Mohon tunggu...
helen_s.maria
helen_s.maria Mohon Tunggu... Administrasi - #exploreIndonesia #exploretheworld ... Bersyukur untuk kesempatan, waktu, kesehatan dan rezeki yang Tuhan berikan

@helen_s.maria

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Oleh-oleh dari Mandeh

28 Mei 2017   14:34 Diperbarui: 28 Mei 2017   15:20 2534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

NAGARI MANDEH

Onde Mande …. adalah  kalimat  yang terlintas di benak saya saat tertarik  mengikuti  Festival Bahari Mandeh 2017 tanggal 3-7 Mei 2017. Mandeh (Bahasa Padang) berarti Ibu (Bahasa Indonesia).   Acara digelar di Kawasan Wisata Bahari Terpadu Mandeh (KWBT Mandeh). Ini adalah tahun pertama diadakan Mandeh Underwater Photography  Competition, dan saya terdaftar sebagai peserta. 

Nagari atau Desa Mandeh berada di Kecamatan Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat. Mandeh adalah  salah satu tujuan wisata bahari yang sedang bertumbuh. Pada akhir pekan Mandeh ramai dikunjungi para wisatawan. Bapak Presiden Joko Widodo  juga sudah mengunjungi dan menjadi saksi keindahan alam di Mandeh ini. saya mengutip dari (http://setkab.go.id/presiden-jokowi-usulkan-pantai-mandeh-di-sumbar-jadi-kawasan-wisata-bahari-terpadu/) ;

... Dalam sambutannya Presiden Jokowi mengaku kaget waktu masuk ke kawasan wisata Pantai Mandeh itu. “Dari atas saya melihat betapa anugerah Allah kepada kita. Keindahan yang ada di sini, itu yang patut kita syukuri,” ... 

 

Peserta
Peserta

MENUJU MANDEH

Ada berbagai maskapai domestik dengan banyak  jadwal penerbangan menuju Bandara Internasional Minangkabau di Padang, Sumatera Barat. Harga tiketnya juga terjangkau mulai dari sekitar lima ratus ribu rupiah. Karena harus bekerja dulu dan ijin setengah hari, saya baru bisa berangkat sore hari tanggal 3 Mei 2017. Saya  berangkat bersama Roni, teman yang juga terdaftar sebagai peserta Festival. Peserta lainnya sudah lebih dulu sampai dan diantar menuju lokasi Festival. Berkat pengertian dan pelayanan baik dari Panitia, kami tetap difasilitasi  penjemputan walaupun jam kedatangan kami yang paling akhir daripadi peserta lainnya.

Bandara Soekarno Hatta - Bandara Minangkabau
Bandara Soekarno Hatta - Bandara Minangkabau
Hari sudah  mulai gelap saat kami dijemput dengan mobil di Bandara Minangkabau oleh panitia Ucok dan Dian. Mereka  melayani kami dengan ramah dan sabar menjawab pertanyaan kami tentang kota  Padang dan Mandeh. Ini adalah kali  pertama  saya menginjakkan kaki di Provinsi Sumbar, jadi harap maklum kalau saya sangat antusias hehehe. 

Lapar, dan memang sudah saatnya makan malam. Di kota Padang wajib dong makan masakan Padang yang terkenal di suluruh Nusantara bahkan sampai ke luar negeri. Sepertinya di  setiap kota di Indonesia pasti ada RM Padang. Di luar negeri masakan Padang juga terkenal.  

Rumah Makan Lamun Ombak menjadi pilihan. Malam ini kami “makan nasi Padang di Kota Padang” hahaha.  Beragam menu dalam piring-piring kecil disajikan di meja kami. Nasi disajikan dalam bakul, bukan di piring seperti kalau saya makan di RM Padang di Jakarta atau tempat lain. Semua tampak menggugah selera, tetapi karena saya tidak mengkonsumsi daging, jadi saya memilih menu yang bisa saya makan dan rasanya tetap enak dengan semangat pedas khas masakan Padang. 

Lamun Ombak
Lamun Ombak
Setelah makan, perjalanan dilanjutkan, mulanya saya masih ikut mengobrol tetapi kemudian tertidur. Beberapa kali terbangun dan masih belum sampai tujuan dan tidak ada pemandangan yang bisa dinikmati, saya tidur lagi. Akhirnya tiba di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Mandeh dan disambut ramah oleh Uda Tanjung Mabruri yang adalah Ketua Panitia Mandeh Underwater Photography  Competition 2017. 

Sekitar 30 menit dalam gelap laut, kami menyeberang dengan kapal dari TPI Mandeh  ke Baga Cottage yang menjadi rumah kami selama mengikuti acara Festival ini. Sebenarnya Baga Cottage ini  masih merupakan bagian Pulau Sumatera, tetapi karena akses jalan darat belum bisa dilalui,  laut menjadi jalan alternatif. Selama penyeberangan Uda Tanjung mengenalkan Mandeh  kepada kami, sangat informatif. Saya  mengapresiasi putra daerah yang mencintai dan ingin memajukan daerahnya seperti Uda Tanjung ini. Semangat terus yaaaa Uda.

Sampai di Baga Cottage, berkenalan dengan peserta lain yang sudah  sibuk menyiapkan perlengkapan kamera untuk esok hari. Saya tidur di dalam satu villa bersama tiga orang peserta wanita  dan dua panitia. Di villa sebelah ditempati para peserta pria yang lebih banyak jumlahnya. Hal yang saya inginkan malam ini adalah ingin segera  pagi untuk melihat keindahan pantai Mandeh.

Baga Cottage di waktu pagi.
Baga Cottage di waktu pagi.
Baga Cottage di waktu pagi.
Baga Cottage di waktu pagi.

KEINDAHAN TELUK MANDEH

Pagi pertama dan sampai empat kali pagi hari di tempat ini tidak pernah saya lewatkan tanpa mengambil gambar keindahan pantai. Pemandangan sekitar pantai. pulau terlihat dan laut tanpa ombak di Mandeh. Berada di teluk dan  Pulau-pulau yang mengelilingi Kawasan Wisata Bahari Mandeh membuat lokasi ini terlindung dan tenang. Beberapa pulau disekitarnya seperti; Pulau Cubadak dengan resort dan  pantai pasir putihnya, Pulau Sironjong besar, Pulau Sironjong kecil dan pulau lainnya. Di Pulau Sironjong Ketek bisa melakukan atraksi yang memacu adrenalin dengan melompat dari  tebing ke laut. Berani mencoba ?? 

Laut yang tenang.
Laut yang tenang.
Lompat tebing di Pulau Sironjong Ketek.
Lompat tebing di Pulau Sironjong Ketek.
Di Pantai ada saung  yang menjadi tempat favorite untuk kami  berkumpul. Banyak kegiatan kami lakukan bersama di saung ini;  sarapan, briefing sebelum berangkat menyelam, makan siang, ngobrol setelah kembali dari menyelam,  melihat hasil foto,  berdikusi tentang banyak hal dan leyeh-leyeh.  

Santai di saung. Koleksi Instagram : Indrawadi Mantari.
Santai di saung. Koleksi Instagram : Indrawadi Mantari.
Dermaga Baga Cottage.
Dermaga Baga Cottage.
Kano yang siap menemani menikmati tenangnya pantai Mandeh.
Kano yang siap menemani menikmati tenangnya pantai Mandeh.

TIGA HARI PENYELAMAN

Peserta dibagi menjadi tiga group; Merah, Kuning dan Hijau. Saya bergabung di group merah bersama Kakaikan, Mela, Aris TJ, Bang  Zaenal dan dipandu oleh kakak Elrit. Tempat penyelaman setiap group dibedakan dan  diatur bergantian. 

Hari pertama group kami menyelam di bagian depan Pulau Cubadak dan Pulau Sironjong Besar. Jarak pandang  saat itu tidak jauh kecuali saat saya menyelam lebih dekat ke arah pantai Pulau Cubadak yang jernih. Di tempat dangkal berpasir saya bertemu dengan banyak Yellow Goby Fish yang mungil-mungil.

Yellow Goby Fish.
Yellow Goby Fish.
Siput Laut / Nudibranch : Chromodoris Joshi
Siput Laut / Nudibranch : Chromodoris Joshi
Hairy Gobi Fish
Hairy Gobi Fish
Malamnya kami mengikuti acara pembukaan Festival Pesona  Mandeh 2017 di TPI. Melihat kebersamaan dan semangat warga  Pesisir Selatan. Acara diramaikan dengan hiburan kesenian budaya dan pesta kuliner Sumatera Barat. Hujan yang kemudian menjadi gerimis tidak menyurutkan semangat warga. 

Tamu undangan dan warga Pesisir Selatan.
Tamu undangan dan warga Pesisir Selatan.
Acara kesenian dan budaya.
Acara kesenian dan budaya.
Dalam perjalanan malam di laut, ternyata ada  pemandangan cantik kapal-kapal nelayan yang sedang parkir. Lampu-lampu kapal bercermin di permukaan air, indah seperti dipenuhi hiasan. Dan saat pagi,  kapal-kapal tersebut tetap menjadi pemandangan indah di Mandeh. 

Kapal nelayan di waktu malam.
Kapal nelayan di waktu malam.
Kapal nelayan di waktu malam.
Kapal nelayan di waktu malam.
Kapal nelayan di waktu pagi.
Kapal nelayan di waktu pagi.
Hari kedua, group kami dua kali menyelam di sekitar Pulau Pagang. Sore hari menjelang senja  bersama beberapa teman kami menyelam lagi  sampai malam di depan dermaga Baga Cottage.  Saya bergabung dengan Bang Zaenal dan Eneng. Foto saat menyelam malam ini tidak diperhitungkan dalam kompetisi.

Ikan Badut dan Anemon.
Ikan Badut dan Anemon.
Scorpion Fish
Scorpion Fish
Siput Laut / Nudibranch : Phyllidia
Siput Laut / Nudibranch : Phyllidia
Anemon
Anemon
Hari ketiga rencana semula kami  akan menyelam di kapal karam  MV Boelongan Nederland. Tetapi karena kebijakan panitia, kami dialihkan ke bagian belakang Pulau Cubadak. Kelak berkesempatan kembali lagi ke Mandeh saya akan menyelam disana.

Cardinal Fish
Cardinal Fish
Si kecil mungil Damsel Fish
Si kecil mungil Damsel Fish
Hari-hari menyelam dimanapun saya berada adalah hari-hari menyenangkan dalam hidup saya. Karena tidak setiap hari saya bisa melewati hari yang diisi dengan kegiatan menyelam. Saya bersyukur untuk hari-hari saya di Mandeh, menikmati keindahan  bawah laut dan pantainya.

Group Merah Mandeh Underwater Photography Competition 2017. Foto milik Instagram Andespindeepwestsumatera
Group Merah Mandeh Underwater Photography Competition 2017. Foto milik Instagram Andespindeepwestsumatera

UBUR-UBUR MANDEH

Jangan salah baca ya, ubur-ubur  bukan bubur Mandeh hahaha. Awal sampai pertengahan tahun adalah musim kedatangan ubur-ubur raksasa ini. Walaupun berukuran besar tetapi ubur-ubur ini tidak mengerikan. Malah  bagus dan cantik sebagai model foto para underwater photographer. Sempat penasaran ingin memegang ubur-ubur ini karena tampak bersahabat dan sering hampir menabrak saya. Jadi jangan takut dengan ubur-ubur ini. Dibawah ini adalah satu satu foto ubur-ubur hasil jepretan kamera Underwater Photographer Randy Widjaja. Terima kasih buddy Randy Widjaja yang sudah mengijinkan saya untuk menayangkan foto ubur-uburnya di blog ini. 

Ubur-ubur sebagai model foto, Underwater Photographer : Randy Widjaja
Ubur-ubur sebagai model foto, Underwater Photographer : Randy Widjaja
Saat pagi dan sore hari  saya melihat banyak ubur-ubur  yang mati dan terdampar di pantai.  Saya amati bagiannya lalu menjadi mainan saya mengisi waktu santai. Teksturnya lembut, kenyal seperti agar-agar jelly kesukaan saya.

Melihat mereka mati berbaris di pantai seperti ini, saya  berpikir apa yang bisa dilakukan dengan ubur-ubur ini? Apakah bisa dikelola? Apakah bisa diubah menjadi bermanfaat? Mungkin diolah menjadi pakan ternak? Atau menjadi makanan olahan untuk manusia bila memang tidak berbahaya. Semoga ada yang memikirkan dan punya ide untuk mengolahnya.

Ubur-ubur yang mati di pantai.
Ubur-ubur yang mati di pantai.
Ubur-ubur dan Unyu Penyelam.
Ubur-ubur dan Unyu Penyelam.

MANDEH KU AKAN KEMBALI

Tidak terasa sudah lima hari empat malam kami di Mandeh. Setelah sarapan kami berkumpul di ruang makan untuk mendengarkan pengumuman hasil Mandeh Underwater Photography  Competition 2017. Foto-foto dari semua peserta yang di submit ditayangkan. Suasana santai dihadiri para Dewan Juri, peserta lomba, para marshal dan crew acara. Ada diskusi tentang foto jugasebagai tambahan pelajaran, tapi sayang waktunya sangat terbatas. Senang karena setiap hal sudah berjalan lancar dan baik adanya. Sedih karena liburan hampir selesai hahaha. 

Terima kasih banyak kepada seluruh Panitia  Mandeh Underwater Photography  Competition 2017 dan semua pihak yang mendukung terselenggaranya acara ini. Terima kasih kepada teman-teman penyelam, untuk semua canda tawa, perbincangan dan hari-hari yang kita lalui beberapa hari ini. Yang selalu dan selalu, terima kasih saya kepada Tuhan yang baik yang mengijinkan saya mengalami semua ini.

Foto koleksi peserta
Foto koleksi peserta

ANTARA MANDEH DAN PADANG

Setelah selesai semua acara di Mandeh dan harus kembali ke Padang. Panitia sudah menyiapkan bus yang mengantar kami dari TPI Mandeh ke Padang. Saat dari Padang menuju Mandeh sepanjang jalan gelap tanpa bisa menikmati pemandangannya karena sudah malam. Perjalanan sebaliknya dari Mandeh menuju Padang kali ini bisa saya nikmati indahnya. Ternyata indah dan banyak pemandangan penghibur mata. Ditambah cuaca cerah hari itu dengan langit biru dan sedikit awan. Bus terus meluncur dan perjalanan lancar, jadi kamera handphone harus siap siaga untuk mengabadikan pemandangan yang bisa saya jadikan foto. 

Dalam Perjalanan Mandeh - Padang.
Dalam Perjalanan Mandeh - Padang.
Dalam perjalanan Mandeh - Padang.
Dalam perjalanan Mandeh - Padang.
Dalam perjalanan Mandeh - Padang.
Dalam perjalanan Mandeh - Padang.

SALAM DARI MANDEH, PADANG, SUMATERA BARAT, INDONESIA

"Dari Sabang sampai Merauke berjajar pulau-pulau. Sambung menyambung menjadi satu, itulah Indonesia." ... Lirik lagu wajib Nasional ciptaan R. Suharjo yang menunjukkan salah satu  kekayaan negeri ini.  Terlahir di bumi tercinta Indonesia adalah anugerah. Pulau-pulau yang dipisahkan laut namun tetap dalam kesatuan, beragam suku bangsa dan budaya yang membuat kemajemukan menjadi keindahan. 

Semoga yang  ada di atas tanah air tercinta, di dalam tanah dan di bawah laut Indonesia ini bisa selalu terjaga. Yang indah menjadi semakin indah. Yang mengalami kerusakan juga bisa diselamatkan dan diperbaiki. Tuhan menyediakan kekayaan alam untuk Indonesia. Tugas kita adalah menjaga, mengembangkan dan melestarikannya agar bisa terus dinikmati sampai generasi selanjutnya. 

helen_s.maria     

Life Is A Great  Journey

2017050307

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun