Mohon tunggu...
helen_s.maria
helen_s.maria Mohon Tunggu... Administrasi - #exploreIndonesia #exploretheworld ... Bersyukur untuk kesempatan, waktu, kesehatan dan rezeki yang Tuhan berikan

@helen_s.maria

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Telaga Biru Cisoka, Wisata Cantik di Tangerang

6 Februari 2017   23:34 Diperbarui: 27 Februari 2017   06:01 11212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sabtu 2017.02.04 Cressent teman saya mengulang informasi tentang tempat yang menurutnya harus didatangi sebagai orang yang tinggal di Tangerang; nama tempatnya adalah Telaga Biru, di desa Cigaru, Cisoka, Tangerang, Banten.

Saya meneruskan info tersebut ke teman-teman, lalu diskusi di group whatsapp. Hal biasa yang sulit ditentukan adalah masalah kapan harus pergi karena jadwal kami masing-masing.

Hanya hari Minggu ini 2017.02.05 yang bisa disempatkan untuk  jalan bareng, karena minggu depan ada satu yang tidak bisa, minggu selanjutnya saya yang tidak bisa dan seterusnya hahaha.

Palu diketok, Minggu ini siapapun yang bisa ya berangkat, ndak usah nunggu semua bisa, ribet ngaturnya hahaha. Rencananya kami janjian ketemu jam 6.30, tetapi karena kesibukan, kelelahan dan yang pasti karena kesiangan, sekitar jam 8 kami baru bertemu.

Cressent sang informan ternyata malah galao dan batal ikut, laaah gimana ini? Dua calon peserta lainnya hari ini juga mundur teratur. Peserta yang siap hanya tiga orang; saya, Rene dan Swan. Cuuuuzzzlaah kita meluncur hahaha.

SARAPAN PAGI MURAH MERIAH

Diawali dengan sarapan bersama di depan RS Mayapada, komplek Modernland Tangerang. Karena saat melewati menuju rumah Rene saya lihat banyak  penjual makanan dari yang ringan sampai berat. Pembelinya kebanyakan mereka yang selesai olahraga pagi di komplek ini.

Target pertama saya dan Swan adalah siomay, sedangkan Rene punya menu sarapan wajib nasi kuning atau nasi uduk ditambah tahu krispi. Ini  makanan berat kami. Karena mata saya berbinar-binar melihat jajanan, dibungkuslah kue rangi bergula nangka dan cilok yang saya habiskan sendiri. Hmmmm sarapan murah meriah dengan level kenyang maksimal hahaha.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

MENUJU KESANA

Sekitar jam 9 selesai sarapan dan menitipkan kendaraan di rumah Rene, kami bergerak menuju lokasi. Menggunakan aplikasi  map dari handphone, ketik "Telaga Biru Cisoka" muncul petunjuk dan informasi durasi tempuh sampai ke tempat tujuan adalah satu jam lima belas menit, via jalan tol (terimakasih Googlemap dan Waze).

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Saya sukarela untuk menjadi supir seharian, karena di trip sebelumnya saya tidak berkontribusi padahal sudah menjadi kebiasaaan kami untuk bergantian pegang kemudi. (trip sebelumnya saya sedang sakit, alasan klise hahaha)

Perjalanan lancar mengandalkan arahan dari map, tapi sempat tersesat juga dan bukan salah map, ini akibat bila dua atau tiga wanita berkumpul di satu ruang : terlalu asyik ngobrol, sampai lupa memperhatikan petunjuk hahaha. Tapi untungnya kami bisa kembali ke jalan yang benar dan sampai di tempat tujuan.

Catatan: Bila ingin kesana, karena tidak ada angkutan umum yang sampai ke tujuan, maka lebih mudah menggunakan kendaraan pribadi atau menyewa angkutan. 

DI TELAGA BIRU

Melewati perkampungan dan banyak jalan yang hanya bisa dilewati satu mobil, kami melihat  spanduk selamat datang di Telaga Biru, disini kami disambut beberapa bapak yang meminta kami untuk membayar “uang lewat” Rp 20,000 tidak bisa ditawar. Saat kami meminta tiket pengganti uang, mereka bilang nanti tiketnya di depan dan harus bayar lagi hhmmmmm. Mencurigakan kalo ini hanya pungutan yang masuk kantong sendiri.

Melewati jembatan berpagar kuning dan melihat dua orang pemuda duduk disana, kami menduga harus bayar lagi, tetapi ternyata tidak hahahaha, kami salah sangka. Ternyata tidak jauh di depan, ada pos perhentian lagi dan mobil kami didekati oleh adik-adik yang memberikan tiket fotocopy. Tulisan di tiket adalah tarif mobil Rp 10,000 dan motor Rp 5,000. Ya, baiklah kami bayar karena sepertinya ini lebih resmi. 

Setelah melewati pos ini kemudian hadir pemandangan sawah, karena jalanannya agak sempit jadi padi-padi yang menguning tampak dekat sekali di samping kiri dan kanan mobil.

Kami disambut beberapa bapak penjaga area parkir yang letaknya di depan sawah. Lokasi Telaga Biru ada di bawah area parkir. Kami turun sedikit, disitu banyak warung makanan dan minuman.

Rene dan Swan sudah langsung meluncur ke bawah. Waktu itu belum terlalu ramai, jadi kami masih bisa bebas mengambil tempat untuk mengambil gambar. Saya sendiri tidak langsung turun karena mencoba mengambil foto dari atas.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Sekelompok bikers sedang berfoto, saat mereka selesai dan tinggal dua orang bikers yang masih melanjutkan foto, kami meminjam satu sepeda dan mereka malah berbaik hati menawarkan bantuan untuk memotret kami. Wooowww kami senang dong karena jadi punya foto bertiga tanpa tongsis hahaha. Terima kasih mas Biker yang baik hati.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Saat ada rombongan bikers lain, malah mereka meminta saya berfoto bersama mereka. Laahhh memangnya saya artis ?? Tapi karena tidak boleh sombong, maka saya berfoto bersama dengan mas-mas Bikers ini. Yaaaahh kali aja nanti jadi terkenal hahahaha.

Semakin siang, Matahari semakin menunjukkan keceriaan dan kekuatan cahayanya. Panas teriknya sampai membuat Rene pusing. Keberadaan warung-warung di sekitar telaga lumayan menolong sebagai tempat untuk berteduh.

Saya malah senang dengan cahaya terik ini, karena sangat membantu untuk mendapatkan hasil foto yang lebih baik daripada saat mendung atau gelap.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

TIGA TELAGA

Nama tempatnya Telaga Biru, padahal disana ada juga  telaga yang airnya berwarna hijau. Jadi di lokasi ini ada tiga telaga. Dua telaga berdampingan di bagian depan. Bila kita memandang dari area parkir, disebelah kanan adalah telaga dengan warna air biru, bertebing pasir berwarna putih, sedangkan di sebelah kiri adalah telaga dengan warna air hijau dan berdinding hijau pepohonan. Di tengah antara telaga ini ada jalan sebagai pembatas keduanya.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Di belakang Telaga Biru ada telaga lain berair biru juga. Waah kalau bisa kesini lagi dengan membawa Drone bisa mengambil video ketiga telaga ini dari atas, hmmmm pastinya keren. Tapi sayang saya tidak punya drone hahahaha.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

BEKAS LOKASI PENGERUKAN PASIR

Sekilas tentang tiga telaga ini, hasil mengobrol dengan Ibu warung penjual gado-gado; sebelumnya tempat ini adalah lokasi pengerukan pasir, semakin dalam ternyata banyak mata air didalamnya, air semakin banyak dan menggenangi kolam urukan ini sehingga  pengerukan tidak bisa dilanjutkan lagi. Beliau juga bilang kalau air yang keluar berwarna biru dan hijau ini alami, bukan buatan apalagi dicampur blau biru untuk cuci baju (jaman dulu banget ya hahaha).

Meskipun telaga-telaga buatan ini terbentuk sebagai akibat penambangan atau pengerukan pasir, tapi menurut saya perubahan yang ada sekarang malah menjadi lebih baik daripada kalau terus dijadikan tempat pengerukan pasir yang mempunyai efek lain terhadap alam disekitarnya. Bayangkan bila tempat ini terus dikeruk dan diambil pasirnya. 

Menurut informasi lain yang saya baca, air di telaga ini mempunyai kadar asam yang tinggi, tidak bisa diminum dan tidak disarankan berenang,  dan dalamnya sekitar 50 meter. Penjelasan lain tentang warna air  biru dan hijau mungkin disebabkan adanya alga ganggang.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

PULANG

Setelah puas Pocan (Photo-photo Cantik) dan karena sudah merasakan hangatnya sinar matahari eeeyaaaa, akhirnya kami pulang. Ternyata tiket parkir yang kami bayar di depan tadi tidak berlaku di area parkir ini hahahaha. Tetap diminta Rp 5,000 untuk parkir, hmmm baiklah, sepertinya memang banyak pihak yang ingin mendapat bagian rejeki dari tempat ini.

Semoga kalau tempat ini memang ingin dikembangkan menjadi tempat wisata di kemudian hari bisa dikelola dengan lebih baik dan rapi, supaya tidak dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang mencari keuntungan sendiri. Para turis (ciyeee turis hahaha) yang berdatangan pun pasti akan merasa lebih nyaman.

Kembali memanfaatkan aplikasi map dari Handphone, dari Telaga Biru ke Tangcity Mall ternyata hanya berdurasi 45 menit, woowww banget hehehe. Semangat bisa cepat sampai Tangerang,  makan siang, lalu mau luluran di salon hahaha tetap yaa rencana  wanita, eehh jadinya malah latihan menyanyi di ruang karaoke hahaha.

Melewati Jl. Raya Cisoka, saat mencari penjual kelapa muda, mata saya malah melihat penjual serabi dengan sebaris wajan gerabah diatas tungku. Senangnya mencium harum gurih serabi yang masih dipanggang. Serabi ini dijual Rp 3000 per pasang, murah meriah, rasanya enak, kelapanya terasa dan aroma gula merahnya enak dan tidak terlalu manis.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Aaaahhh senangnya bisa piknik setengah hari tapi dijalankan dengan segenap hati. Terima kasih Cressent untuk informasinya (oh ya, sekarang ini Cressent sedang merengek supaya saya mau kembali ke Telaga Biru season 2 hahaha). Terima kasih Rene dan Swan, semoga keriaan perjalanan membuat kita selalu kompak.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Sampai bertemu lagi di piknik lainnya ya.

Salam,
Life Is A Great Journey
helen_s.maria

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun