AHOK, sosok yang saat ini dicitrakan konsisten & bersih, seolah menjadi tumpuan atas berbagai persoalan di Ibukota negara ini. Namun apakah demikian fakta-faktanya yang mengikutinya sepanjang sejarah politiknya sejak muncul di hadapan publik?
Ahok mulai muncul di publik ketika menjadi anggota DPRD (2014-2009) Kab Belitung Timur dari Partai Perhimpunan Indonesia Baru (PPIB). Merasa memiliki kesempatan dari perubahan situasi politik yang tersedia saat itu, yaitu pemilihan kepada daerah langsung untuk pertama kalinya, AHOK mencoba untuk maju sebagai calon Bupati Belitung Timur.
Ditengah situasi kejenuhan politik di publik yang muak kepada partai politik, AHOK mencoba mengambil momentum tersebut untuk memperoleh kedudukan eksekutif yang membuka kesempatan lebih besar terhadap ambisinya terhadap kekuasaan.
AHOK akhirnya memilih melepaskan jabatan anggota DPRD Belitung Timur dan menyatakan diri maju sebagai Calon Bupati dengan dukungan PPIB, PNBK dan beberapa partai kecil lainnya. Dan akhirnya AHOK terpilih sebagai Bupati Belitung periode 2005-2010 bersama wakilnya Khairul Efendi dari partai Nasional Banteng Kemerdekaan (PNBK).
Kemenangan AHOK saat itu, sesungguhnya bukanlah sesuatu luar biasa karena memang momentum pilkada langsung membuka kesempatan sama bagi bagi siapapun yang didukung partai politik untuk berlaga. Apalagi pada saat itu adalah masa dimana keberadaan parpol sedang dalam situasi kejenuhan. Sehingga kemunculan figur-figur baru dalam kancah politik seolah menjadi jawaban atas kegelisahan publik. Karena pada saat ini pula kemunculan sosok JOKOWI yang fenomenal juga dimulai. Jokowi pertama kali muncul di dunia politik setelah terpilih sebagai Walikota Solo pada 2005.
Beda AHOK dan JOKOWI. JOKOWI yang terpilih sebagai Walikota SOLO untuk periode 2005-2010 terus menjalankan amanah hingga akhir jabatan dan terpilih untuk periode keduanya, namun AHOK berbeda.
Sejak terpilih sebagai Bupati Belitung Timur periode 2005-2010, AHOK merasa bahwa popularitasnya yang terdongkrak harus dimanfaatkan untuk jabatan politik yang lebih tinggi. AHOK tinggalkan posisinya sebagai Bupati Belitung Timur pada Desember 2006 untuk mencalonkan diri sebagai Calon Gubernur Bangka Belitung pada Pigub 2007.
Keputusan Ahok untum maju sebagai Gubernur Bangka Belitung pada 2006 dilandasi oleh penilaian pribadinya bahwa selama menjabat sebagai Bupati Belitung Timur ia merasa telah berhasil dan harus ditularkan ke wilayah yang lebih besar.
Namun apa yang terjadi? AHOK Kalah dalam Pilgub Bangka Belitung 2007. Ia frustasi. AHOK kemudian menyatakan diri untuk mundur dari dunia politik. Saat itu, AHOK pernah menyampaikan pesan kepada Bu Kartini Syahrir (istri dari Pendiri Partai Perhimpunan Indonesia Baru yang menjadi kendaraan poliik pertama AHOK).
Kepada Bu Kartini Syahrir, AHOK berkata “saya ingin mundur dari dunia politik Bu. Saya ingin menjadi pendeta saja, yang tidak terbebani dosa tapi dapat membantu rakyat kecil”.
Tetapi sejarah berkata lain. Menurut berbagai sumber, niat AHOK mundur dari politik iu ternyata hanya kamuflase semata. Alasan AHOK keluar dari Partai Perhimpunan Indonesia Baru karena AHOK merasa bahwa partai tersebut sudah tidak layak untuk dijadikan kendaraan politik berikutnya. Fakta ini terbukti ketika AHOK kemudian masuk menjadi anggota Partai Golkar untuk maju sebagai anggota DPR RI pada Pemilu 2009.