Tugu Yudha, dinamakan untuk mengenang nama seorang pendaki yang hilang. Disini kami berhenti, beristirahat dan foto-foto. Memandang ke bawah, perjalanan sudah sejauh ini. Memandang keatas, perjalanan belum selesai. Hayolaaahhh semangat membara pantang mundur! Foto adalah alasan untuk istirahat
Akhirnya,  di Puncak Indrapura Gn. Kerinci kami berdiri. Puncak bukanlah tujuan utama sebuah pendakian. Untuk saya pribadi, proses menuju puncak adalah "sesuatu",  punya arti yang sulit untuk diungkapkan. Menikmati  dan merasakan energy dari setiap langkah setapak demi setapak di setiap jalur,  energy setiap kaki pendaki yang pernah melewatinya.Bau belerang menyengat hidung, sempat kesulitan bernafas karena setiap kali terhirup langsung batuk dan sakit di tenggorokan. Tertolong oleh hembusan angin dan masker basah.
3,805 mdpl walaupun dapat diukur dengan angka  tapi semua proses menuju puncak sampai kembali ke rumah dan saat saya mengetik rekaman perjalanan,  tidak dapat diukur dengan apapun karena setiap pribadi mempunyai ukuran masing-masing yang  tak terhingga.
Terharu saat saya melihat Dimas yang baru tiba, langsung mencium tanah, saya yakin pasti ada doa.20180101-081133-5a609efcab12ae3e1c13c2c2.jpg
20180101-080632-5a609ffacbe52354f74a7aa2.jpg
20180101-082049-5a60a02acbe5235ac97d61d2.jpg
Sedang menjadi trend untuk menulis salam dan pesan, atau  untuk mewakili  keberadaan dimana tidak semua orang dapat menginjakkan kakinya di Kerinci.Â
20180101-084535-5a60a023bde5755abc4bd302.jpg
cihuuuy Mas Deni sedang menulis pesan
Lupa ini difoto oleh siapa
TURUN GUNUNGÂ penghibur saat turun gunung
Turun dari puncak adalah PR untuk saya. Harus berjuang melawan ketakutan, jantung berdegup kencang, pening kepala, dll yang lebih terasa dibandingkan saat mendaki naik. Selain mencari pijakan yang  aman, doa terus mengalir. Kali ini  tidak boleh menangis ketakutan seperti saat turun dari puncak Rinjani hahahaha.Melihat tenda kami di Shelter 3, perut langsung bereaksi lapar, lalu segera minta makan dan disiapkan oleh Pakde Bram. Tidak lama kemudian Dwi sampai juga. Lalu hari yang tadi cerah berubah gerimis dan hujan. Padahal sudah saatnya untuk siap-siap dan turun gunung.
Mengingat estimasi perjalanan bila lancar sampai di bawah adalah lima jam, saya dan Dwi sepakat ikut yang pertama turun, untuk menghindari gelap di jalan. Jam 13:00 kami turun.Â
Jalur semakin "menggila", hujan menambah dramatis suasana. Tidak perduli kotor dan lumpur. Di jalur menurun yang memerlukan langkah panjang, kami pasrah menuruninya sambil duduk.
Lihat Travel Story Selengkapnya