Mohon tunggu...
Remy Riverino
Remy Riverino Mohon Tunggu... pegawai negeri -

....................Ingin selesai dengan diri sendiri...........................

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Artefak Museum Nasional Hilang, Ketahanan Nasional Terancam

13 September 2013   15:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:57 915
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia kita ini adalah sebuah negeri yang luar biasa. Begitu banyak anugerah Tuhan YME yang diturunkan dan diperuntukkan bagi negeri ini. Kita dititipkan Tuhan YME berupa kekayaan yang luar biasa baik yang ada di laut, di atas bumi maupun yang ada di perut bumi.

Bukan hanya itu, kita juga memiliki kekayaan ragam budaya yang tiada bandingnya di dunia, sampai-sampai bangsa lain ingin mengklaim budaya kita. Dan jangan lupa pula bahwa kita memiliki kekayaan sejarah. Semua itu harus kita kelola, kita jaga sebagai bentuk tanggung jawab kita demi menjaga harkat dan martabat bangsa.

Kekayaan sejarah, ya kita memiliki kekayaan sejarah dan semua itu sebagian besar tersimpan di museum. Salah satunya adalah Museum Nasional (Museum Gajah) yang terletak di Jakarta. Museum yang letaknya dekat Monas ini memiliki koleksi kurang lebih 1.400 benda-benda atau artefak bersejarah.

Ketika diberitakan bahwa Museum Nasional telah kehilangan empat buah artefak dari bahan material emas yang seluruhnya merupakan peninggalan Kerajaan Mataram Kuno abad ke-10, kita jadi sangat prihatin, sedih dan kuatir.

Artefak-artefak yang hilang dicuri tersebut adalah (1) Lempek Naga Mendekam Berinskipsi, berbentuk naga bermahkota dalam posisi melingkar, (2) Lempeng Bulan Sabit Beraksara, bentuknya seperti bulan sabit dan deretan segitiga seperti cakar, (3) Wasah bertutup (cepuk), benda ini berbentuk seperti dandang tertutup tanpa pegangan dan tutupnya berbentuk bundar; (4) Lempeng Harihara, artefak ini berbentuk lembaran melukiskan arca Harihara yang berdiri di atas bantalan teratai ganda. Lembaran mengandung mantra-mantra dewa dan hanya terdapat di Indonesia dan India.

Kekwatiran saya mungkin berlebihan tapi adalah beralasan bahwa dengan hilangnya artefak-artefak ini bukanlah hal yang dapat diangggap yang biasa (sepele), hal ini sudah termasuk ancaman bagi ketahanan nasional kita. Pencurian artefak bersejarah adalah sama ancamannya dengan terorisme atau sama ancamannya dengan separatisme yang menganggu keutuhan NKRI.

Kenapa termasuk ancaman ketahanan nasional? Ini berawal dari pemikiran bahwa benda-benda artefak yang dimiliki bangsa Indonesia adalah sebagai bukti rekam jejak kebesaraan sejarah bangsa ini di masa lalu dan bukti jati diri bangsa kita.

Bangsa kita adalah bangsa yang besar dan hal itu hanya dapat dibuktikan dengan benda-benda bersejarah yang mengandung database (informasi) mengenai perjalanan bangsa ini dimana banyak berdiri kerajaan-kerajaan besar dan pernah ada peradaban-peradaban yang sudah maju di masa lalu.

Kalau benda-benda bersejarah ini sampai hilang atau berpindah tangan sampai berada di negeri orang lalu apa yang dapat kita buktikan bahwa kita ini bangsa besar. Catatan perjalanan bangsa kita lambat laun akan hilang dari peta sejarah lalu tidak ada lagi warisan sejarah untuk anak cucu kita di masa depan, jangan sampai generasi kita kehilangan jati diri mereka sebagai bangsa yang besar ini.

Kebesaran sejarah merupakan aset yang tak ternilai harganya bagi suatu bangsa dan bila bukti-buktinya yang terekam di benda-benda bersejarah tersebut sampai hilang atau terhapus maka terhapus jualah bagian sejarah bangsa dan hal itu dapat menghilangkan jati diri suatu bangsa Jadi jelas hal ini merupakan ancaman ketahanan nasional bagi suatu bangsa.

Saatnya Pemerintah memberikan perhatian yang lebih terhadap keberadaan benda-benda bersejarah yang ada di museum-museum yang ada di Indonesia. Mulai dari perbaikan sistem keamanan museum yakni melengkapi dengan peralatan keamanan seperti memperbanyak CCTV (kamera pengintai) dan alat scanning. Supermarket saja punya CCTV dan scanning untuk mencegah pencurian apalagi museum yang notabene menyimpan benda-benda berharga baik sejarah maupun materialnya (permata, emas dan perak).

Disamping peralatan, museum juga harus dijaga oleh petugas keamanan yang professional kalau perlu melibatkan institusi kepolisian sehingga penjagaan museum lebih maksimum. Namun bila prosedur keamanan ketat harus dilaksanakan tapi harus tetap menjamin kenyamanan para pengunjung museum. Kalau saya seh kepingin sistem keamanannya yang canggih seperti di film-film hollywood yang bercerita tentang pencurian.

Kesejahteraan para pegawai museum juga harus turut diperhatikan dan ditingkatkan untuk mencegah penjualan atau pencurian benda museum karena ada beberapa kasus pencurian atau hilangnya benda museum dilakukan atau melibatkan orang dalam museum sendiri karean alasan ekonomi. Seperti kasus hilangnnya benda sejarah di museum di Solo beberapa tahun yang lalu.

Ditakutkan, bila arfetak-artefak tersebut di curi oleh para pencuri kelas teri yang hanya melihat nilai material emasnya maka yang mereka lakukan adalah segera meleburnya kemudian menjualnya ke pasar (tapi jangan sampai hal itu terjadi deh). Dan kalau pencurian itu dilakukan oleh pencuri professional maka masih ada harapan benda tersebut kondisinya masih utuh.

Semoga pihak kepolisian dapat secepatnya mengungkap kasus pencurian ini dan artefak-artefak tersebut dapat segera ditemukan dan dikembalikan ke negara. Untuk itu perlu dukungan dan bantuan semua pihak, masyarakat dan terutama para kolektor benda-benda bersejarah agar dapat bekerjasama dengan Polri bila ada informasi sekecil-kecilnya tentang artefak-artefak tersebut agar dapat segera memberitahukannya ke pihak Polri.

Ada baiknya benda-benda bernilai seni dan sejarah tinggi miliki negara segera diteliti, didokumentasikan secara detail baik secara scanning mikro maupun tiga dimensi. Hal ini untuk menghindari pemalsuaan apabila memang ternyata artefak museum berhasil dicuri, dan pada saat ditemukan kembali, kita akan dapat memastikan bahwa benda itu asli apa palsu berdasarkan data dokumentasi detail di atas.

Saya setuju dengan gagasan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bahwa benda-benda bersejarah yang ada di museum agar dapat diduplikasi sehingga yang dipamerkan adalah duplikatnya. Sedangkan yang aslinya disimpan ditempat yang aman dari pencurian, kebakaaran dan bencana alam. Hal ini untuk mencegah terjadi apa-apa atau hal-hal yang tidak diinginkan.

Penutup, Semoga negara dan pemerintah benar-benar memperhatikan dan melindungi benda-benda bersejarah dan menganggap hal ini adalah bagian dari ketahanan nasional karena dari benda-benda bersejarah itulah rekam jejak peradaban serta jati diri bangsa ini berawal (*)

SALAM KOMPASIANA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun