Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Yang pertama ingin dilakukan setelah sampai lagi di tenda adalah;  bersih-bersih, leyeh-leyeh,  sambil ngobrol  tentang  yang  perjalanan yang sudah dilewati. Tenda saya dan Uni Yenti pun dipindahkan ke lahan tenda Abah, persis berseberangan pintu masuk dengan tenda para saudara pendaki kami, supaya lebih mudah sharing memasak dan makan bersama. Menu malam ini; pudding coklat, sop sayur bakso  tahu.
Selesai memasak, di luar tenda sudah mulai tampak pemandangan matahari terbenam , tetapi saya malas bergerak. Baiklah tetap sedikit berusaha untuk mengambil gambar,  saya lakukan dengan mengeluarkan setengah badan  dari tenda.Â
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Selesai makan, saya segera mengantuk, pastinya  efek  lelah. Berharap malam  ini tidak kepingin pipis. Selain dingin di luar tenda, debu tak terlihat yang pasti  menempel di kaos kaki, dan malas berjalan  menuju spot pipis.Â
20180819
Pos Camp 7 -Pos 1
Sempat tertidur pulas dan terbangun karena tetangga pendaki di seberang tenda kami ributnya pakai banget, terus mengganggu dengan suara obrolan dan menyanyi sampai sekitar dinihari saat pendaki lain bersiap untuk summit attack. Di sebelah tenda kami adalah para pendaki dari Malaysia, mereka tidak ribut walaupun bersiap summit. Harusnya malu ya karena tuan rumah malah tidak bisa menjaga suasana. Lah ini, para mas-mas dengan logat medok, ngobrol sakarepnya dan, putar musik sambil ikut  menyanyi dengan suara yang jauh dari merdu.  Dan kelakuan mereka terus berlanjut sampai pagi terang. Padahal pagi ini cerah, sayangnya ada pengganggu receh.Â
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Menahan sabar,  setelah kami dari toilet umum, saya yang sudah tidak sabar ingin menegur mereka, akhirnya  keduluan Uni Yenti yang menegur mereka. Keterlaluan sih ada pendaki seperti itu. Kami ngeluh juga ke para bapak guide, yang harusnya menegur pendaki seperti ini. Kata Mas Supri mereka pendaki dari Surabaya. Mereka pasti tidak membaca peraturan yang tertulis jelas di Pos 1 rumah Pak Sunarya.Â
Setelah ditegur akhirnya mereka diam dan menjadi tenang. Kesalnya saya sampai memotret wajah-wajah mereka. Pendaki (tidak lagi muda) kok tidak punya attitude sebagai pendaki ggggggrrrrrrrr. Semoga dengan teguran dari Uni Yenti, mereka akan ingat dan tidak mengulangi lagi di gunung manapun.
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
 Lupakan mereka, lanjut kegiatan masak, sarapan bersama,  packing, tidak boleh lupa  operasi semut membereskan sampah. Kami berdoa bersama sebelum meninggalkan Pos Camp 7, saat itu jam 09.10 WIB.Â
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Berjalan beriringan melewati pos demi pos. Sesekali kami istirahat sebentar, kadang sambil foto-foto. Sempat terjadi gempa saat kami berjalan, jadi kami tidak merasakannya.Â
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Cerita Pendaki: Gunung Raung Via Kalibaru |Dokumentasi pribadi
Jam 14:00 WIB kami tiba di Pos 1, rumah Pak Sunarya. Istirahat sambil menunggu ojek lengkap, mengambil pesanan kopi dan foto-foto dengam Bapak Ibu Sunarya. Kopi yang kami beli adalah hasil panen dari kebun kopi mereka. Walau sudah tampak sepuh tapi mereka masih semangat, ibu malah selalu bergaya saat di foto.Â
Lihat Travel Story Selengkapnya