Saya  mendapat informasi  Acara Cap Go Meh Glodok 2018  dari Ko Handi, pemilik Warung Vegetarian di Gg. Tian Liong, Glodok. Rangkaian acaranya padat, dan  saya sayangnya saya tidak bisa mengikuti selurh acaranya.
Istilah Cap Go Meh diambil dari Bahasa Hokkien; Cap (sepuluh) Go (lima)  Meh (malam). Tanggal 2 Maret 2018 adalah hari ke lima belas sekaligus  hari terakhir perayaan  Tahun Baru  Imlek 16 Februari 2018. Menurut tradisi, dirayakan juga dengan makan kue keranjang yang terbuat dari tepung ketan dan gula  dibungkus dengan daun pisang.
Janjian berempat, tetapi  hanya saya dan Lola yang  hadir. Beberapa ruas jalan di sekitar lokasi  acara ditutup untuk kendaraan.  Saya memilih naik Commuter Line dari Stasiun  Tangerang sampai  Stasiun Duri, Jakarta Barat. Stasiun Duri sudah hampir rampung renovasinya, lebih nyaman dan keren, ada eskalator dan lift, wwwuuiihh.Â
Kemudian naik ojek online sampai  Jl. Toko Tiga, Asemka.  Saat melewati penutupan jalan, kami  diarahkan masuk gang kecil. Saking sempitnya, saat berpapasan  motor dari arah berlawanan, bapaknya  khawatir dengan keselamatan betis dan kaki saya hahaha.Â
PERARAKAN JOLI DEWA
Siang  terik,  suasana ramai, meriah oleh warga sekitar dan warga yang berdatangan dari daerah lain.  Informasinya perarakan joli Dewa dari Vihara-vihara akan melewati jalan tempat kami menunggu.Â
Sambil menunggu Lola, memandang sungai yang masih jauh dari indah. Berkhayal bila suatu hari ini sungai ini bisa dibuat menjadi indah seperti kanal-kanal di venice, hahahaha ... Semoga khayalan saya menjadi nyata, amin.Â
1520422394181-5a9fd0bedd0fa85c33268353.jpg
Banyak dijual mainan anak-anak bentuk barongsai berwarna warni yang menambah semarak suasana.Â
Karena belum lewat juga, tapi sudah melewati jam makan siang, kami makan Bakmie 31 Toko Tiga. Saat mie baru dimakan setengahnya,  perarakan mulai lewat. Setengah mangkok mie  kami tinggalkan dulu supaya  bisa menyaksikan dan mengabadikan suasana perarakan.  Melanjutkan makan sampai selesai, lalu kami keluar lagi untuk melanjutkan melihat perarakan sampai selesai dari pinggir jalan depan Bakmie 31.
1520422774776-5a9fd092ab12ae38b01f71a2.jpg
Beginilah suasana perarakan joli, sangat meriah. Perarakan di jalan ini dimulai  dengan dengan dua mobil pembuka  jalan.Â
Barongsai panjang berwarna hijau dimainkan oleh tentara, sayangnya saya tidak bisa menganbil foto dari depan. Bertemu barongsai tentara saat mereka sudah selesai pertunjukan.Â
Sepasang barongsai menarik  perhatian setiap orang yang dilewatinya. Dari anak-anak sampai orang dewasa senang dengan barongsai. banyak juga yang memberikan "angpao".Â
Ondel-ondel sebagai "tuan rumah" Jakarta juga hadir.Â
Pembawa joli tampak bersemangat semua. Budaya Nusantara diperlihatkan dengan corak pakaian tradisional.Â
Para penabuh tambur yang mencurahkan energy membawa kesegaran di terik panas.Â
WIHARA DHARMA BHAKTI
Menuju  wihara Dharma Bhakti kami berfoto di gapura  Jl. Kemenangan III. Di depan jalan, dibuat tempat doa, mengingatkan saya dengan kota Bangkok, dimana banyak tempat doa, dan siapapun yang lewat bisa  berdoa disitu.Â
Bila berkunjung ke daerah ini enaknya sambil jalan kaki, karena jalannya sempit bila dilewati  mobil. banyak gang sempit yang saling tembus menghubungkan ke jalan lainnya.  Banyak penjual makanan  enak dan  harganya masih terjangkau.  Beberapa rumah yang kami lewati menjadi tempat pengobatan alternative.
Melewati gerbang, di halaman wihara, di bawah pohon Bodhi rindang sekarang dibuat taman, dindingnya dilukis, bagus juga untuk spot narsis.Â
Sebelumnya, kami mengunjungi  wihara ini tanggal 29 Maret 2014. Tanggal 2 Maret 2015 terjadi kebakaran di wihara ini dan  menyisakan beberapa bangunan yang selamat. Ruang doa  menjadi lebih luas, atapnya lebih tinggi, menurut saya jadi lebih banyak sirkulasi udara.  Lilin-lilin merah besar rapi berjajar. Saat ini  renovasi masih  berjalan,  perubahan tata ruang yang  entah sementara selama proses renovasi atau memang ditata seperti sekarang.
Kami juga mengunjungi Gereja Katolik Santa Maria De Fatima yang bertetangga dengan Wihara Dharma Bhakti. Gereja Katolik yang dibangun tahun 1953 bergaya  oriental China, cocok dengan lokasinya yang berada di daerah
pecinan. Â
Mulanya kami mau ikut Misa Bahasa Mandari jam 16:00 tetapi ternyata kali ini ditiadakan. Hmmm, jadinya jajan toge goreng khas Bogor gerobak yang parkir persis di seberang pagar gereja.Supaya  tidak terlalu kenyang, kami makan sepiring berdua,  karena setelah ini, kami masih ingin jajan makanan lainnya.Â
Masuk gang sempit, kami terperangkap di warung  Bakso Wonogiri.  kata Lola,"sist, kalo bakso kita jangan makan seporsi berdua, I mau makan seporsi sendiri." Hahahaha "the power of bakso" memang tidak mampu dilawan, tak tega ditolak. Ini salah satu makanan halal yang ada di daerah yang mayoritas makanannya non halal.Â
Balik lagi menuju gereja untuk ikut Misa sore. Tidak lama terdengar ramai rombongan perarakan joli kembali ke "posko" di halaman sekolah Ricci yang bersebelahan dengan gereja.  Semua partisipan masih semangat, meriah dan heboh. Tapi saat Misa mulai jam 18:00 semua suara kehebohan hilang. Mereka pasti  mengerti bahwa ibadah sore sudah mulai.
Jam 19.10 kami meninggalkan gereja. Dalam perjalanan pulang, melewati panggung  yang masih ramai dengan  acara hiburan. Naik ojek online lagi menuju Stasiun Duri, untung kebagian kursi jadi bisa tidur, terbangun saat hampir sampai Stasiun Tangerang.
Mengingat kegiatan sehari ini, Â indahnya hidup berdampingan dengan damai walaupun berbeda kepercayaan.
Melihat juga sukarelawan yang berhijab. Saya yakin banyak pribadi yang hari ini ikut meramaikan, bekerja dan  berlelah ambil bagian dalam acara ini adalah para saudara dan saudari dari berbagai suku, dan agama yang berbeda. Tetapi dengan semangat toleransi dan Bhineka Tunggal Ika di Indonesia semua bisa saling menolong, mendukung kebaikan.
"Indah itu tidak bukanlah satu warna, damai bukan berarti harus sama. Toleransi terlihat bukan dari hal yang sepaham. Toleransi justru dinyatakan dalam perbedaan."
Terima kasih Tuhan karena acara ini berjalan dengan lancar. Apresiasi untuk  Panitia penyelenggara dan semua yang ambil bagian dalam acara ini. Semoga tahun depan bisa lebih seru dan meriah. Terima kasih juga untuk para petugas kebersihan.Â
Salam,
Life Is A Great JourneyÂ
helen_s.maria
Dokumentasi menggunakan Samsung  mobile cameraÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya