Jarak sekitar 25 Km dari pusat kota tidak terasa untuk sampai di pantai ini, karena jalanan bebas macet. Terlihat  dua batu granit berukuran besar sebagai gerbang selamat datang untuk masuk ke pantai Romodong.
Pantai cantik dengan hamparan pasir putih bersih dan air laut berwarna biru muda. Tumpukan kelompok batu granit menjadi hiasan yang menambah indah pemandangan di pantai ini. Beberapa pohon rindang bisa dijadikan tempat berteduh di pantai ini bila datang pada siang hari.
Setiap  akhir pekan pantai ini ramai dikunjungi. Banyak warung penjual makanan dan minuman di pinggir pantai.  Banyak kapal nelayan yang bisa reguler mengantar wisatawan untuk menikmati suasana laut. Dari sini kami menyewa kapal untuk mengantar kami ke Pulau Lampu dan Pulau Putri sampai kembali. Harga sewa kapal Rp 500,000.
Sekitar 15 menit menyeberang dari pantai Penyusuk ke Pulau Lampu. Dinamakan demikian karena disini ada  mercusuar dan lampu pemandu untuk kapal yang berada di sekitar perairan pulau ini. Kebetulan bapak kapten kapal kami adalah salah satu petugas jaga malam mercusuar di pulau ini.
Di  sekitar wisma jaga mercusuar, ada beberapa pohon mangga yang sedang berbuah banyak. Buahnya kecil, kuning kemerahan mirip warna mangga gedong. Harum, berair banyak, berserat dan rasanya manis asam segar.
Karena sedang musimnya, kami jadi  pesta mangga. Pak Kapten lincah memanjat pohon, mengguncang dahan-dahan pohon, dan terjadilah hujan mangga. Kami tinggal memilih dan memungut yang tidak pecah, langsung makan tanpa perlu dikupas, karena kulitnya tipis.
Pulau  wisata selanjutnya adalah Pulau Putri yang berseberangan dengan Pulau Lampu. Pasirnya putih halus seperti lada bubuk. Batu granit berukuran besar saling menumpang tindih. Senang berjalan-jalan santai di pantai yang sepi. Ada warung yang menjual minuman dan makanan kecil, lumayan untuk melepas dahaga kering siang hari. Menurut ibu warung, dari sini juga bisa snorkeling, ada beberapa spot karang yang bagus pemandangannya. Sayangnya kami tidak punya cukup waktu untuk menikmatinya.