"Udah makan apa belom, Â jangan lupa makan ya!", menurut survey, pesan singkat ini yang paling sering dipakai baik di dunia maya maupun nyata dalam mengingatkan pasangan supaya jangan sampai telat makan, biasanya bagi pasangan baru menikah atau pasangan yang lagi kasmaran (diujung kalimat ditambah kata "sayang, hani, beib").Â
Kalau yang sudah lama menikah, pesannya berubah drastis jadi begini, "Jangan lupa cepatan transfer uang makannya ya Pak"!. Sumber survey di atas itu survey ala Cak Lontong ya.
Soal telat makan, pagi ini menjelang siang disela-sela rutinitas pekerjaan terdengar suara bos, "Wah perut perih neh dari pagi belum makan". Gumaman bos tersebut sayup sayup sampai ke telinga kami terus gelombang pesannya sampai ke otak kami, Ting ! lampunya terang bernyala. "Wah ini pertanda bagus neh, kesempatan ini jangan sampai terlewat".
Kami para staf saling pandang (mengirim telepati), terus semua bergerak seperti mengerti, serentak menjalankan misi gimana caranya agar hari ini bos tidak mengajak kami makan siang di tempat biasa (tenda biru). Pendekatan verbal dan pendekatan digital pun dilakukan.
Pendekatan verbal, yang kami andalkan sang sekretaris bos, Mbak Febby, asli asal Citayem, Bogor, agar waktu mengantar berkas, dapat sambil membujuk bos agar makan siangnya nga ke tenda biru.Â
Dengan semangat 45, Mbak Febby menyanggupi, katanya, "tenang, kalau itu mah beres atuh, tapi ada syaratnya kalian harus beli produk jamu ku ya". Deal mah kalo gitu. Mbak Febby ini disamping jadi sekretaris, ia juga seorang produsen jamu herbal.
Pendekatan digital, kami membuat broadcast di grup WA tentang food festival dengan harapan bos membuka dan membacanya. Output dan outcome misi kami jelas, ya tentu ditraktir makan siang enak, tapi kali ini pilihannya jangan sampai makan di tenda biru.
Kami semua sepertinya pede (percaya diri) banget ya, padahal belum tentu lho bos mengajak kami semua untuk makan siang bareng. Kata motivator terkenal, kan yang penting mencoba dan berusaha dulu masalah hasil itu belakangan.Â
Orang yang mencoba terus gagal terus bangkil lagi, itu lebih baik daripada orang yang tidak pernah melakukan apa-apa. Kami pede, karena memang bos kami itu perhatian banget dan sering mentraktir kami semua makan siang (colek dulu bos divisi lain di sebelah hihihi).
Jam waktu istirahat pun telah tiba, tiga menit pertama belom ada respon dari bos, kami pun gelisah saling mengirim kode kedipan mata sambil memperhatikan hape bos yang belum di sentuh. Tiga menit kedua, bos masih asyik tanda tangan berkas, kami pun gundah gundala, tapi tetap positive thinking.
Memasuki tiga menit ketiga, bos pun bersandar ke kursinya, terlihat lelah di wajahnya, dan handphone pun dipegangnya, tapi tetap belum ada respon. Kami berada di persimpangan, makan siang masing-masing atau tetap teguh berdiri seperti Monas tuk menunggu harapan kami hari ini menjadi nyata
Saat jam istirahat, PC komputer kerja dan lampu ruangan dimatikan (pengurangan konsumsi energi gedung) saatnya kami pergi makan ke tenda biru namun kami masih tetap berpikir positif, tiba-tiba terdengar suara bos, " Wah ini di ada food festival, pas sudah laper banget, sepertinya Saigon Vietnamese Food patut kita coba neh, ayo kita makan siang". Â Â
Pucuk dicinta, gadis citayem pun tiba, tanpa dikasih aba-aba kami menyahut serentak seperti paduan suara, "Iya pak, boleh tuh kita coba pak, sekarangkah pak berangkatnya?. Kata bos, "Nga, tahun depan aja, Ya sekarang lah, ayo kita cepat berangkat".
Sebuah organisasi yang punya visi misi yang jelas dan realistis sesuai sumber daya yang dimiliki maka target organisasi akan lebih cepat tercapai, begitu juga kami, visi misi kami jelas makan siang di traktir bos, maka semua sumber daya yang kami miliki dikerahkan dan disiapkan matang-matang.
Mobil sebelumnya sudah disiapkan ditempatkan ke parkiran terluar agar bisa langsung tancap gas, restoran sudah dikasih tanda di google map tinggal klik, track rute GPS siap mengarah ke lokasi kuliner, uang parkir pun disiapkan (masa parkir minta dibayarin bos juga, kata Bang Haji Rhoma, "Terlalu"). Tak lupa juga kami melonggarkan ikat pinggang biar saat perut melar nanti tak menganggu proses pernafasan.
Semua berangkat dengan senyum ceria, tapi meski begitu di hati kami tetap menjerit tetap ingat kepada tiga orang temen kami yang tidak bisa ikut karena ada yang lagi menempuh pendidikan pelatihan (diklat calon pejabat), ada yang lagi jatuh sakit dan ada yang mengambil cuti.
Perjalanan pun lancar, tak selang beberapa lama kami pun tiba di TKP, Kuliner Saigon Resto yang berlokasi di Jalan Mangga Besar Raya No. 72 Jakarta Barat. Resto Saigon adalah resto khusus menyajikan menu-menu masakan Vietnam.
![Welcome Saigon Resto - Langkah Bahagia](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/12/09/saigon-16-5a2bd69bcf01b4395118ac52.jpg?t=o&v=770)
![Suasana Resto Saigon](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/12/09/saigon-2-5a2bd6c0cf01b43a140bc072.jpg?t=o&v=770)
![Daftar Menu - Menerima Pesanan Antar Ke Kantor](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/12/09/saigon-18-5a2bd6e216835f425d5fce92.jpg?t=o&v=770)
![Kami makan dulu ya temen2](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/12/09/img-20171207-wa0031-5a2c073f16835f53ea224ec2.jpg?t=o&v=770)
Rasa lumpianya gurih enak dan harum aroma kopinya begitu nikmat seakan membuat kita terbang melayang ke Vietnam sana.
![Es Kopi Susu Vietnam](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/12/09/saigon-4-5a2bd7c2caf7db39d16979c4.jpg?t=o&v=770)
![Pho Bo - Kwietiaw Sapi Kuah](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/12/09/saigon-6-5a2bd864bde57539f312fdf3.jpg?t=o&v=770)
Suap demi suap, isi mangkok yang besar tadi mulai berkurang, diselingi minum es kopi susu vietnam yang begitu melegenda sejak kasus hukum "Kopi Bersianida" menyita perhatian kita semua beberapa waktu yang lalu.
![Dagingnya Melimpah](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/12/09/saigon-17-5a2bd8dcab12ae3e6211b2e4.jpg?t=o&v=770)
![Ban Cuoi -Pisangnya di import dari Citayem](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/12/09/saigon-8-5a2bd908caf7db3a0d2a4f33.jpg?t=o&v=770)
![Habis Ludes - Febby mau nambah tapi malu](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/12/09/saigon-10-5a2bd99ef133443bb8625ed2.jpg?t=o&v=770)
Juga sambil mengingatkan mereka, bagi temen yang diklat calon pejabat, agar kelak apabila ia nanti dilantik menjadi pejabat, dia dapat mencontoh bos kami yang sekarang ini, perhatian dan sering mentraktir makan-makan anak buahnya.
Bagi temen yang sakit, dengan melihat kami makan, semoga dapat mengunggah selera makan yang bersangkutan. Â Orang sakit biasanya selera makan berkurang karena liur terasa pahit. Atau nanti saya bantu suapin nga apa apa biar makannya nga pahit lagi dan dijamin cepat sembuh. Hihihihi.
Bagi temen yang cuti, dengan melihat seru-nya kami, ia dapat segera mempersingkat cutinya dan segera bergabung karena dia ini yang biasanya bertugas menghabiskan makanan. (Selamat menikmati cuti ya brother moga berhasil programnya and have fun).
Soal harga, dengan ukuran porsi dan cita rasa menu vietnam yang ditawarkan, harganya cocok dan sesuai (reasonable). Banyak para netizen berkomentar positif dan merekomendasikan restoran Saigon Vietnamese Food ini bahkan ada netizen yang mau balik ke situ mau makan bersama keluarga besarnya.
![Review Netizen](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/12/09/saigon-20-5a2bd9dadd0fa839bf515202.jpg?t=o&v=770)
Dengan senyum lezat bahagia, kami semua pun balik kembali ke kantor, dan dalam perjalanan, kami sempat tanya ke bos, kenapa hari ini ia memilih Resto Saigon, menurut ceritanya, Saigon Resto mengingatkan liburan dia ke Vietnam dulu, tepatnya ke Kota Danang.
Kalau saya, Saigon Resto mengingatkan saya akan lagu berjudul I Love U yang dipopulerkan oleh Grup Rock Band 'Saigon Kick'. Masa itu, di Indonesia grup band yang mirip warna musiknya, namanya Kidnap Katrina Band, vokalis Anang Hermansyah, lagu hit-nya : 'Biru". Kalau kompasianer kenal tau dengan band ini bearti kita sama, termasuk kids zaman old.
Nama Saigon Resto, cerita dari pemiliknya, Ibu Linda, diambil dari nama kota di Vietnam, Kota Saigon yang sekarang ini berubah menjadi Kota Ho Chi Mich City. Ibu Linda adalah orang Vietnam asli, yang sudah 7 tahun menetap di Indonesia dan sekarang sudah menjadi WNI. Ternyata rahasia resto ini adalah karena semua bahan dan rempah diimport langsung dari Vietnam termasuk Ibu Linda-nya, sehingga cita rasa asli Vietnam-nya begitu otentik. Â
![Ibu Linda - Owner Resto Saigon](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/12/09/saigon-11-5a2bda0b5e13733e2e3acc03.jpg?t=o&v=770)
Kami sarankan juga bagi temen-temen yang terlalu lama pacaran segeralah pasangannya di halal-in masa cuma jalan-jalan doang nikah-nya kagak, entar hubungan kalian akan diabadikan seperti nama jalan di Depok, "Jalan : Doang Jadiannya Kaga", kalau tidak percaya coba neh cek sendiri di Google Map.
![Nanti ada nama jalan pacaran doang nikahnya kaga](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/12/09/saigon-13-5a2bda3e16835f394b401713.jpg?t=o&v=770)
Jangan lupa tampillah yang berwibawa di hadapan calon mertua, karena menurut survey Cak Lontong, rata-rata calon mertua senang dengan calon menantu yang berwibawa, wi bawa mobil Mercedes, wih bawa kunci apartemen Meikart@, wih bawa sertifikat tanah, wih bawa tiket liburan luar negeri dan wih wih lainnya. (Mbak Febby bilang dong ke bos, liburan ke luar Citayem kapan? wkwkwk).
Kembali ke laptop, kami semua sudah sampai di kantor, kerja terasa bertenaga dan bersemangat lagi. Karena sudah deal, jadi besok harinya kami harus siap-siap membeli jamu bikinan Mbak Febby. "Terima kasih ya bos, hari ini kami ditraktir dengan masakan cita rasa Vietnam yang sungguh enak, kami siap menerima perinta selanjutnya pak" (# perintah makan bareng bersama bapak lagi hehehe : ).
@Salam Kompasiana.