Â
Melewati dan dilewati orang lain, saya dan Dwi tetap bersama. Banyak jalur yang kami lewati hanya berdua. Tidak banyak berhenti dan beristirahat,  "ngebut" seperti dikejar setoran. Awalnya masih memilih jalan yang akan diinjak sampai tidak perduli dengan pijakan . Menginjak lumpur yang  dalam pun hanya kaget saja dan terus melangkah.
Jalur hutan seperti tiada berujung. Cahaya hari mulai meredup.  Karena masih bisa melihat, kami bertahan  tidak mengeluarkan senter. Harus sampai dibawah sebelum  malam. Lelah bisa membuat gagal focus, bisa juga membuat putus asa.
"Berperang" melawan lelah dan menyelesaikan "permainan".  Saat Dwi berkata "sepertinya jalan kita diputar-putar" saya  memotong ucapannya "Tidak Dwi, ini jalan yang benar, kita tidak diputar-putar". Hahaha sabar ya kakak, kita memang sudah lelah, sangat mengerti  kondisi saat itu.
Ingin segera sampai di basecamp, mandi dan bersih-bersih!! Ingin makan dan berkumpul dengan semua teman!! Singkat kisah akhirnya kami sampai, jam 18:45 DONE!!!
Menenggak habis sebotol air mineral dan segelas teh manis panas (dibayarin Salim dan tidak mau diganti, makasih ya dek). Mobil jemputan datang, senangnya seperti anak hilang  dijemput pulang oleh orangtuanya hahahaha.Â
Orie sudah duluan di basecamp karena kemarin tidur di shelter 2 dan turun gunung duluan. Hati belum lega maximal, masih banyak teman-teman yang belum sampai, dan mereka sampai sekitar jam 22:00. Bisa dibayangkan bagaimana mereka berjalan turun di hutan yang  gelap.
Malam ini kami dijemput oleh Rike yang mengantar kami kembali ke kota Padang. Rombongan yang naik bus masih akan berangkat kemudian. Pendakian selesai, jumlah kami semua  lengkap yeaaayy.
Bersyukur kepada Tuhan untuk perjalanan dan pengalaman  penuh kenangan. Bonus bertambah banyak teman. Terima kasih @tigadewaadventureindonesia dan teman-teman semua.  Percaya deh, saat mendengar atau menyebut kata Kerinci, pasti kita akan saling mengingat.
Mengganti hari terakhir tahun 2017, menyambut hari pertama 2018 yang takkan terlupakan. Terbiasa mengikuti suara hati, saat Kerinci terlintas di benak dan segenap hati ingin mengalaminya, maka akan saya jalani. Done! Sekali lagi, terima kasih Tuhan.
"Kita tidak akan pernah mampu menaklukan gunung, karena bukan gununglah yang kita taklukan, melainkan diri kita sendiri.