Insecure lazim untuk dirasakan di zaman ini. Sesuai terjemahannya sendiri, Insecure berarti perasaan tidak aman. Insecure masuk dalam salah satu bentuk perasaan inferior. Dalam teori psikologi individual Alfred Adler, Jika ada perasaan inferior maka perjuangan ke arah superior akan menyusul. Pertanyaannya apakah perjuangan tersebut baik atau buruk? Merugikan atau menguntungkan? Dan akan berujung kemana? Kompleks inferioritas? Kompleks superioritas? Atau keberhasilan mengolah perasaan inferior tersebut?
        Perasaan pasti ada pemicunya begitu pula dengan insecure. Salah satu pemicunya adalah media sosial. Keseharian individu zaman ini cenderung diwarnai oleh media sosial. Kebanyakan orang mengakses media sosialnya setiap hari. Kedahsyatan media sosial adalah menyentuh individu-individu yang bahkan enggan untuk berhubungan sosial secara langsung. Kebanyakan individu yang suka mengurung diri tetap menggunakan media sosial.  Iri hati, merasa rendah diri, merasa kalah ketika melihat orang lain. Perasaan insecure merupakan bentuk perasaan inferior yang abnormal. Seringkali, seorang individu yang merasa insecure terus-menerus mencoba mengatasi perasaannya tersebut dengan memperbaiki apa yang menjadi kekurangan dalam dirinya dan menjadi inferioritasnya. Perasaan inferior yang berlarut-larut adalah kompleks inferioritas. Efeknya? Depresi berkepanjangan, tidak pernah puas mencari atau memperoleh sesuatu, dan seterusnya.
        Bagaimana dengan perjuangan ke arah superioritas? Segala bentuk seseorang mengatasi inferioritasnya adalah bentuk perjuangan ke arah superioritas. Dengan mengolah perasaan inferior, kita dapat melakukan perjuangan tersebut secara sehat sehingga tidak berujung pada kompleks inferioritas. Namun kita perlu waspada dengan kompleks superioritas. Kompleks superioritas adalah ketika kita merasa berhasil mengatasi inferioritas kita padahal tidak. Kita hanya sampai ke superioritas yang kompleks. Contohnya ketika kita merasa berhasil mengatasi perasaan iri kita dengan membanggakan hal lain yang kita punya padahal kita tetaplah merasa iri dan perasaan itu tidak bisa kita sangkal dan malah menjatuhkan kita kedepannya jika tidak segera kita olah.
        Tidak ingin jatuh ke dalam kompleks inferioritas atau kompleks superioritas? Ingin mengatasi perasaan insecure dan inferior? Olahlah perasaan inferior anda. Mengolah berarti menjadikan sesuatu lebih baik. Perasaan inferior dapat diolah dengan mengompensasikannya (dialihkan) ke hal lain yang dapat dilakukan dan perasaan inferior diatasi secara sehat. Sebelum mengalihkannya ada baiknya mengakui dan menerima terlebih dahulu perasaan tersebut supaya tidak jatuh ke dalam kompleks superioritas. Mengompensasikan perasaan inferior ke hal lain yang dapat dilakukan bukanlah perkara sulit. Terkadang hal tersebut hanya enggan untuk dilakukan. Dengan melakukan sesuatu yang membuat senang dan dapat dilakukan dengan mudah, sejenak perasaan inferior sudah diatasi. Kekurangan seorang individu memang tidak dapat diatasi, tapi dengan berusaha terhadap apa yang menjadi kelebihan, dia menjadi lebih baik. Caranya cukup mudah dan pasti dapat dilakukan semua orang. Cukup temukan apa yang menjadi kelebihan lalu lakukan ketika sedang merasa inferior. Melakukan sesuatu yang menjadi kelebihan dapat melepaskan stress dan menghilangkan perasaan negatif akibat perasaan inferior.
        Apakah mudah untuk menerima dan mengolah perasaan inferior? Tidak, tapi semuanya berproses. Pepatah mengatakan "Roma tidak dibangun dalam sehari." Begitu pula perasaan kita, insecure kita, dan segala perasaan inferior kita. Memang tidak mudah tapi permasalahannya apakah kita mau atau tidak? Ketika menerima dan mengolah terasa berat, semuanya berproses.
Sumber :
Ansbacher, H.L. dan R.R,
1964Â Â Â Â Â Â Â The Individual-Psychology of Alfred Adler, HarperCollins Publisher, New York.
Hall, Calvin S. dan Gardner Lindzey,
1993Â Â Â Â Â Â Â Teori-teori Psikodinamik (Klinis), diterjemahkan dari Theories Of Personality, oleh Yustinus, Kanisius, Yogyakarta.
Kishimi, Ichiro dan Fumitake Koga,
2019 Â Â Â Â Â Â Berani Tidak Disukai, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H