"Benteng Ujung Pandang ini berbentuk seperti seekor penyu yang hendak merangkak turun ke lautan. Dari segi bentuknya sangat jelas filosofi Kerajaan Gowa, bahwa penyu dapat hidup di darat maupun di laut. Begitu pun dengan Kerajaan Gowa yang berjaya di daratan maupun di lautan." (https://id.wikipedia.org/wiki/Fort_Rotterdam)
Senangnya warga Makassar punya pantai di pinggir jalan raya sebagai tempat untuk bersantai. Di pantai ini bisa menikmati matahari terbenam, tapi kami datang di pagi hari yang sedang bergerak menjadi siang. Saat itu tidak terlalu banyak pengunjung. Tulisan-tulisan  yang harusnya menjadi tempat untuk berfoto sedang dalam perbaikan atau mungkin pemeliharaan. Jadi kami hanya bisa mengambil beberapa foto saja.
Setelah dari Pantai Losari kami ingin mampir di Gereja Katolik. Ternyata tidak terlalu jauh dan  searah dengan rute perjalanan kami. Gereja Katedral Makassar atau Gereja Katolik Hati Kudus Yesus Yang Mahakudus adalah gedung gereja tertua di kota Makassar, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara. Bangunannya sederhana dan tidak terlalu besar. Kami masuk ke dalam gedung gereja melalui pintu samping.Â
Di dalam ada beberapa ibu yang sedang berdoa pribadi. Kami berlutut juga untuk berdoa. Setelah itu dengan berusaha tak bersuara kami mengambil beberapa foto, lalu keluar.
Saya mengajak Riana untuk kuliner cemilan di Rumah Makan Muda Mudi, di Jl. Rusa NO. 31 Makassar. Karena sudah pernah makan disana dengan kakak Dwi, Â saya tahu kalau makanan disana enak.
Saya langsung memesan  es pisang ijo yang menurut saya enak dan tidak terlalu manis. Jalangkote (pastel ala Makassar) sudah pasti dipesan juga. Antara perut yang lapar atau mata yang lapar, kami pesan juga lumpia dan kroket. Yang lebih hebat adalah Riana karena memesan nasi goreng dan masih kuat menyantapnya walaupun tidak habis dimakan di tempat. Semua makanan yang tidak bisa kami habiskan kami minta untuk dibungkus sebagai cadangan cemilan kami.
Kenyang pakai banget hahaha. Saatnya kembali ke bandara. Waktunya sudah kami perhitungkan supaya bisa kembali ke bandara tanpa harus terburu-buru ditambah antisipasi bila jalanan macet. Perjalanan lancar tetapi tidak terlalu terasa lama karena kami berdua ngantuk berat. Kurang tidur ditambah sekarang dalam keadaan kenyang maximal eeeeiiimmm. Mata sampai sulit dibuka. Saya hanya berdoa dan percaya bahwa bapak pengemudi baik dan pasti mengantar kami ke bandara dengan aman dan selamat.
Sampai di Bandara dan mengurus penerbangan kami selanjutnya menuju Wakatobi via  Kendari. Menurut SMS, jadwal penerbangan kami seharusnya adalah jam 12:00 WITA. Namun, karena alasan apalah-apalah yang sangat tidak jelas, kami baru bisa terbang jam 14:30 hadeeeuuhh.Â