Sejak sebelum berangkat saya sudah  kurang tidur. Saat teman-teman masih ngobrol, saya  mencari tempat berbaring yang paling terhalang angin. Untungnya saya mudah tidur dimana saja dan  kondisi tempat apapun. Harapannya saat bangun bisa lebih segar dan lelah berkurang sehingga tetap fit karena besok dan beberapa hari kedepan akan menyelam. Penting untuk menyelam  dalam kondisi  sehat dan cukup istirahat.
Terbangun, dan masih di laut.  Saat di depan toilet, pintu terbanting karena gelombong, hasilnya   memar di lengan dan  lumayan sakit. Lewat tengah malam,  kapal berhenti, lalu kami ditransfer dengan kapal kecil menuju dermaga Pulau Tomia. Dengan mobil kami diantar lagi menuju penginapan Abi Jaya yang menjadi rumah kami selama beberapa hari ini. Padahal ternyata jarak  dekat hahaha . Yeaaayy  sudah sampai, terima kasih Tuhan.
Saya dan Riana  menempati kamar yang lumayan besar, bersih, ada AC dan air hangat. Setelah selesai bersih-bersih, menyiapkan peralatan selam dan kamera untuk pagi hari lalu  lanjut tidur lagi di kasur empuk, langsung pulas.
Pulau Tomia adalah salah satu dari empat pulau besar di wilayah Taman Nasional Wakatobi (Pulau Wangi-Wangi, Pulau Kaledupa, Pulau Tomia dan Pulau Binongko). Banyak penyelam datang untuk menyaksikan, mengalami  dan  menikmati surga bawah laut Taman Nasional Wakatobi. Saya berterima kasih kepada bro Martin dan teman-teman yang sudah mengajak dan mengijinkan saya bergabung di trip ini sehingga kesampaian menyelam di Wakatobi.
PANTAI KOLLO SOHA, ROMA dan GUNUNG WAITII
Kapal bergerak setelah semua  mengisi dan menandatangi  prosedur sebelum menyelam. Kami juga memeriksa semua alat selam. Wakatobi Dive Trip menyediakan alat selam untuk tamu yang tidak membawa alat selam. Hal ini karena penerbangan menuju Wakatobi menggunakan pesawat yang hanya memfasilitasi 10 kg bagasi / penumpang. Bila membawa semua alat lengkap, mungkin akan terkena kelebihan bagasi dan harus membayar kelebihan tersebut. Â