Tersenyum saat melewati Gapura "Selamat Datang" menuju Pintu Rimba (1,809 mdpl) yang mempersilahkan kami masuk hutan Kerinci (jam 08:54). Hijau (daun) dan coklat (batang dan tanah) mendominasi warna sekitar. Pepohonan menghalangi sinar matahari, ranting muda dan akar tua saling menjalin. Lembab, membuat suhu tubuh tidak cepat menjadi panas. Jarak langkah dengan beberapa teman pun masih "merapat".20171231-085054-5a6097765e137378bc5a1342.jpg
20171231-085359-5a6097af5e1373786d3428b6.jpg
Langit cerah menemani sampai tiba di Pos 1 "Bangku Panjang" (1,890 mdpl), jam 09:19 WIB. Berhenti sebentar untuk mengambil gambar, lalu meneruskan perjalanan. Memanjakan mata, mengamati bunga-bunga liar yang terlihat. Tangan masih bersih memegang Handphone, memotret dengan cepat supaya tidak terlena keasyikan sendiri. Jam 09:52 tiba di Pos 2 "Batu Lumut" (2,010 mdpl).20171231-091917-5a6097edcbe5235a3b7fac12.jpg
Melewati Pos 2, sepasang bunga kuning menjadi objek foto flora terakhir yang diambil di jam 11:04 WIB dalam perjalanan menuju Pos 3.
Waduh gawat, tidak ada foto Pos 3. Kok bisa? Apakah saya lelah? Yah, mungkin  saya lelah, sibuk berkejaran dengan waktu akibat hari yang cerah  berganti dengan "hujan". Manusia menyusun agendanya, alam semesta juga memiliki jadwal sendiri. Cerah bisa berganti mendung lalu hujan. Kadang mendung tak berarti hujan (seperti syair lagu), namun kali ini mendung berarti hujan. Memakai jas hujan, berjalan lebih hati-hati,  menerima  hujan sebagai bagian seni perjalanan ini.
Dari Pos 3 menuju Shelter 1 (2,505 mdpl) saya berjalan bareng Mas Tikno, tiba jam 12:20 WIB. Yang sudah lebih dulu sampai sedang berteduh sambil makan siang. Menunggu Dwi dan Orie muncul, saya baru merasa lega untuk makan. Saya berkata pada Dwi, bila kami sampai selisih langkah, yang penting kami tetap berjalan dengan orang yang dikenal. Jam 13:00 bergerak meninggalkan Shelter 1 bareng dengan Mas Wahyu.
bersahabat dengan tanah dan lumpur
Kami berhenti sebentar di Shelter 2 (3,100 mdpl), bertemu beberapa teman, melihat saat itu jam 16:00. Tidak mau berlama-lama karena berharap bisa sampai sebelum hari gelap. Semangat membayangkan bisa istirahat di tenda sambil minum teh manis panas, makan mie kuah, bakwan goreng aaahhh nikmatnya. Lanjut melangkah menuju shelter 3 bareng mas Wahyu dan Elang.
HIPOTERMIAÂ
Lihat Travel Story Selengkapnya