Disaat rutinitas pekerjaan membuat lelah jiwa raga dan pusing kepala, bearti itu pertanda alarm, sudah saatnya rehat untuk refreshing. Ada dua pilihan, diam di rumah berkumpul bercekrama bersama keluarga tercinta atau pergi berlibur ke tempat wisata.
Pilihan pertama tentu murah meriah paling-paling santai sambil nonton tv, ada iklan produk fast food terbaru langsung pesan lewat go food terus makan bareng-bareng, atau nonton dvd film Marvel terbaru atau seri drama korea (dvd bajakan lebih murah lagi tapi itu ilegal).
Pilihan kedua, tentu untuk pergi liburan traveling memerlukan sejumlah budget yang kudu wajib tengok isi dompet dulu. Masih banyak lembaran Soekarno Hatta nya apa kagak atau tagihan kartu kreditnya sudah dilunasi apa belom.
Traveling pun ada dua pilihan, yang kelas backpacker atau kelas koper. Kalau backpacker bagi temen-temen yang diameter lingkar perutnya seperti bundaran HI agak berat rasanya coz bakalan ngosan-ngosan karena harus banyak jalan kaki.
Saya dan temen temen berencana pergi liburan bersama ala koper. Kami perlu rehat, karena sudah muncul tanda-tanda kelelahan jiwa raga. Ada yang emosinya turun naik nga stabil, hasil pekerjaan kurang maksimal hingga revisi terus. Bahkan ada yang jatuh sakit (kalau jatuh cinta lagi terus nikah lagi nga mengapa) ditambah lagi dengan mikirin tagihan. Jiwa raga kami perlu refresing kalau perlu diinstall ulang untuk itu liburan sekarang juga pilihannya.
Rapat kecil pun diadakan untuk membahas kemana sebaiknya kami berlibur, keputusan pun belum didapat karena harus sesuai dengan jadwal kesibukan temen teman dan kesesuaian budget. Seminggu kemudian, baru dapat diputuskan pergi berlibur ke Kota Solo.
Travelling ke Kota Solo, terpilih secara aklamasi tanpa ada interupsi dari para anggota, semua mengangkat handphone tanda setuju. Tentu saja kami semua setuju tanpa protes, karena liburannya nga perlu bayar alias biayanya GRATIS. Diskon aja kita demen apalagi gratis, betul ngak bro?
Ceritanya begini, rupanya bos kami kasihan melihat wajah kusut badan lesu kami dan beliau berbaik hati menjadi penyokong dana ditambah lagi bantuan dari seseorang NN maka terbentuklah lembaga donor yang membiayai akomodasi, transportasi dan kuliner selama kami di Solo. Khusus untuk souvenir dan oleh-oleh, kami juga dipersilahkan beli sepuasnya dan sebanyak yang kami mau tapi harus dipotong gajinya satu bulan. Ya kami harus tau diri lah masa oleh-oleh minta gratis juga wkwkwwk.
Besoknya tim bergerak, tiket pesawat, hotel dan transportasi travel pun dipesan secara online. Tempat tempat wisata dan kuliner terkenal di Kota Solo pun sudah dibrowsing dan diberi tanda. Kalau zaman now semuanya harus dipesan melalui aplikasi online kalau tidak, nga gaul namanya, apa kata dunia nanti. Zaman Now, masih gaptek, nga banget dah.
Untuk transportasi pesawat kami terlanjur membeli tiket maskapai penerbangan paling sering delay sedunia karena mencocokkan dengan jam keberangkatan dan tentu kami tergoda dengan harga tiketnya yang murah.
Untuk nginap kami memilih di Solo Paragon Hotel & Residence, karena terhubung langsung ke Mall, kebetulan semua temen adalah penggemar film bahkan cenderung cocok jadi kritisi film. Jadi kalau seminggu nga nonton mereka langsung gatal-gatal.Â