Mohon tunggu...
Rembulan Pagi
Rembulan Pagi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bullying Buzzers Ahok di Sosial Media & Bahaya Politik Massa Mengambang

14 Agustus 2016   18:39 Diperbarui: 14 Agustus 2016   19:46 4713
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto diambil dari: professeurc.wordpress.com

Banyak yang tidak percaya bahwa 10.000 relawan tersebut adalah manusia semua, karena sebagian besar diantara mereka adalah akun-akun anonym atau robot.

Hal ini sangat logis, karena menurut sebagian besar relawan Jokowi yang memang bergerak di akar rumput, pasukan cyber AHOK adalah para robot. Dan jumlahnya hanya sekitar 200 orang. Berarti ini sangat logis jika tiap orang dari 200 tersebut memiliki 50 akun robot yang bisa dimainkan setiap saat.

Jadi kita musti waspada cara-cara buzzer sosial media ini bekerja. Karena apa yang mereka sampaikan adalah tak lebih dari fakta semu yang dalam kenyataannya jauh dari panggang api.

Terakhir, saya jadi ingat apa yang pernah disampaikan oleh Ketum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, yang menyebut para buzzer ini sebagai tim “sampingan”. Jadi ya sudah sewajarnya kalau para buzzer ini kita kesampingkan saja. Hehehehe...

Tapi saya menjadi bersyukur dan lega juga dengan pesan Presiden Jokowi saat menghadiri membuka acara Hari Pramuka ke-55 dan Jambore Nasional X di Bumi Perkemahan Cibubur (14 Agustus 2016) tadi pagi. Begini pesan Pak Jokowi tadi pagi "media sosial jangan digunakan untuk hal-hal yang tidak produktif, apalagi digunakan untuk mencela, jangan. Untuk mengumpat, jangan. Untuk merendahkan orang lain, jangan".

Oleh karena tugas kita bersama sebagai publik yang sadar serta kritis adalah membangun dukungan  dan kekuatan politik massa dalam perjuangan untuk mewujudkan cita-cita nasional yang tertuang dalam Konstitusi, maka apa yang dilakukan oleh para buzzer atau terorris sosmed itu tak lebih dari upaya untuk menciptakan kondisi politik seperti di era Orba “politik massa mengambang”.Sudah terlihat jelas partai politik yang berada dalam barisan Gubernur AHOK (GOLKAR, HANURA, NASDEM) beserta tabiat politiknya yang jauh dari pemihakannya terhadap wong cilik. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun