Mohon tunggu...
helen_s.maria
helen_s.maria Mohon Tunggu... Administrasi - #exploreIndonesia #exploretheworld ... Bersyukur untuk kesempatan, waktu, kesehatan dan rezeki yang Tuhan berikan

@helen_s.maria

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Cerita Pendaki Gunung Raung

2 Oktober 2018   12:48 Diperbarui: 3 Oktober 2018   13:14 2526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

20180815

SURABAYA - BASECAMP BU SOETO

Kesempatan  mendaki gunung adalah hal luar biasa.  Kali ini masih bergabung dengan  @tigadewaadventureindonesia untuk mendaki  Gunung Raung via Kalibaru, Banyuwangi, Jawa Timur.   Dalam perjalanan menuju Kalibaru,  saya dan Uni @purnayenti sempat mampir dulu di Surabaya, mengunjungi House Of  Sampoerna dan Museum Kanker Indonesia. 

5 jam 18 menit duduk di kursi tegak  kereta ekonomi AC  dari  Stasiun Gubeng, Surabaya -  Stasiun Kalibaru, Banyuwangi (19:18 WIB),  berbarengan banyak  turis bule backpacker yang menuju Banyuwangi.

Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Karena penyelenggara  tidak menyediakan tenda dan makan selama camping, peserta harus berbagi tugas.  Bawaan  jadi  lebih banyak;  keril, ransel medium, dan tenda kapasitas 6 orang yang lumayan berat. 

Keluar stasiun, disambut para bapak ojek yang menawarkan jasa mengantar ke  basecamp Bu Soeto. Bertemu @afudms yang sekereta beda gerbong, kami  makan malam dulu di sekitar stasiun. Setelah itu, diantar ojek dengan jarak berjauhan, melewati desa yang sepi, kebun tebu yang gelap berkabut. 

Sampai di rumah Bu Soeto,  @taufiqmu_, Abah Wunwun, Bima (anaknya Abah) dan  @johanesdarma  sudah tiba lebih dulu. Lega  sudah sampai di basecamp setelah melewati perjalanan cukup panjang dari rumah. 

20180816

BASECAMP  BU SOETO - POS 1 (980 Mdpl, Durasi 25 menit)

Pagi yang bergerak lambat; briefing, menunggu porter, sarapan dll. Mas Hari yang harusnya mendampingi kami,    memilih mendampingi tamu dari Malaysia. Kami dititipkan ke  Mas Oik  yang  membawa 4 tamu group lain. Pak Rizal membantu menjadi porter, membawakan sebagian barang saya dan Uni Yenti. Yang paling berat adalah karena Gunung Raung tidak memiliki mata air, jadi pendaki harus menyiapkan beka air selama pendakian. Setiap pendaki minimal membawa 6 botol air ukuran 1,5 liter. Pak Anto membantu Abah Wunwun dan Bima. @afudms membantu membawakan tenda bersama. Kami semua sudah siap untuk berangkat, tapi tidak ada aba-aba jelas, hanya bisa memandangi  group lain yang berangkat mendahului, jadi kami  harus menunggu ojek berikutnya.  

Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
09:20 WIB berboncengan di  ojek dan keril masing-masing menuju Pos 1, rumah Pak Sunarya. Seru melewati tanjakan, turunan, perkebunan kopi, dan semak-semak yang hanya cukup dilewati 1 motor.

Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Di rumahnya, Bu Sunarya ramah menyediakan  kopi hasil kebun  yang boleh diminum siapapun yang mampir.  Biji kopi matang, mentah dan bubuk bisa dipesan untuk diambil saat turun gunung.

Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
POS 1 - CAMPING POS 4 (Durasi 4 jam 50 menit)

Sekitar 1 jam beriringan berjalan  sampai di Camp 1 (980 mdpl).  Saat kami istirahat, Abah dan Bima melesat tidak terkejar. Melewati hutan, akar malang melintang yang harus diperhatikan supaya tidak tersandung. Tujuan kami adalah Pos 4 dan berkemah di sana. Saat kami tiba, dua tenda sudah berdiri. Setelah @afudms datang, 1 tenda besar didirikan lagi. 

Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Selagi langit masih terang, masak bareng sambil santai menyiapkan makan malam. Makan bersama  di gunung dengan menu apapun, rasanya   selalu nikmat.  Selesai makan, telur  yang pecah dimasak dengan nasi untuk sarapan besok, hmmm harummnya  enak.

Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Malam ini bisa cepat beristirahat,   menyiapkan tenaga  untuk besok. Hanya ada 2 group yang berkemah disini. Karena areanya tidak luas, maka tidak bisa mendirikan banyak tenda.

20180817

POS 4 - CAMPING  POS 7 (durasi 4 jam 30 menit)

Dirgahayu Kemerdekaan Republik Indonesia ke-73

Pagi ini segera membereskan tenda, karena  harus dibawa duluan  ke Pos 7 supaya kebagian lahan. Setelah tenda beres,  sarapan praktis   logistik kering bawaan Abah, terima kasih Abah. Nasi telur, tempe  tepung, mie goreng, teri kacang dan sambel bajak. Banyak juga menunya hehehe.  

Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Memulai perjalanan dengan doa, lalu  berangkat. Baru berjalan sebentar, kepala saya  pening. Saya lupa membawa suplemen penambah darah yang bisa  membantu untuk saya yang mempunya keluhan darah rendah. Untungnya @johanesdarma membawa dan bisa minta beberapa.

Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Tanjakan, turunan, pos demi pos, dan tempat perhentian untuk beristirahat sudah kami lewati.  Di beberapa semak  berhenti sebentar  untuk mendengarkan suara burung yang tidak terlihat tapi suara kicaunya sangat menghibur.

Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Uni Yenti berpose  setiap kali bertemu pohon besar. Ini  senangnya  mendaki melintas hutan daripada padang, karena banyak pohon besar melindungi terik  matahari. Bersyukur  sejak kemarin cuacanya cerah, sempat gerimis tapi malah membantu membasahi tanah, mengurangi debu.

Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Kabut tipis saat  tiba di Pos 7. Tenda kami sudah disiapkan, tapi perlu  digeser sedikit supaya lebih nyaman. Ini enaknya kalau masih punya pilihan lahan. Camping ground di Camp 7 juga tidak terlalu luas, jadi belaku  "siapa cepat dia dapat". Masih siang dan terasa panas, tapi lebih baik tetap di dalam tenda untuk menghindari debu di luar.

Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Sorenya, masak lagi menyiapkan makan malam. Menu  nasi pecel, ayam goreng, tempe goreng, dan telur dadar. Ayam gorengnya tidak boleh dihabiskan,  disisihkan untuk sarapan dini hari sebelum muncak dan bekal di jalan.

Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Kejadian heboh malam hari  yang sulit  terlupa dalam kenangan Gunung Raung. Tragedi pipis di semak-semak di bawah tenda yang mengarah ke jurang. Karena kontur tanahnya menurun, saya pipis membelakangi tenda. Kemudian bergantian dengan  Uni Yenti.  Tiba-tiba Uni Yenti   jatuh ke semak berduri karena  ternyata posisinya menghadap ke arah tenda. Besar kemungkinan  untuk  oleng ke belakang karena pijakan menurun. Repotnya karena posisi dan keadaan #ehem, siapapun tidak diijinkan menolong  blablablablabla ..... Kisahnya berhenti sampai disini saja ya hahaha .....

Harus segera tidur,   supaya dini hari  bisa bangun segar. Sekitar jam 10, kami terbangun karena ada kelompok pendaki yang baru tiba mendirikan tenda di depan tenda kami. Sedihnya kalau bertemu dengan pendaki yang ributnya   seperti  tidak peduli dengan pendaki lain yang sedang beristirahat. 

Saat  terbangun, kami merasakan dua kali guncangan gempa.  Berdoa  dalam hati, lalu saya berbisik ke Uni Yenti "Kamu sempat pelajarin bagaimana mengatasi gempa saat berada di gunung?" Jawabannya "Belum pernah Len." Hahahah baiklah, karena semua aman, walaupun tetangga rebut banget, saya  berusaha kembali tidur dengan menambah volume music dengan earphone di telinga. 

PR :   mencari informasi tentang apa yang harus dilakukan bila terjadi bencana alam saat sedang di gunung. 

20180818

CAMP  POS 7 -  POS 9

Camp 7 berada di ketinggian 2,541 Mdpl, sebentar lagi kami akan mendaki menuju Puncak Sejati   di ketinggian 3,344 Mdpl. Tekad nekad, keinginan, dan semangat mengalahkan kantuk  dan  dingin. Dipikir-pikir, di waktu dinihari yang enak untuk tidur, demi apakah  para pendaki sukarela seperti ini? Hahaha, misteri hati pendaki.

Dari jamnya @johanesdarma, ter-record pukul 01:57 WIB kami bergerak meninggalkan Camp 7. Berjalanan beriringan setelah berdoa bersama yang dipimpin oleh Abah Wunwun. Dalam gelap, diterangi headlamp yang terpasang  di dahi masing-masing. Saya terpisah dari Uni Yenti yang ditemani Pak Supri. Di depan saya ada @taufiqmu_, @johanesdarma dan Mas Oik. 

Gerak mendaki membuat tubuh mulai berkeringat,  tetapi segera  kering karena  dihembus  angin dingin. Nafas mulai sesak karena mulut dan hidung tertutup masker, bila tidak ditutup pun sangat tidak nyaman karena debu tanah musim panas. Jaket mulai diganti dengan yang lebih tipis. Pukul 02:43 WIB kami tiba di Pos 8, dari sini bisa memandang gemerlap lampu kota Jember.  Melanjutkan perjalanan dan tiba di Pos 9 pukul 03:48 WIB.

Satu group pendaki lain yang sudah  lebih dulu mempersiapkan alat climbing, berangkat saat masih gelap. Kami masih menunggu teman-teman yang belum sampai. Mas Oik membantu memasang harnest dan alat lainnya. Pastikan untuk pipis dulu sebelum alat-alat ini terpasang, karena agak repot kalau harus melepas lalu memasangnya kembali.

Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru | Tiga Dewa Adventure
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru | Tiga Dewa Adventure
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Tiga Dewa Adventure
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Tiga Dewa Adventure
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Tiga Dewa Adventure
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Tiga Dewa Adventure
Ternyata Abah Wunwun, Bima dan Pak Anto  hanya mendaki sampai di Pos 8 dan karena sedang tidak sehat. Mereka kembali ke Pos 7, lalu turun ke basecamp Bu Soeto. Mendengar ceritanya,  Abah Wunwun  adalah pendaki senior karena tahun 1977 (saya belum lahir) beliau sudah mendaki Gunung Semeru.

Tali perlengkapan climbing yang mulanya dibawa oleh Pak Anto pun berpindah ke bahunya @afudms. Terima kasih saudara pendaki @afudms, walaupun badannya ramping tetapi rela membantu kami membawakan beban berat untuk keperluan group ini.

POS 9 - PUNCAK BENDERA - PUNCAK 17 - PUNCAK SEJATI - PUNCAK TUSUK GIGI - POS 9

Tiba  di Puncak bendera jam 05:04 WIB. Langit cepat berganti terang seiring  kehadiran matahari. Medan  extreme yang harus dilalui ada  di depan sana.  Sedikit ngeri walaupun biasanya saya lebih berani menghadapi saat mendaki dibandingkan nanti saat  turun. 

Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Titik selanjutnya adalah Puncak 17. Medan sulit dimulai untuk saya yang  takut melihat ke arah bawah, berusaha mengalihkan pandangan dasar berpijak  yang terlihat  jauh di bawah sana.  Walaupun sudah beberapa kali mendaki gunung, tapi ketakutan seperti ini masih terus terasa setiap kali saya berada di ketinggian gunung.

Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Hanya berani memandang tanah di depan ujung sepatu saya. Berusaha tetap focus, tetap tenang dan tetap bernafas hahaha. Yeaaayyy  ternyata saya melewatinya walau dengan sedikit keberanian yang terkumpul.

Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Meneruskan pendakian, dengan senang hati HP saya serahkan ke @taufiqmu_ yang menawarkan untuk membantu mengambil gambar. Lagipula gerak saya juga terbatas kalau harus mengambil foto, secara saya saja sedang deg-degan melewati jalur-jalur ini.

Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Memanjat  tebing batu, dasar tanah terlihat nun jauh di bawah sana hiks hiks hiks. Kepala pening setiap kali mata tidak sengaja menangkap pandangan di bawah dan  refleks. Jalur-jalur extreme dilalui dengan keterbatasan diri karena takut. Ini  adalah pengalaman pertama saya mendaki dengan jalur seperti ini.

Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Dibantu dan diarahkan  oleh teman-teman di sekitar, mengikuti langkah kaki teman yang ada di depan saya. Saatnya  meninggalkan kesombongan atau kegagahan diri, mengakui keterbatasan dan memerlukan pertolongan orang lain, dan tetap berusaha supaya pertolongan mereka tidak menjadi sia-sia.

Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Semua medan harus dilewati, karena sudah sampai sejauh ini, dan paling malas bila kali ini tidak berhasil dan nantinya penasaran ingin balik lagi. Saat masih proses seperti ini, keinginan untuk balik lagi adalah rencana yang malas dipikirkan. Jadi hal yang selalu saya tekadkan setiap naik suatu gunung untuk pertama  kalinya adalah bisa menyelesaikan semua proses sampai akhir. 

Berlatar Puncak 17, banyak gaya diabadikan di tempat ini hahahaha. 

Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Medan sempit berpagar angin dan jurang;  Shirathal Mustaqim yang terkenal ngeri sekarang harus dilewati. Deg-degan, berusaha melangkah dengan tenang dan fokus. Berharap angin tidak bertiup kencang supaya saya jangan sampai terbang tertiup angin. 

Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Setelah melintas  dengan tenang dan selamat, langsung disambut oleh Mas Oik. Carabiner dikaitkan ke tali, lalu instruksi untuk segera menuruni medan curam ini. Di bawah Mas Supri sudah menyambut dan membantu melepaskan carabiner.  

Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Selanjutnya kami mendekati Puncak Tusuk Gigi yang masih terlihat  seperti gigi taring kecil-kecil atau seperti stalagmite. Tidak mudah berpijak di jalur miring dan berbatu.  

Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Puncak Tusuk Gigi hkami lewati dulu, karena tujuannya langsung ke Puncak Sejati. Senangnya luar biasa, karena sudah sampai sejauh ini. Memandang alam  sekililing yang menakjubkan. Wikipedia menulis  bahwa kaldera Raung adalah kaldera kering terbesar di Pulau Jawa, dan kaldera terbesar kedua Indonesia setelah kaldera Tambora (NTT).

Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Setelah merasa cukup menikmati suasana dan mengambil gambar, jam 09:15 WIB kami meninggalkan Puncak Sejati. Selanjutnya mampir ke sekitar Puncak Tusuk Gigi, yang tidak tampak bentuk tusuk giginya  bila dilihat dari dekat. Duduk  berteduh di balik tebing, terlindung  dari terpaan angin, kami menikmati bekal nasi yang kami bawa. Aaaarrrgghhh mulai turun nih.

Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Setelah makan, tenaga bertambah, tapi segera akan terkuras lagi karena kami akan turun kembali ke Camp Pos 7. Matahari sudah bergerak ke atas, kepala pening (setiap kali turun dari puncak gunung), mata berat mengantuk karena bangun dini hari, aaaargggghhh PR banget.

Melewati jalur bebatuan, mengikuti Pak Supri. Kemudian dibantu dan diarahkan oleh @afudms, karena Pak Supri membatu teman-teman yang lain. Perlu perhatian supaya tidak salah menginjak batu, karena  batu yang bisa terlepas berbahaya dan bisa jatuh menggelinding ke bawah.

Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Jalur extreme harus dilalui lagi seperti saat mendaki. Saya sempat menangis karena saking takutnya melihat kebawah saat harus menuruni tebing, walaupun badan sudah terikat dengan tali. Kesulitan saat mencari pijakan di tebing, karena mata saya seperti tidak mau membuka, takut melihat ke bawah, kepala pening, tengkuk sakit akibat terlalu tegang, aaargghhh tetap cemen  hikkss hikks.

Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Sekitar jam 1 siang kami tiba di Pos 9, alat climbing sudah bisa dilepaskan dan dibawa turun lagi, atau tetap dipakai sampai Camp Pos 7. Perjalanan menuruni hutan untuk sampai Pos 7 pun terasa lama, ditambah kaki yang sudah mulai lemas, badan seperti melayang karena lelah dan mengantuk. Entah jam berapa jam berapa kami tiba di Pos 7, terlalu senangnya sampai lupa melihat jam hehehe.

Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Yang pertama ingin dilakukan setelah sampai lagi di tenda adalah;  bersih-bersih, leyeh-leyeh,  sambil ngobrol  tentang   yang  perjalanan yang sudah dilewati. Tenda saya dan Uni Yenti pun dipindahkan ke lahan tenda Abah, persis berseberangan pintu masuk dengan tenda para saudara pendaki kami, supaya lebih mudah sharing memasak dan makan bersama. Menu malam ini; pudding coklat, sop sayur bakso  tahu.

Selesai memasak, di luar tenda sudah mulai tampak pemandangan matahari terbenam , tetapi saya malas bergerak. Baiklah tetap sedikit berusaha untuk mengambil gambar,  saya lakukan dengan mengeluarkan setengah badan  dari tenda. 

Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Selesai makan, saya segera mengantuk, pastinya  efek  lelah. Berharap malam  ini tidak kepingin pipis. Selain dingin di luar tenda, debu tak terlihat yang pasti  menempel di kaos kaki, dan malas berjalan  menuju spot pipis. 

20180819

Pos Camp 7 -Pos 1

Sempat tertidur pulas dan terbangun karena tetangga pendaki di seberang tenda kami ributnya pakai banget, terus mengganggu dengan suara obrolan dan menyanyi sampai sekitar dinihari saat pendaki lain bersiap untuk summit attack. Di sebelah tenda kami adalah para pendaki dari Malaysia, mereka tidak ribut walaupun bersiap summit. Harusnya malu ya karena tuan rumah malah tidak bisa menjaga suasana. Lah ini, para mas-mas dengan logat medok, ngobrol sakarepnya dan, putar musik sambil ikut  menyanyi dengan suara yang jauh dari merdu.  Dan kelakuan mereka terus berlanjut sampai pagi terang. Padahal pagi ini cerah, sayangnya ada pengganggu receh. 

Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Menahan sabar,  setelah kami dari toilet umum, saya yang sudah tidak sabar ingin menegur mereka, akhirnya  keduluan Uni Yenti yang menegur mereka. Keterlaluan sih ada pendaki seperti itu. Kami ngeluh juga ke para bapak guide, yang harusnya menegur pendaki seperti ini. Kata Mas Supri mereka pendaki dari Surabaya. Mereka pasti tidak membaca peraturan yang tertulis jelas di Pos 1 rumah Pak Sunarya. 

Setelah ditegur akhirnya mereka diam dan menjadi tenang. Kesalnya saya sampai memotret wajah-wajah mereka. Pendaki (tidak lagi muda) kok tidak punya attitude sebagai pendaki ggggggrrrrrrrr. Semoga dengan teguran dari Uni Yenti, mereka akan ingat dan tidak mengulangi lagi di gunung manapun.

Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
 Lupakan mereka, lanjut kegiatan masak, sarapan bersama,  packing, tidak boleh lupa  operasi semut membereskan sampah. Kami berdoa bersama sebelum meninggalkan Pos Camp 7, saat itu jam 09.10 WIB. 

Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Berjalan beriringan melewati pos demi pos. Sesekali kami istirahat sebentar, kadang sambil foto-foto. Sempat terjadi gempa saat kami berjalan, jadi kami tidak merasakannya. 

Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Jam 14:00 WIB kami tiba di Pos 1, rumah Pak Sunarya. Istirahat sambil menunggu ojek lengkap, mengambil pesanan kopi dan foto-foto dengam Bapak Ibu Sunarya. Kopi yang kami beli adalah hasil panen dari kebun kopi mereka. Walau sudah tampak sepuh tapi mereka masih semangat, ibu malah selalu bergaya saat di foto. 

Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Menumpang ojek dengan mesin yang masih dimatikan karena medan menurun. Setelah titik tertentu barulah mesin dinyalakan. Melintasi perkebunan kopi dan semak-semak. Sebelum kembali ke basecamp, kami mampir dulu di air terjun. 

Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru Dokumentasi pribadi
BASECAMP BU SOETO

setelah cukup bersantai, dan tidak enak juga terlalu lama ditunggu ojek, kami melanjutkan perjalanan kembali ke basecamp Bu Soeto. Sampai di basecamp sibuk memilih kaos dan suvenir di kiosnya Mas Sholehudin. Selesai mendapat kaos, jajan bakso sambil gantian antri mandi. Air mati, wah kasus nih, padahal sudah benar-benar ingin dan harus mandi. Untungnya saya masih kebagian air yang ada di bak mandi. 

Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Makan malam bersama sebelum meninggalkan basecamp. Bertambah meriah, ternyata hari ini Pak Supri berulang tahun. Kami dibawakan kue tart dari rumah yang sudah disiapkan istrinya. Jam 21:00 WIB saya dan Uni Yenti ojekan lagi menuju stasiun Kalibaru. Mas Sholehudin yang jadi ojeknya, sepanjang perjalanan kami ngobrol tentang Raung. 

Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru Dokumentasi pribadi
Tidak terasa, kebersamaan beberapa hari ini harus berakhir. Terima kasih banyak saudara dan saudari pendaki Gunung Raung. Terima kasih juga Mas @rifkymaulanaaaa dan @tigadewaadventureindonesia. Sampai jumpa lagi di pendakian selanjutnya, tetap di gunung Indonesia. Tetap sehat, semangat dan melestarikan alam di bumi pertiwi, titipan Sang Pencipta. 

Salam lestari.

Life Is A Great  Journey

helen_s.maria

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun