Thriller Film James Bond 007 terbaru Spectre sudah dirilis di Youtube (klik disini) dan tak sabar rasanya ingin tau cerita lengkapnya yang diputar pada bulan november nanti. Tak sabar juga ingin melihat akting si artis sexy, Monica Belucci dalam film yang diangkat dari novel karya Ian Flemming ini.
Saya adalah penggila film yang bertema mata-mata (spionase), sampai-sampai alam pikiran saya kadang terpengaruh sehingga apa yang terjadi di film dianggap oleh alam bawah sadar saya benar-benar terjadi di dunia nyata. Saya jadi teringat film Beautiful Mind, dimana matematikawan AS, John F. Nash Jr yang jadi tokoh cerita di film tersebut susah membedakan antara dunia nyata (realita) dan alam khayalan (imaginasi).
John Nash menganggap dirinya seorang mata-mata yang bertugas memecahkan kode-kode rahasia musuh (Uni Soviet) yang ada di koran dan majalah sesuai dengan keahliaan dalam menganalis angka-angka. Padahal hal tersebut tidak pernah terjadi, semua hanya halusinasi John Nash saja.
Apa yang terjadi pada John Nash kadang terjadi pada diri saya, hanya saja tidak separah doktor peraih nobel tersebut. Jadi ketika ada berita di koran dan televisi tentang terjadinya peristiwa kadang alam bawah sadar menangkap dan menganggap itu ada hubungannya dengan dunia spionase negara asing yang beroperasi di Indonesia.
Saya menganggap bahwa sejak dulu banyak negara-negara asing (terutama yang terdekat) tidak suka apabila melihat negara Indonesia menjadi negara maju dan besar. Negara kita mempunyai segalanya, dari sumber daya alam yang kaya dan sumber daya manusianya yang pintar jadi berpotensi jadi negara super power, yang tentu saja akan menjadi ancaman serius bagi negara mereka.
Sehingga berbagai cara dilakukan oleh negara-negara asing agar bangsa kita sengaja dibikin kacau balau di segala bidang kehidupan sehingga terlihat seperti bangsa yang tidak berdaya.
Modusnya bermacam-macam. Dimulai dari persahabatan yang berlanjut diam-diam melakukan penyadapan sampai-sampai yang disadap kepala negara. Kemudian pemberian dana hibah, memang terkesan pemberian cuma-cuma, tapi pasti ada maksud terselebung (hukum ada udang dibalik bakwan).
Lihat saja hibah bantuan pembangunan jalan lalu negara kita rame-rame bangun jalan protokol dan jalan tol dimana-mana, Ujung-ujungnya kita diminta banyak mengimpor sepeda motor. Tapi mobil sebelumnya proyek mobil nasional kita sengaja dibikin mandek dulu dengan sebab yang macam-macam.
Ada juga yang bermain di peraturan atau Undang-Undang, Masih ingatkan dengan UU Sumber Daya Air yang baru saja dibatalkan oleh MK. Sebelumnya dengan UU ini banyak perusahaan air minum denga modal asing menguasai sumber daya air di negara kita. Atau perusahan-perusahan asing yang menguasai tambang dan migas di Indonesia itu karena didukung oleh UU negara kita sendiri. Akibatnya SDA kita dikuras habis-habisan sehingga timbul pertanyaan, apa yang kita wariskan ke anak cucu nanti. Hutan-hutan yang gundul dan lubang-lubang tambang yang luas mengangga?.
Dibidang teknologi dirgantara tentu kita masih ingat, project pesawat N-250 yang pendanaannya dihentikan oleh IMF. Tentu ada pihak asing pasti tidak suka, menyusup dan berusaha membuat gimana caranya agar project strategis ini dapat digagalkan. Andai berhasil, tentu negara kita jadi pengekspor pesawat terbang yang nilainya jutaan dollar yang membuat negara maju secara ekonomi dan teknologi.
Di bidang teknologi kelautan, negara kita berhasil membuat kapal perang siluman canggih KRI Klewang. Tapi baru sehari diluncurkan besoknya habis terbakar dengan alasan akibat konslet aliran listrik padahal kapal ini dibuat dengan biaya RP 114 miliar (klik disini). Saya kira semua itu ada hubungannya dengan mata-mata pihak asing yang ikut berperan untuk menggagalkan project kapal tersebut.
Di bidang pendidikan, sering kita mendapat berita, beredarnya buku-buku pelajaran yang disisipi cerita atau hal-hal yang berbau pornografi. Kalau dipikir-pikir rasanya tidak mungkin orang Indonesia sendiri yang melakukannya demi menghancurkan moral bangsa sendiri. Hal ini pasti ada mata-mata pihak asing yang turut campur. Belum lagi serangan-serangan kebudayaan melalui internet yang kalau tidak disaring dapat berpengaruh negatif bagi anak-anak bangsa.
Di bidang olahraga terutama sepakbola, intelijen asing sengaja ikut berperan melalui bandar-bandar judi yang sengaja didanai untuk dapat melakukan pengaturan skor pertandingan sepakbola di Indonesia sehingga sepakbola kita terpuruk dan Timnas sepakbola kita tidak menjadi pesaing mereka karena selalu kalah dan kalah lagi.
Di bidang intelijen, kita masih ingat dengan meninggalnya anak genius Indonesia, Gayatri Wailissa (17), remaja asal Ambon yang mendunia karena menguasai 14 bahasa asing. Menurut keterangan dokter, ia meninggal karena pendarahan di otak (klik disini) . Dalam dunia Intelijen, Gayatri dapat dijadikan aset yang berharga karena keahliannya menguasai bahasa yang dapat membantu operasional mata-mata di lapangan dan rupanya pihak asing mungkin mencium hal ini apalagi diketahui Gayatri seorang anggota BIN (klik disini) dan kematian Gayatri pun masih misteri.
Terakhir, negara kita jadi transit sekaligus jadi pasar narkoba Internasional. Kalau dipikir-pikir kenapa para penyeludup narkoba dapat lolos pemeriksaan di negara lain sebelum mereka terbang datang ke Indonesia. Tentu ada kemungkinan adanya kesengajaan oleh pihak asing, biar aja diloloskan barang-barang haram tersebut ke Indonesia agar generasi muda kita hancur sehingga tidak ada generasi emas.
Beberapa waktu lalu, Bapak Presiden Jokowi melantik Bapak Sutiiyoso (Bang Yos) menjadi Kepala BIN. Dan melalui Bang Yos kita semua berharap usaha-usaha pihak asing yang ingin menghambat kemajuan bangsa Indonesia atau bahkan ingin menhancurkan sendi-sendi kehidupan bangsa kita dapat dicegah sedini mungkin dan kalau perlu dicegah sejak dinegaranya.
Diharapkan pula anggaran BIN dapat ditinggkatkan sehingga BIN dapat mencetak agen mata-mata selevel James Bond 007 dan menciptakan peralatan-peralatan secanggih ciptaan Dr.Q serta BIN mempunyai peralatan penyadapan canggih berbasis drone dan satelit seperti di film Enemy of State sehingga dapat mendukung keberhasilan operasi rahasia seperti Mision Imposible-nya Ethan Hunt. Saya yakin dengan sumber daya yang kita miliki, bangsa kita mampu dan dapat melakukannya.
Penutup. Opini yang saya tulis mungkin saat ini sudah dideteksi oleh BIN dan data diri saya sedang ditelisik. Semua ini mungkin karena saya terlalu paranoid atau hanya halusinasi saya saja gara-gara sering nonton film-film hollywood hehe. @SALAM KOMPASIANA.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H