Kalau ingin tahu sebuah negara itu sudah maju atau belum, salah satu caranya kita pergi melancong ke sana dan ketika kita mendarat di bandara maka hal pertama kali yang kita lakukan adalah "mengencinginya" (numpang buang air kecil alias pipis).
Bila kondisi toiletnya sudah bagus (bersih, kering, harum) maka boleh dapat dikatakan bahwa negara tersebut sudah memiliki perabadan yang maju. Makin bagus dan canggih toiletnya maka makin maju negaranya.Â
Jadi cukup liat toiletnya aja, tidak usah liat-liat yang lain. Setelah itu mau balik pulang terserah Anda. Tapi mending jalan-jalan dulu ya liat liat negeri orang.
Buang air besar/kecil termasuk hal paling primitif di mana sudah ada sejak manusia ada di muka bumi. Dimulai dari buang air besar/kecil bebas di mana saja di alam terbuka, seiring dengan majunya peradaban manusia kini buang air besar/kecil dilakukan di ruang khusus tertutup yang dinamakan toilet.
Perbandingan kondisi toilet di negara maju dan negara berkembang tentu sangat berbeda, itu dapat kita buktikan dengan melihat kondisi toilet umum di tempat publik.
Bicara toilet umum di tempat kita, maka saat ini telah tersedia "Smart Toilet" di Halte TransJakarta, yang merupakan kerja sama antara PD Pal Jaya dengan TransJakarta dan PAM Jaya sebagai salah satu upaya peningkatan layanan sanitasi yang layak sesuai dengan taglinenya "For Better Sanitation".
Smart toilet yang baru terpasang saat ini di Halte Balai Kota dan Halte Monas dan direncanakan akan dipasang di 33 Halte TransJakarta.
Beberapa waktu lalu, Kompasianer Remy (termasuk yang bocor krannya) berkesempatan untuk mencoba fasilitas "Smart Toilet" di Halte Busway Balai Kota. Syarat pertama tentu Anda harus mempunyai kartu naik TransJakarta dan syarat kedua tentu Anda harus dalam kondisi injury time tidak bisa menahan pipis/buang air besar lagi.
Adapun cara penggunaan Smart Toilet adalah sebagai berikut:
Tap kartu -- Tap kartu pembayaran digital yang berlaku di halte Trans Jakarta (Mandiri, BCA, BNI, BRI, DKI, Mega), lalu lampu toilet akan menyala, toilet siap digunakan. Indikator lampu hijau untuk kosong, lampu kuning untuk isi dan lampu merah untuk tidak bisa digunakan.
Tarif --0 (gratis) hingga 31 Desember 2017 dan mulai 1 Januari 2018 dipungut Rp 2.000
Pengenaan tarif sebesar Rp 2.000 tiap kali masuk Smart Toilet adalah untuk biaya pemeliharaan dan operasional toilet itu sendiri. Smart Toilet ini sudah dilengkapi dengan instalasi pengolah air limbah atau biopal. Jadi dengan membayar, pengguna juga ikut andil dalam perawatan smart toilet sehingga dapat berkelanjutan.
Bagi kompasiner yang merayakan tahun baru di Monas malam ini, bila sedang kebelet mau pipis beol atau buang air kecil/besar dapat menggunakan fasilitas Smart Toilet ini tapi jangan saat jam 12 malam tepat saat perpindahaan tahun.Â
Tahan hasrat Anda beberapa saat, saksikan terlebih dahulu pestanya, baru curhat di Smart Toilet. Saran saya, jangan sampai Anda tertidur dalam toilet, hehehe.
Selamat Tahun Baru Warga Kompasiana Happy New Year, Moga Tahun 2018 Kompasiana makin Jaya
@Salam Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H