Masih mengikuti acara kuliner seru  Farah dan Jimmy, kami langsung  menuju ke  Jl. Lombok No.1, Kasin, Klojen, Kota Malang yang menjual Soto Lombok legendaris sejak tahun 1955.  Pukul 11:20 hampir jam makan siang, tapi pengunjung belum terlalu ramai.  Karena perut masih kenyang setelah makan orem-orem, jadi saya makan semangkuk dibagi 2 dengan Farah. Kasihan Dewi karena vegetarian jadi mencium aroma soto sambil minum saja, peace ya Dew.
Wisata kuliner  legendaris lainnya yang ada di kota Malang; Toko Oen yang sudah ada sejak tahun 1930. Tempatnya luas dengan kursi-kursi ala jama dulu. Suasana tenang, sepertinya tamu-tamu sedang menikmati menu masing-masing.
Dikenal juga dengan nama  Gereja Kayutangan karena dulu nama jalan ini adalah Kayoetangan. Berdiri sejak tahun 1905, bangunan  dengan gaya arsitektur Neogothik  membuat kita seolah sedang berada di Eropa. Letaknya  berseberangan dengan Toko Oen.
Kami minta ijin untuk masuk ke dalam gereja  kepada bapak di pos keamanan. Saat  masuk, ruangan gereja terasa sejuk dan membuat nyaman damai berada di tempat ini. Berdoa sebentar lalu menumpang toilet (karena sepertinya ada pemburu kuliner yang kekenyangan hahahaha).
Cui mie adalah mie ayam khas Kota Malang. Mie rebus dengan bumbu daging ayam cincang dan daun selada segar. Tetapi yang kami pilih saat menjelang sore ini ternyata cui mie ala kekinian hehehe. Belum kena ke target sasaran kami yang lebih suka makanan antic dan legendaris nih. Tetap semua makanan yang dipesan dimakan habis.