Mohon tunggu...
Rembulan Pagi
Rembulan Pagi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bullying Buzzers Ahok di Sosial Media & Bahaya Politik Massa Mengambang

14 Agustus 2016   18:39 Diperbarui: 14 Agustus 2016   19:46 4713
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Begitulah strategi dan tujuan dari “bullying” pendukung fanatik (buzzer) pak Gubernur itu.

Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana cara kerja dan jejak kerja mereka di dunia daring?

Untuk menjawab pertanyaan ini, sebenarnya apa yang telah diungkap oleh pengamat geopolitik dari Universitas Indonesia, Mahmud Syaltout. Mahmud Syaltout setidaknya telah mengamati dan mencatat jejak-jejak kerja para BUZZER pak Gubernur itu dalam dua contoh kasus besar yang cukup berisiko bagi sang Gubenrnur.

Kasus pertama yang diteliti oleh Mahmud Syaltout adalah kasus suap reklamasi yang berujung pada pemanggilan sang Gubernur oleh KPK. Dalam kasus ini, terlihat sekali bagaimana strategi mereka menggabungkan “media setting” di media massa yang digabungkan dengan kerja buzzer plus “bullying”. Mahmud Syaltout bahkan sampai mampu menunjukkan kepada kita tentang peran dari masing-masing buzzer sang Gubernur tersebut. Selengkapnya sila buka ini “Jejak Digital Buzzers Sang Gubernur”.

Penelitian kedua yang dilakukan oleh Mahmud Syaltout adalah berkaitan dengan kasus Gugatan Nelayan terhadap Reklamasi. Dalam kasus ini, sebenarnya nelayan Teluk Jakarta bersama Koalisi Selamatkan Teluk Jakarta telah memenangkan Gugatan di PTUN atas Reklamasi Pulau G. Tapi apa yang terjadi?.

Gubernur AHOK yang sebelumnya menantang para nelayan dan para aktifis pergerakan yang menolak reklamasi Teluk Jakarta untuk melakukan gugatan di pengadilan. Nah ketika saran Pak Gubernur itu dilakukan dan menang, Gubernur AHOK justru bersikeras dengan menyatakan bahwa "Kalau buat saya itu (putusan PTUN) enggak ada masalah. reklamasi tetap jalan. Kami punya izin sendiri”.

Mau lebih jelas bagaimana hasil penelitian dari Mahmud Syaltout? Selengkapnya di Jejak Digital Ahok, Reklamasi dan PTUN

Sudah jelas kan strategi kerja, pola dan tujuan dari para Buzzers pak Gubernur AHOK selama ini?

Oh iya, tentunya strategi kerja diatas tidak mungkin berjalan sukses tanpa ada dukungan dari publik sosial media. Nah untuk menjalankan operasinya, mereka sebenarnya telah berbagi peran masing-masing. Ada yang bertugas untuk menciptakan materi atau konten (baik sebagai citra positif atau black campaing). Ada yang bertugas untuk komentar di berbagai kolom komentar berita, ada yang bertugas untuk me-retwitt atau menyebarluaskan konten.

Kekuatan sumber daya mereka dalam perang dunia daring ini belum ada yang mengupasnya secara detail. Ini karena pola komunikasi mereka selama ini sangat tertutup bagi media massa/ wartawan di luar lingkarannya. Apalagi publik seperti kita ini. Ingat kisah sebuah kelompok relawan "sumber sosial media" yang sangat eksklusif kan? 

Tetapi untuk mengukur seberapa besar kira-kira kekuatan mereka, kita bisa menghitung dari jumlah target relawan aktif di sosial media yang pernah disampaikan oleh kelompok relawan "sumber sosial media". "sumber sosial media" pernah menyatakan bahwa target relawan aktif di sosial media adalah 10.000 orang. Tapi apakah 10.000 orang tersebut adalah orang beneran?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun