Setelah dari Pulau Mahoro, kami pindah ke Pulau Manupitaeng untuk melihat burung Maleo yang adalah burung endemik Pulau Sulawesi. Katanya burung Meleo ini anti poligami loh, tapi masih dalam penelitian. Kami trekking santai dan "membisu" untuk mendekati daerah burung-burung itu. Tidak boleh ribut dengan suara karena mereka sepertinya mereka sangat sensitif. Itu pun kami hanya bisa melihatnya dari jauh. Bentuknya seprti ayam, berwarna kecoklatan, mereka sembunyi di dalam pohon.Â
Saat senja kembali ke Pulau Siau, kami mampir dulu untuk mengunjungi patung Yesus memberkati. Sayangnya hari sudah gelap saat kami tiba di sana. Menepi di salah satu pantai cantik saat senja mulai turun. Lalu melanjutkan dengan trekking menanjak.
Trekking lagi ...
trekking lagi hahaha... seru kan ... banyak makan, banyak olahraga juga hahaha.Â
2017.06.26
30 menit perjalanan dengan mobil kami menuju desa Pehe. Dilanjutkan dengan satu jam perjalanan laut dengan speed boat. Tujuannya adalah Pulau Makalehi yang masih termasuk Kabupaten Sitaro. Dua kali penyelaman sebenarnya  belum cukup untuk kami, tetapi waktunya memang harus dibagi.
Pulau Makalehi memiliki kekayaan alam yang luar biasa. Ditemani oleh Pak Berto kami diantar ke atas bukit untuk melihat cantiknya Danau Cinta. Lelahnya kaki melangkah dan panasnya matahari yang menyengat selama sekitar 40 menit terbayarkan saat melihat keindahan alam ini. Danau ukiran alam berbentuk  "Love". Dari jauh terlihat titik-titik bunga teratai berwarna merah muda di sepanjang bibir danau.
Setelah menikmati pemandangan dari atas bukit, kami beristirahat di samping rumah Pak Berto sambil minum  kelapa muda. Karena sudah berada disini, sepertinya sayang bila melewatkan kesempatan tanpa melihat danau cinta dari dekat.
2017.06.27
Setelah dua hari menikmati indahnya Pulau Mahoro dan Pulau Makalehi, wajib juga untuk menyelam di Pulau Siau. Tidak perlu naik kapal, cukup  turun dari pinggir jalan raya Boulevard Pulau Siau, di seberang jalan Wisma Bahari yang kami tempati. Dua kali menyelam di depan wisma dan  satu kali kami turun dari pelabuhan pasar Siau. Setelah senja saya melanjutkan menyelam malam ditemani kakak Fanny Rompas. Wah, senang sekali bila bisa berlama-lama berlibur dan menyelam di Pulau Siau ini.
2017.06.28
Waktu berlibur kami terbatas dan kami harus pulang. Hari terakhir di pulau ini kami tidak lagi menyelam. Setengah hari kami membereskan perlengkapan dan bersantai sambil menunggu kapal cepat datang dan membawa kami kembali ke kota Manado.
Perjalanan laut saat kembali pulang dari Pulau Siau ke Manado lebih cepat. Sore hari dan masih terang kami sudah mendarat di Manado. Bergabung di hotel yang sama dengan  keluarga besar yang juga memilih Manado sebagai destinasi wisata. Malam ini janjian makan malam bersama di Restoran  Angel Fish yang punya menu hidangan ikan Tude. Dan saya makan 5 ekor ikan tude hahaha.
Lihat Travel Story Selengkapnya