Perjalanan lancar mengandalkan arahan dari map, tapi sempat tersesat juga dan bukan salah map, ini akibat bila dua atau tiga wanita berkumpul di satu ruang : terlalu asyik ngobrol, sampai lupa memperhatikan petunjuk hahaha. Tapi untungnya kami bisa kembali ke jalan yang benar dan sampai di tempat tujuan.
Catatan: Bila ingin kesana, karena tidak ada angkutan umum yang sampai ke tujuan, maka lebih mudah menggunakan kendaraan pribadi atau menyewa angkutan.
DI TELAGA BIRU
Melewati perkampungan dan banyak jalan yang hanya bisa dilewati satu mobil, kami melihat spanduk selamat datang di Telaga Biru, disini kami disambut beberapa bapak yang meminta kami untuk membayar “uang lewat” Rp 20,000 tidak bisa ditawar. Saat kami meminta tiket pengganti uang, mereka bilang nanti tiketnya di depan dan harus bayar lagi hhmmmmm. Mencurigakan kalo ini hanya pungutan yang masuk kantong sendiri.
Melewati jembatan berpagar kuning dan melihat dua orang pemuda duduk disana, kami menduga harus bayar lagi, tetapi ternyata tidak hahahaha, kami salah sangka. Ternyata tidak jauh di depan, ada pos perhentian lagi dan mobil kami didekati oleh adik-adik yang memberikan tiket fotocopy. Tulisan di tiket adalah tarif mobil Rp 10,000 dan motor Rp 5,000. Ya, baiklah kami bayar karena sepertinya ini lebih resmi.
Setelah melewati pos ini kemudian hadir pemandangan sawah, karena jalanannya agak sempit jadi padi-padi yang menguning tampak dekat sekali di samping kiri dan kanan mobil.
Kami disambut beberapa bapak penjaga area parkir yang letaknya di depan sawah. Lokasi Telaga Biru ada di bawah area parkir. Kami turun sedikit, disitu banyak warung makanan dan minuman.
Rene dan Swan sudah langsung meluncur ke bawah. Waktu itu belum terlalu ramai, jadi kami masih bisa bebas mengambil tempat untuk mengambil gambar. Saya sendiri tidak langsung turun karena mencoba mengambil foto dari atas.
Semakin siang, Matahari semakin menunjukkan keceriaan dan kekuatan cahayanya. Panas teriknya sampai membuat Rene pusing. Keberadaan warung-warung di sekitar telaga lumayan menolong sebagai tempat untuk berteduh.
Saya malah senang dengan cahaya terik ini, karena sangat membantu untuk mendapatkan hasil foto yang lebih baik daripada saat mendung atau gelap.