Mohon tunggu...
helen_s.maria
helen_s.maria Mohon Tunggu... Administrasi - #exploreIndonesia #exploretheworld ... Bersyukur untuk kesempatan, waktu, kesehatan dan rezeki yang Tuhan berikan

@helen_s.maria

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

House of Sampoerna

27 Agustus 2018   12:35 Diperbarui: 27 Agustus 2018   16:45 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kereta malam jam 21:30 WIB  (20180814) mengantar saya dan Uni @purnayenti dari Stasiun Gambir (Jakarta) sampai tiba pagi hari (20180815) di Stasiun Pasar Turi (Surabaya). Walaupun durasinya  berjam-jam, senangnya perjalanan malam adalah bisa tidur dan menghemat waktu, jugijagijugijagijug.  Duduk di gerbong eksekutif Kereta Api Indonesia; bersih, selimutan karena  AC-nya dingin,  saya bisa  tidur dengan nyaman sambil diiringi musik lembut dari MP3 yang sudah saya siapkan. 

House Of Sampoerna (dokpri)
House Of Sampoerna (dokpri)
House Of Sampoerna (dokpri)
House Of Sampoerna (dokpri)
House Of Sampoerna (dokpri)
House Of Sampoerna (dokpri)
Kami di Surabaya untuk transit beberapa jam sebelum melanjutkan perjalanan kereta ke Kalibaru (Banyuwangi) jam 14:00 WIB. Sebelum keluar dari komplek stasiun, kami sarapan porsi dengan kenyang  di Solaria supaya perut terisi dan tenaga bertambah.

House Of Sampoerna (dokpri)
House Of Sampoerna (dokpri)
Tujuan pertama kami adalah  kantornya Cak Ismail (teman saya)  di Jl. Kombes Pol untuk menitip keril dan tenda di mobilnya. Saat bertemu malah diserahkan kunci dan mobil yang boleh dipakai sementara pemiliknya ngantor hehehe. Sempat menolak (ssstttt karena sebenarnya saya  lupa membawa SIM) tapi akhirnya dibawa juga dengan extra hati-hati.

House Of Sampoerna di Taman Sampoerna No 6, Krembangan Utara, Pabean Cantian, Surabaya menjadi pilihan karena informasi di maps durasi perjalanannya hanya 16 menit. Tanpa kendala kami mengikuti arahan aplikasi sampai tiba di lokasi. Terima kasih google maps,  karena sudah sering sangat membantu saya menemukan tujuan dengan mudah.  Melewati gerbang komplek menuju area parkir kami melewati bangunan megah, tinggi, kokoh mirip benteng dengan dengan dua pilar berbentuk batang rokok.

Saya bukan perokok,  malah anti rokok sejak kecil, kesal dan  tidak bisa bernafas bila ada  asap rokok  di sekitar, dan sedih dengan segala akibat dari rokok. Mengunjungi tempat ini karena memang tempatnya terjangkau oleh jarak dan waktu. Semoga bisa menambah pengetahuan dan pelajaran dari apapun yang saya temui di tempat ini.

House Of Sampoerna (dokpri)
House Of Sampoerna (dokpri)
THE ART GALLERY 

Halaman tertata rapi dan bersih, dijaga dan diawasi oleh petugas yang siap  memandu. Melewati lorong beraroma  manis tembakau di samping bangunan produksi kami masuk ke The Art Gallery. Dari jendela yang terbuka dibatasi kawat, kami bisa melihat para para pekerja dan kegiatannya. Pengunjung saat itu hanya  kami, suasana sunyi mendukung imajinasi dan kekaguman saat melihat-lihat hasil karya seni anak bangsa yang dipamerkan di ruangan ini. 

House Of Sampoerna (dokpri)
House Of Sampoerna (dokpri)
House Of Sampoerna (dokpri)
House Of Sampoerna (dokpri)
House Of Sampoerna (dokpri)
House Of Sampoerna (dokpri)
Selain lukisan, ada juga karya seni berbentuk 3 dimensi dengan media berbeda-beda. Disini, House Of Sampoerna mengapresiasi dan menyediakan tempat untuk memamerkan hasil karya seniman anak bangsa.

House Of Sampoerna (dokpri)
House Of Sampoerna (dokpri)
House Of Sampoerna (dokpri)
House Of Sampoerna (dokpri)
House Of Sampoerna (dokpri)
House Of Sampoerna (dokpri)
House Of Sampoerna (dokpri)
House Of Sampoerna (dokpri)
MUSEUM 

Saya mengetuk pintu museum yang tertutup lalu membukanya perlahan karena takut salah masuk. Disambut oleh mbak-mbak yang ramah dan mempersilahkan kami masuk. Tidak ada loket tiket karena memang tidak perlu membayar. 

House Of Sampoerna (dokpri)
House Of Sampoerna (dokpri)
House Of Sampoerna (dokpri)
House Of Sampoerna (dokpri)
Ruangan sejuk ber AC berbalut warna interior hangat, tertata rapi, bersih tanpa debu, di tengah pintu masuk ada kolam ikan berair jernih menambah suasana nyaman dan sejuk. Sisi kanan dari pintu masuk, dipajang foto-foto tokoh dan kegiatan, kursi kuno diberi pembatas supaya tidak diduduki, meja kayu berkaca, lemari kayu dan pajangan keramik kuno.

House Of Sampoerna (dokpri)
House Of Sampoerna (dokpri)
House Of Sampoerna (dokpri)
House Of Sampoerna (dokpri)
House Of Sampoerna (dokpri)
House Of Sampoerna (dokpri)
Sisi kiri dari pintu masuk ditata bagus contoh asli tembakau, cengkeh, bahan rempah pembuat rokok, mesin giling manual, dan  oven.

House Of Sampoerna (dokpri)
House Of Sampoerna (dokpri)
House Of Sampoerna (dokpri)
House Of Sampoerna (dokpri)
House Of Sampoerna (dokpri)
House Of Sampoerna (dokpri)
Masuk lebih dalam ke ruangan selanjutnya, bisa dilihat barang-barang kuno seperti koleksi gambar kotak korek api kunopelat cetak kuno, koleksi kemasan rokok dari tahun ke tahun. Sejarah  Marching Band Sampoerna yang pernah mewakili Indonesia dan menjadi  juara internasional. Alat music dan perlengkapannya disimpan juga di museum ini.

House Of Sampoerna (dokpri)
House Of Sampoerna (dokpri)
House Of Sampoerna (dokpri)
House Of Sampoerna (dokpri)
House Of Sampoerna (dokpri)
House Of Sampoerna (dokpri)
House Of Sampoerna (dokpri)
House Of Sampoerna (dokpri)
Nah, saat melihat display bungkus rokok dengan gambar seram dan menakutkan, disinilah saya merasa pusing dan berpikir mengapa benda mengerikan  ini dibuat? Diproduksi untuk dijual, tetapi dengan peringatan; "Merokok sebabkan kanker tenggorokan", "Merokok sebabkan kanker paru-paru dan nronkitis kronis", "Merokok dekat anak berbahaya bagi mereka", "Merokok sebabkan kanker mulut" .... Hmmmm (speechless).

House Of Sampoerna (dokpri)
House Of Sampoerna (dokpri)
House Of Sampoerna (dokpri)
House Of Sampoerna (dokpri)
Mungkin karena Indonesia sebagai penghasil tembakau yang menjadi bahan baku pembuatan rokok dan industri ini menyerap banyak tenaga kerja. Gaya hidup merokok masyarakat muda sampai generasi tua, membuat industri ini terus maju walaupun mempunyai dampak buruk bagi kesehatan dan berpotensi sakit dan kematian. 

Di salah satu artikel  saya membaca tulisan  bahwa Indonesia adalah Negara dengan jumlah perokok terbesar ketiga di dunia setelah Rusia dan China.

House Of Sampoerna (dokpri)
House Of Sampoerna (dokpri)
LANTAI DUA

Naik ke lantai dua melewati tangga dengan lampu temaram. Dipisahkan dengan kaca tembus pandang,  melihat kegiatan kerja produksi rokok yang dikerjakan  para pekerja wanita dengan gerak jari yang cekatan, cepat seperti mesin. Setiap batang rokok melewati  proses produksi manual yang berurutan dan saling menyambung. 

Melinting tembakau ke dalam kertas pembungkus, mengelem sampai membentuk batang rokok, merapikan satu per satu  lintingan dengan gunting, menyatukan kumpulang batang rokok ke dalam  kotak kemasan, memberi merek dagang, sampai menyatukan ke dalam kotak yang lebih besar sampai siap untuk dipasarkan. Sayangnya dari tempat ini kami hanya bisa melihat tetapi tidak bisa mengabadikan karena ada larangan untuk mengambil gambar atau video.

HARAPAN: PRODUKSI ROKOK SEHAT ??? ... (Boleh kan berharap?!)

Semoga kelak ada produksi rokok sehat juga ya HA HA HA !!! Semoga kelak ada yang berinovasi menciptakan rokok yang bisa menyembuhkan kanker, bukan menyebabkan kanker... hanya  berharap untuk hal yang lebih baik HE HE HE ... Semoga kelak rokok produksi dalam negeri lebih menyehatkan daripada menyebabkan sakit dan kematian.

Baiklah saya rehat sejenak untuk segera melanjutkan tujuan selanjutnya. Masih di Kota Surabaya kami mengunjungi Museum Kanker Indonesia.

Salam tanpa asap rokok,

Life Is A Great Journey

Helen_s.maria

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun