tidak terbantu. Saya hanya diminta menunggu sampai nanti menerima tagihan, untuk melihat apakah pembelian tersebut ditagihkan atau benar dibatalkan tanpa tagihan. Nah loh ???!!!
Dari pengalaman mulai membeli tiket, naik kereta pergi pulang, melihat-lihat dan menikmati perjalanan singkat ini, saya terinspirasi untuk menuliskan pengalaman dan membagikan tips tentang menumpag kereta bandara. Semoga bisa bermanfaat dan  memberi pencerahan untuk yang belum pernah atau yang ingin mencoba menggunakan transportasi umum yang keren ini.  Beneran keren loh, serasa di luar negeri yang lebih dulu mempunyai transportasi lancar dan nyaman seperti ini.
1. Aplikasi Railink
Menurut saya aplikasi ini penting. Nama stasiun dan jadwal keberangkatan bisa dilihat melalui aplikasi. Tiket online juga bisa dibeli disini (walaupun saya mendapatkan masalah dengan pembelian online). Aplikasi bisa  di download gratis di playstore.
2. Membeli dan Cara Membayar Tiket
Selain membeli tiket secara online, tiket juga bisa  dibeli langsung di stasiun perhentian. Tersedia  vending machine yang mudah digunakan. Bila belum terbiasa atau bingung, ada petugas siap membantu dan mengarahkan.
Tiket dapat dibeli paling lambat 7 menit sebelum jadwal keberangkatan. Penting  untuk mengetahui jadwal perhentian kereta sehingga bisa tiba tepat waktu dan mempunyai cukup waktu untuk membeli tiket dan mempersiapkan keberangkatan.
Tiket yang dibeli secara online hanya dapat digunakan untuk jadwal perjalanan yang sudah dipilih. Jadi bila terlambat atau terlewat, tiket tersebut hangus, tidak bisa digunakan untuk jadwal perjalanan lain.
Saat perjalanan pulang, saya menyaksikan  sepasang bapak dan ibu yang berjalan dari Terminal 1 kedatangan menuju Shelter  Kalayang. Mereka menggunakan trolley karena  jumlah bagasi  mereka lumayan banyak. Di depan stasiun kelayang, ada batas penggunaan trolley yang sudah mereka lewati. Sempat terdengar percakapan mereka dengan petugas,  mereka bilang  tidak bisa membawa semua barang tanpa bantuan trolley. Petugas mengarahkan mereka melewati pintu lain yang sepertinya bisa menggunakan lift.
Selama di dalam area stasiun dan shelter, trolley  tidak bisa digunakan dan tidak disediakan. Pastikan untuk membawa sesuai kemampuan misalnya saat harus melewati escalator atau lift.
Menuju dan daari  stasiun akhir bandara ke masing-masing terminal, dihubungkan dengan sky train (kereta layang) yang berjumlah 2 gerbong yang disebut dengan Kalayang. Ada jadwal keberangkatan dan tujuan dari masing-masing shelter.  Â
Baik juga untuk mencari informasi letak Shelter Kalayang di masing-masing  terminal tujuan. Contohnya Shelter Kalayang Terminal 1 berada persis di depan Terminal 1B.  Saat itu saya memerlukan waktu untuk berjalan menuju Terminal Keberangkatan 1C demikian juga pada saat kembali.
Berikan waktu yang cukup atau lebih dari  jadwal penerbangan supaya tidak harus terburu-buru atau terlambat. Karena ini adalah transportasi umum, walaupun terhindar kemacetan, tetapi  melewati jalur-jalur yang harus dicapai, misalnya dari stasiun kereta bandara -- menuju shelter Kalayang -- menunggu Kalayang -- keluar dari shelter di masing-masing terminal -- sampai ke terminal tujuan.
Tampaknya transportasi umum ini bisa dijadikan contoh wisata juga. Hari itu saya melihat keluarga yang membawa anak kecil, hmmm tidak tampak barang bawaan, saya menduga mereka hanya akan ke bandara tanpa punya jadwal penerbangan seperti saya. Mereka  bertanya ke  petugas,  tebakan saya sepertinya mereka juga pertama  kali naik kereta bandara hehehe.
Beberapa anak kecil yang lihat santai dan menikmati perjalanan. Naik kereta pasti menjadi pengalaman yang menyenangkan mereka. Baik juga dibuat suasana  santai dan menyenangkan supaya  tidak bosan saat menunggu.
Menurut saya di sekitar bandara berputar "aura jalan-jalan",  karena disana banyak orang yang  bersemangat untuk berangkat jalan-jalan atau pulang dari jalan-jalan.
Senang deh, sudah kesampaian mencoba dan belajar naik kereta bandara. Semoga fasilitas transportasi umum ini benar-benar bisa dimanfaatkan secara maximal. Kecepatan, harga dan kenyamanannya semoga bisa menumbuhkan budaya dan kebiasaan masyarakat untuk menggunakan transportasi umum. Semoga bisa terus dirawat dengan baik, semakin berkembang dan semakin membuat Indonesia bertambah keren.
Life Is A Great Journey
Helen_s.maria
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI